Liputan6.com, Padang - Ribuan warga Padang, Sumatera Barat memperebutkan gula pasir dalam acara Festival Serak Gulo yang diselenggarakan warga keturunan India di Jalan Pasa Batipuh, depan Masjid Muhammadan, Minggu (1/12/2024).
Tradisi yang diadakan untuk memperingati hari wafatnya ulama asal India, yakni Shaul Hamid ini berlangsung setiap tahun pada 1 Jumadil Akhir penanggalan kalender Hijriah.
Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan M. Fauzan mengatakan pada tahun ini, gula yang dibagikan sebanyak lima ton. Tiga ton di antaranya merupakan bantuan dari Pemko Padang.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Puncak serak gulo berlangsung sejak pukul 17.00 WIB dan selesai pukul 18.00 WIB. Sebelum dibagikan, gula pasir yang dibungkus dengan kain berwarna-warni terlebih dahulu didoakan.
Lalu, dilanjutkan dengan pemasangan bendera hijau berlambang bulan dan bintang pada bagian atas masjid.
Setelah itu, panitia membawanya ke atas atap Masjid Muhammadan serta empat panggung lainnya pada sisi kanan dan kiri masjid untuk dilempar. Begitu gula dilempar, ratusan warga berebut terdiri dari tua, muda, hingga anak-anak untuk mendapatkan gula.
Sementara Pj. Wali Kota Padang Andree Algamar menyampaikan apresiasi kepada warga keturunan India di Padang yang telah menjaga dan melestarikan tradisi serak gulo ini dari generasi ke generasi.
"Oleh sebab itulah, kita usulkan kepada pemerintah, serak gulo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke pemeritnah pusat dan alhamdulillah disetujui," ujarnya
Serak gulo, lanjutnya, tidak hanya bernilai sejarah, tapi menjadi bukti bagaimana Kota Padang merupakan kota yang multietnis.
"Ini juga menjadi sarana mempererat keakraban dan kebersamaan di antara warga. Kita lihat semua warga Padang berkumpul dan berbaur di sini," tambahnya.
Pemerintah Kota (Pemko) Padang, imbuh dia, berkomitmen untuk selalu mendukung pelaksanaan tradisi Serak Gulo setiap tahun.
"Kalau bisa, jumlah gula yang dibagikan lebih banyak tahun ke depan," ia menambahkan.
Simak Video Pilihan Ini:
Makna Serak Sulo
Dilansir dari pariwisata.padang.go.id, tradisi serak gulo konon telah berjalan selama 200 tahun. Tradisi ini sudah dilakukan sejak etnis India mulai masuk ke pesisir barat Sumatera, tepatnya di Kota Padang.
Tradisi serak gulo memang hanya dilakukan oleh warga Muslim keturunan India di Kota Padang secara turun-temurun. Tradisi ini biasanya digelar setiap tahun, yakni setiap 1 Jumadil Akhir penanggalan Hijriyah.
Tradisi ini diyakini sebagai simbol rasa syukur umat Muslim keturunan India atas rezeki yang diterima sepanjang tahun.
Adapun tradisi serak gulo di Padang sudah melalui proses akulturasi budaya yang panjang. Namun, akulturasi budaya tersebut tak meninggalkan nilai-nilai yang dibawa langsung dari daerah asalnya di India, yakni di Nagapattinam, Tamil Nadu, India.
Advertisement