Liputan6.com, Padang - Rendang bukan satu-satunya kekayaan kuliner Sumatra Barat. Ada sajian khas Padang lainnya yang layak masuk dalam menu favorit kuliner Nusantara, yakni soto padang.
Bukan sekadar makanan, dalam semangkuk soto padang terdapat beragam komposisi dan kisah sejarah di baliknya. Konon, soto telah menjadi salah satu hidangan khas Padang yang sudah ada sejak dulu.
Mengutip dari indonesiakaya.com, soto padang menyajikan kuliner berkuah kaldu sapi yang disajikan dengan aneka isian, seperti irisan daging sapi yang sudah digoreng kering, bihun, dan perkedel kentang. Tak lupa, taburan kerupuk sagu merah muda, seledri, bawang goreng, sambal lado, dan jeruk nipis menyempurnakan hidangan ini.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Soto padang memiliki ciri khas berupa irisan dagingnya yang terasa garing. Meski renyah, irisan daging itu tetap terasa empuk.
Untuk mendapatkan tekstur yang pas, daging sapi diolah dengan cara direbus terlebih dahulu hingga empuk. Selanjutnya, potongan daging digoreng hingga garing.
Adapun air rebusan daging sapi tidak dibuang begitu saja, melainkan dijadikan kaldu untuk kuah soto.
Kuah tersebut memiliki rasa gurih. Ditambah lagi, aneka rempah-rempah yang digunakan menambah kelezatan kuah tersebut.
Soto padang merupakan soto dengan bumbu rempah terbanyak, yakni 16 ragam. Bumbu-bumbu dalam soto padang, di antaranya lengkuas, serai, kapulaga, bawang putih, bawang merah, gula pasir, jahe, merica, kemiri, daun salam, cengkeh, kayu manis, pala, bunga lawang, daun bawang, dan daun seledri.
Kekhasan lain soto padang adalah tidak menggunakan santan kelapa, sebagaimana juga soto di wilayah Jawa, Surabaya, dan Madura. Tentu hal ini tergolong unik mengingat makanan khas Padang lain umumnya menggunakan santan.
Soto padang bisa dengan mudah ditemukan di berbagai restoran Padang di seluruh Indonesia. Beberapa penjual soto padang di Kota Padang yang terkenal enak adalah Soto Simpang Karya, Soto Taluak Tampuruang, Soto Garuda, dan Soto Bopet Rajawali.
Sebagai informasi, soto telah menjadi sajian yang umum ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Sejarah keberadaan soto juga telah melalui perjalanan panjang.
Konon, soto masuk ke Indonesia pada abad ke-19 melalui Semarang. Hal itu bisa dilihat dari arsip foto era kolonial yang memperlihatkan banyaknya penjual soto yang berkeliling dengan memikul dagangannya.
Dalam Nusa Jawa Silang Budaya 2: Jaringan Asia, sejarawan Denys Lombard mengatakan bahwa soto berasal dari pengaruh sop Tionghoa yang disebut caudo (sop daging). Orang-orang imigran Tionghoa kemudian memperkenalkan caudo di Semarang, hingga akhirnya menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.
Namun dalam perkembangannya, soto juga mendapat pengaruh dari India. Hal itu terlihat dari penggunaan kuah kari di beberapa jenis soto di Indonesia, seperti soto sulung, soto betawi, dan soto madura.
Selanjutnya, soto juga mendapat pengaruh beragam kebudayaan lain. Hal ini pula yang membuat Indonesia memiliki ragam soto yang kaya di berbagai daerah.
Setidaknya, ada sekitar 75 ragam soto yang tersebar di 22 daerah kuliner dari 34 daerah kuliner. Sebanyak 61 ragam soto terdapat di Jawa-Madura, sisanya ada di Sumatra, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan.
Mayoritas ragam soto berkuah kaldu. Namun. ada pula yang tidak menggunakan kuah kaldu. Salah satu soto yang menggunakan kuah kaldu adalah soto padang.
Penulis: Resla