Liputan6.com, Yogyakarta - Gua Kiskendo di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi bukti pertemuan antara kekayaan geologi dan warisan budaya Jawa. Destinasi wisata yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut ini menyimpan formasi batuan berusia jutaan tahun sekaligus cerita pewayangan yang telah dilestarikan selama berabad-abad.
Mengutip dari berbagai sumber, tempat ini terletak di Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, gua yang ditemukan pada tahun 1820. Tempat ini memiliki kedalaman mencapai 1,5 kilometer.
Advertisement
Gua Kiskendo mulai dibuka secara resmi sebagai destinasi wisata oleh Dinas Pariwisata DIY pada tahun 1987, sebelum pengelolaannya dialihkan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo pada 2005. Menurut Peta Geologi Lembar Yogyakarta yang disusun Rahardja dan tim pada tahun 1995, Gua Kiskendo merupakan bagian dari Formasi Jonggrangan.
Advertisement
Baca Juga
Formasi ini terdiri dari berbagai jenis batuan seperti konglomerat, napal tufan, dan batupasir gampingan. Struktur geologis gua ini juga mencakup sisipan lignit, batu gamping berlapis, dan batugamping koral.
Keunikan geologi Gua Kiskendo terletak pada pertemuan dua formasi batuan berbeda umur yang tidak selaras. Formasi pertama adalah Old Andesite Formation berupa batuan andesit yang terbentuk sekitar 23-15 juta tahun lalu.
Formasi kedua adalah batu gamping dari Formasi Jonggrangan yang berusia sekitar 15-5 juta tahun lalu. Nilai sejarah gua ini diperkaya dengan kisah pewayangan yang divisualisasikan melalui relief di area pintu masuk.
Relief tersebut menggambarkan pertempuran antara Mahesa Sura, raja Kerajaan Kiskendha, dan patihnya Lembu Sura melawan dua kesatria wanara bersaudara, Subali dan Sugriwa. Pertarungan ini terjadi saat kedua wanara tersebut menjalankan perintah para dewa untuk menyelamatkan Dewi Toro yang diculik Mahesa Sura.
Pengelola Gua Kiskendo menyediakan pemandu wisata untuk memastikan keselamatan pengunjung selama menjelajahi lorong-lorong gua. Area wisata ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti lahan parkir, pendopo untuk beristirahat, masjid, dan toilet umum. Wisatawan dapat mengakses seluruh fasilitas dan menikmati pesona gua dengan membayar tiket masuk seharga Rp10.000.
Penulis: Ade Yofi Faidzun