Harga Batu Bara Anjlok, Laba Adaro Energy Turun 40%

Harga batu bara melemah 19% membuat keuntungan PT Adaro Energy Tbk tergerus hampir 40% menjadi AS$ 231,23 juta pada 2013.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Mar 2014, 15:15 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2014, 15:15 WIB
rupiah-131231d.jpg

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO), salah satu perusahaan batu bara yang tercatat di pasar modal membukukan laba bersih turun 39,99% menjadi US$ 231,23 juta pada 2013 dibandingkan periode 2012 sebesar US$ 385,34 juta.

 

Penurunan ini diikuti pendapatan yang terkikis 11,78% menjadi US$ 3,28 miliar pada 2013 dari tahun 2012 senilai US$ 3,72 miliar. Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir menuturkan, penurunan laba bersih ini dikarenakan penurunan harga jual rata-rata sekitar 19% year on year (yoy).

 

“Harga batu bara terus mendapatkan tekanan pada 2013 terutama karena kelebihan pasokan di pasar batu bara dan harga domestik yang lebih rendah di China,” ujar Garibaldi, dalam keterangan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/3/2104).

 

Meski demikian, perseroan mencatatkan produk naik 11% year on year menjadi 52,3 juta ton pada 2013 dari 47,2 juta ton. Beban pokok pendapatan perseroan turun menjadi US$ 2,54 miliar pada 2013 dari tahun 2012 sebesar US$ 3,72 miliar. Dengan penurunan itu, laba kotor turun menjadi US$ 739,18 juta pada 2013. Laba usaha perseroan turun 36,11% year on year menjadi US$ 534,28 juta pada 2013. Dengan melihat kinerja itu, laba bersih per saham dilusi turun menjadi 0.00673 pada 2013.

 

Total kewaijban perseroan turun 4% menjadi us$ 3,53 miliar pada 31 Desember 2013. Perseroan terus melakukan pembayaran utang sehingga utang berbunga turun 9% menjadi US$ 2,22 miliar pada 2013. Total aset perseroan pun stabil menjadi US$ 6,73 miliar pada Desember 2013.

 

Belanja Modal

Perseroan mencatatkan penurunan belanja modal mencapai 66% menjadi US$ 165 juta pada 2013. Belanja modal itu sejalan dengan rentang belanja modal yang ditargetkan sekitar US$ 150 juta-US$ 200 juta.

 

“Belanja modal itu untuk pemeliharaan dan akuisisi lahan. Proyek infrastruktur perusahaan telah mencapai tahap akhir dan armada alat berat yang ada memiliki kapasitas yang memadai untuk mencapai target produksi 2014,” kata Garibaldi.

 

Pada perdagangan saham Selasa (11/3/2014), saham ADRO bergerak turun 3% menjadi Rp 970 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp 57,1 miliar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya