Dua Emiten Operator CDMA Masih Rugi

Dua perusahaan telekomunikasi operator CDMA masih mencatatkan kinerja keuangan kurang cemerlang sepanjang 2013.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Mar 2014, 12:45 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2014, 12:45 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
(Foto: BPKAD)

Liputan6.com, Jakarta Dua perusahaan telekomunikasi operator code division multiple access (CDMA) masih mengalami kinerja kurang cemerlang pada 2013. Salah satunya disebabkan karena kenaikan beban.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) membukukan kenaikan rugi bersih mencapai Rp 2,53 triliun sepanjang 2013. Rugi bersih ini naik 62,15% dari rugi bersih tahun 2012 sebesar Rp 1,56 triliun.

Kenaikan rugi bersih lantaran perseroan mencatatkan kenaikan beban usaha sebesar 24,23% menjadi Rp 4,03 triliun pada 2013. Perserpan mengalami kenaikan beban usaha operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi naik menjadi Rp 1,7 triliun sepanjang 2013. Penjualan dan pemasaran naik menjadi Rp 404,49 miliar pada 2013.

Mengutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/3/2014), pendapatan perseroan naik 47,27% menjadi Rp 2,42 triliun pada 2013. Rugi usaha naik tipis menjadi Rp 1,61 triliun sepanjang 2013.Dengan melihat kinerja itu, rugi per saham dasar naik menjadi 39.98 pada 2013.

Total liabilitas pun naik 37% menjadi Rp 12,81 triliun pada 31 Desember 2013. Perseroan mencatatkan pinjaman jangka pendek sekitar Rp 1,9 triliun pada 31 Desember 2013. Tahun sebelumnya, perseroan tidak mencatatkan pinjaman jangka pendek.

Ekuitas perseroan turun 38,81% menjadi Rp 3,04 triliun pada 31 Desember 2013. Perseroan mengantongi kas sekitar Rp 915,08 miliar pada 31 Desember 2013.

Kinerja PT Bakrie Telecom Tbk

PT Bakrie Telecom Tbk pun masih mencatatkan rugi bersih sepanjang 2013. Akan tetapi, perseroan mampu menekan rugi bersih sekitar Rp 493 miliar menjadi Rp 2,64 triliun pada 2013.

Perusahaan yang memiliki kode emiten BTEL ini menekan beban keuangan dari Rp 784,85 miliar pada 2012 menjadi Rp 738,41 miliar pada 2013. Selain itu, pendapatan bunga perseroan naik menjadi Rp 2,96 miliar pada 2013.

Perseroan masih mengalami rugi selisih kurs tinggi mencapai Rp 1,88 triliun pada 2013 dibandingkan 2012 sebesar Rp 310,17 miliar.

Namun, pendapatan perseroan turun 12,27% menjadi Rp 2,07 triliun pada 2013. Pendapatan usaha dari jasa telekomunikasi dan jasa interkonekasi mengalami penurunan sepanjang 2013.

Perseroan mampu mencatatkan laba usaha menjadi Rp 3,61 miliar pada 2013 dari tahun sebelumnya rugi Rp 500,37 miliar. Perseroan mampu menekan beban usaha 27,69% menjadi Rp 2,06 triliun sepanjang 2013.

Total liabilitas pun melonjak sekitar 36,47% menjadi Rp 10,13 triliun pada 31 Desember 2013. Perseroan mengalami deefisiensi modal sekitar Rp 1 triliun pada 31 Desember 2013.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya