Otoritas Bursa Yakin IHSG Bakal Hijau Usai Pemilu

Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat kembali naik setelah Pemilu.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 11 Apr 2014, 14:40 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2014, 14:40 WIB
BEI
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat kembali berada di zona hijau setelah pemilihan umum (Pemilu). Penurunan indeks saham yang terjadi kemarin merupakan hal biasa.

"Saya sampaikan kemarin, pergerakan IHSG naik turun. Lihat kemarin merah sekarang menghijau," ujar Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito, saat ditemui wartawan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/11/2014).

Ia menuturkan, IHSG akan membaik setelah Pemilu. Hal itu melihat secara historis pada pemilu sebelumnya. Sebagai informasi,laju IHSG sempat merah pada awal sesi pertama perdagangan saham Jumat 11 April 2014. IHSG sempat melemah ke level 4.734, dan akhir bergerak di zona hijau. IHSG ditutup naik 21,10 poin ke level 4.786,83 pada sesi pertama Jumat 11 April 2014.  Secara sektoral sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar dan konstruksi.

Hal senada dikatakan Direktur Utama PT Kresna Graha Sekurindo, Michael Steven mengatakan, IHSG turun tajam kemarin didorong dari aksi ambil untung karena sentimen negatif internal. Hasil penghitungan cepat lembaga survei menunjukkan kalau tidak ada partai dominan yang memenangkan pemilu legislatif. Padahal pasar mengharapkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dapat memperoleh minimal 20% saham suara di pemilu legislatif.

"Orang ingin ambil untung. Akhir pemilu dan akhir tahun bakal terbang lagi. IHSG naik turun itu biasa," kata Michael.


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 155,67 poin (3,16%) ke level 4.765,72 pada perdagangan saham Kamis 10 April 2014. Investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 1,45 triliun dalam satu hari.

Berdasarkan sektoral, sejumlah indeks saham mencatatkan penurunan tajam. Sektor saham properti melemah tajam sekitar 6,47% dan sektor saham infrastruktur turun 2,44%. Selain itu, penurunan sektor saham terbesar yaitu sektor saham industri dasar melemah 5,55% dan sektor saham aneka industri turun 5,53%.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya