Antam Kantongi Penjualan Rp 3,9 Triliun

Emas masih menjadi kontribusi terbesar terhadap penjualan perseroan dengan kontribusi 49 persen atau senilai Rp 1,95 triliun.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Agu 2014, 17:17 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2014, 17:17 WIB
Ilustrasi Antam (6)
Ilustrasi Antam (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan penjualan bersih tidak diaudit turun 35 persen menjadi Rp 3,99 triliun dibandingkan semester I 2013. Hal itu seiring penurunan harga komoditas utama perseroan yakni nikel dan emas serta kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral mentah.

Perseroan sedang melakukan penelahaan terbatas, dan laporan keuangan disampaikan pada 29 Agustus 2014. Berdasarkan keterangan yang ditulis, Senin (4/8/2014), emas menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan bersih tidak diaudit pada semester I 2014 dengan kontribusi 49 persen atau senilai Rp 1,95 triliun. Meski demikian, produksi emas cenderung turun.

Volume produksi emas PT Aneka Tambang Tbk yang berasal dari Pongkor dan Cibaliung pada semester I 2014 tercatat sebesar 1.172 kilo gram atau turun 7 persen dibandingkan semester I 2013. Penurunan produksi emas disebabkan penurunan kadar bijih emas yang ditambang di Pongkor dan Cibaliung.

Sementara itu, volume penjualan emas mencapai 3.926 kilo gram (Kg) atau turun 29 persen pada semester I 2014 dibandingkan 2013. Penurunan volume penjualan serta penurunan harga jual emas sebesar 20 persen menjadi US$ 1.319,72 per troy ounce.

Penurunan produksi perseroan terjadi pada bijih nikel. Hal itu seiring dengan regulasi pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral mentah sejak 12 Januari 2014 pada semester I 2014. Produksi bijih nikel perseroan turun 93 persen menjadi 396.461 wmt dibandingkan periode sama tahun 2013.

Sebagian besar produksi bijih nikel digunakan untuk keperluan umpan bijih pabrik feronikel. Sementara itu, volume penjualan bijih nikel pada semester I 2014 tercatat sebesar 215.400 wmt atau turun 95 persen dibandingkan semester I 2013. Pendapatan tidak diaudit perseroan dari bijih nikel tercatat Rp 89 miliar pada semester I 2014, atau turun 95 persen.

Produksi Feronikel turun 25 persen menjadi 7.579 ton nikel dalam feronikel seiring dengan masih dilakukannya optimasi blending umpan bijih pabrik.

Perseroan juga mencatatkan produksi bauksit naik 128 persen menjadi 190.359 wmt dengan volume penjualan sebesar 28.987 wmt. Nilai penjualan tidak diaudit bauksit tercatat Rp 9 miliar pada semester I 2014.

Sementara itu, PT Aneka Tambang Tbk melalui entitas anak PT Indonesia Coal Resources memproduksi 214.356 ton dan menjual 261.254 ton batu bara dengan penjualan tidak diaudit sebesar Rp 73 miliar. (Ahm/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya