Indeks S&P Cetak Rekor di Akhir Pekan

Saham perusahaan pada indeks S & P 500 naik ke level tertinggi dalam dua bulan.

oleh Nurmayanti diperbarui 22 Nov 2014, 05:20 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2014, 05:20 WIB
Wall Street Tumbang Dipicu Saham AIG dan Twitter
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Selasa (Rabu pagi).

Liputan6.com, New York - Pasar saham Amerika Serikat (AS) tercatat naik, di mana indeks Standard & Poor 500 menuai keuntungan mingguan kelima.

Ini disebabkan optimisme ekonomi global tumbuh setelah bank sentral di China dan Eropa mengisyaratkan pemberian langkah-langkah stimulus tambahan.

Saham perusahaan pada indeks  S & P 500 naik ke level tertinggi dalam dua bulan, dan saham industri mencetak rekor di tengah spekulasi kenaikan akomodasi akan memacu pertumbuhan ekonomi global.

Indeks saham S & P 500 naik 0,5 persen menjadi 2.063,50 pada pukul 04:00 di New York, mengupas reli sebelumnya sebesar 0,9 persen. Indeks menguat 1,2 persen minggu ini, mendorong kenaikannya pada tahun 2014 menjadi 12 persen.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 91,06 poin, atau 0,5 persen menjadi 17.810,06, juga merupakan yang tertinggi sepanjang masa. Sekitar 7,1 miliar saham tercatat berpindah tangan di AS, 7,7 persen lebih tinggi dari rata-rata harian selama tiga bulan.

"Asia menguatkan tingkat suku bunga, demikian pula Eropa seiring komentar Draghi," jelas Michael James, Managing Director perdagangan saham di Wedbush Securities Inc.

Menurut dia ada aliran positif yang datang melalui bisnis di Amerika Serikat.

Memang, Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan akan melakukan apa yang diperlukan untuk menaikkan inflasi di wilayah tersebut secepat mungkin.

Di sisi lain, ekuitas global memperpanjang kenaikan setelah China memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Juli 2012.

Bank Rakyat China menurunkan suku bunga deposito satu tahun dan suku bunga pinjaman satu tahun, dengan perubahan besok efektif, menurut website-nya.

Kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi dari AS ke Eropa dan Jepang gagal untuk memacu inflasi telah dikutip oleh bank sentral di seluruh dunia sebagai pembenaran untuk upaya stimulus. (Nrm)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya