Tambah Modal, Pengelola Alfamart Incar Dana Rp 1,4 Triliun

Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), perseroan bergerak di perdagangan eceran bakal melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Aksi korporasi ini dilakukan untuk melunasi sebagian utang perseroan.

Perseroan akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 2,91 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu 7,71 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor dalam Perseroan.

Berdasarkan prospektus singkat yang diterbitkan Perseroan, Kamis (9/4/2015), harga pelaksanaan dalam rangka non HMETD sebesar Rp 510 per saham. Harga pelaksanaan dalam transaksi itu sekurang-kurangnya sama dengan rata-rata harga penutupan saham Perseroan selama 25 hari bursa berturut-turut di pasar reguler. Perseroan diperkirakan meraup dana sekitar Rp 1,4 triliun dari hasil penawaran saham tanpa HMETD.

Perseroan akan menggunakan dana hasil penawaran saham tanpa HMETD itu untuk membayar sebagian kewajiban Perseroan terhadap kreditur. Hal itu dilakukan untuk mengurangi beban dan risiko keuangan Perseroan. Meski demikian, perseroan belum dapat menjelaskan lebih detil mengenai kewajiban yang akan dibayar kepada kreditur. Berdasarkan laporan kinerja per 31 Desember 2014, total liabilitas mencapai Rp 10,98 triliun.

Untuk melaksanakan aksi korporasi itu, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 Mei 2015.

Selain itu, perseroan juga mendirikan perusahaan baru yang diberi nama PT Sumber Trijaya Lestari. Perusahaan baru ini bergerak di bidang usaha perdagangan eceran melalui internet.

"Tujuan pendirian anak usaha ini untuk meningkatkan kinerja perseroan sehingga akhirnya diharapkan dapat meningkatkan keuntungan perseroan," ujar Sekretaris Perusahaan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Tomin Widian.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis pekan ini, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk naik tipis 0,91 persen menjadi Rp 555 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 44 kali dengan nilai transaksi Rp 1,3 miliar. (Ahm/)