Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melanjutkan penguatan pada penutupan perdagangan saham sesi pertama Jumat pekan ini.
Pada sesi pertama perdagangan saham, Jumat (9/10/2015), IHSG naik 113,52 poin atau 2,53 persen ke level 4.604,96. Indeks saham LQ45 menguat 3,18 persen ke level 793,01. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau pada sesi pertama hari ini.
Baca Juga
Ada sebanyak 215 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 57 saham melemah dan 68 saham lainnya diam di tempat.Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.612 dan terendah 4.538. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 174.232 kali dengan volume perdagangan saham 3,62 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 3,87 triliun.
Advertisement
Secara sektoral, sepuluh sektor saham kompak menghijau. Sektor saham aneka industri naik 6,87 persen, dan mencatatkan penguatan terbesar pada sesi pertama hari ini. Disusul sektor saham industri dasar naik 3,19 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 3,06 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 100 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 200 miliar.Penguatan IHSG juga diikuti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah menyentuh level 13.353 per dolar AS pada pukul 12.00 WIB.
Bursa saham Asia juga cenderung menghijau hingga siang ini. Indeks saham Jepang Nikkei naik 1,47 persen ke level 18.407, diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng mendaki 1,72 persen ke level 22.738 dan indeks saham Singapura menguat 2,05 persen ke level 3.007.
Saham-saham berkapitalisasi besar cenderung menguat. Saham ASII naik 8,3 persen ke level Rp 6.850 per saham diikuti saham ADRO menguat 9,68 persen ke level Rp 680 per saham, dan saham BBRI mendaki 4,26 persen ke level Rp 10.400 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ITMG turun 2,33 persen ke level Rp 10.500 per saham, saham PBRX melemah 4 persen ke level Rp 600 per saham, dan saham ARTI susut 2,71 persen ke level Rp 215 per saham.
Kepala Riset PT Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan menuturkan penguatan IHSG didorong dari nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah berada di kisaran 13.521 per dolar AS pada 9 Oktober 2015 dari periode 8 Oktober 2015 di kisaran 13.809 per dolar AS.
"IHSG telah naik 9 persen sejak akhir pekan lalu. Penguatan itu dipicu dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari level 14.800 menjadi 13.400," kata Alfred, saat dihubungi Liputan6.com.
Ia mengatakan, rupiah menguat ini dipicu oleh dolar AS sedang melemah. Pelemahan itu dipicu dari rilis hasil pertemuan bank sentral AS atau The Federal Reserve menunjukkan penundaan suku bunga hingga awal 2016.
Selain itu, Alfred menjelaskan saat ini ada spekulasi Korea Selatan juga akan memangkas suku bunga. Hal itu menandakan Korea Selatan akan menggenjot sektor riilnya. "Ada perbaikan di negara berkembang mendorong penguatan di mata uang Asia," kata Alfred. (Ahm/Igw)