Laba Bersih Semen Indonesia Stagnan pada 2016

PT Semen Indonesia Tbk catatkan pendapatan turun 3 persen sepanjang 2016

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Feb 2017, 19:12 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2017, 19:12 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan kinerja cenderung stagnan sepanjang 2016. Tercatat laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 4,52 triliun pada 2016. Perolehan itu sama dengan tahun 2015.

Pendapatan perseroan turun 3,01 persen menjadi Rp 26,13 triliun pada 2016 dari tahun sebelumnya Rp 26,94 triliun. Beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 16,27 triliun dari periode 2015 di kisaran Rp 16,30 triliun.

Laba bruto pun merosot 7,42 persen menjadi Rp 9,85 triliun pada periode 2016.Perseroan mencatatkan penurunan penghasilan keuangan dari Rp 241,07 miliar pada 2015 menjadi Rp 183,77 miliar pada 2016. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 2,16 triliun pada 2016 dari periode 2015 di kisaran Rp 2,08 triliun.

Dengan melihat kinerja itu, laba per saham dasar pun stagnan di Rp 762 per saham pda 2016. Total liabilitas tercatat naik menjadi Rp 13,65 triliun pada 31 Desember 2016 dari posisi 2015 di kisaran Rp 10,7 triliun. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 30,5 triliun pada 31 Desember 2016. Perseroan kantongi kas Rp 2,83 triliun sepanjang 2016.

Analis PT William Suryawijaya menuturkan, kinerja PT Semen Indonesia Tbk relatif stagnan didorong ekonomi masih melambat pada tahun lalu. Ditambah sektor properti juga belum terlalu bergeliat. "Faktor cuaca juga pengaruhi produksi semen," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis, Selasa (21/2/2017).

Sementara itu, Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana menuturkan, PT Semen Indonesia Tbk hadapi persaingan ketat di tengah munculnya pemain baru di sektor semen. Hal itu juga membuat pangsa pasar perseroan turun dari 41,4 persen pada November 2015 menjadi 40,2 persen pada November 2016.

"Pangsa pasar 40 persen seharusnya sudah menjadi perhatian Semen Indonesia," kata Aditya.

Aditya menuturkan, perseroan alami penurunan penjuaolan semen di Jawa dari 3,48 juta ton pada November 2015 menjadi 3,1 juta ton pada November 2016. Kontribusi pasar domestik Semen Indonesia masih cukup besar.

"Terjadinya perlambatan di properti terutama residensial juga berdampak ke penjualan semen termasuk Semen Indonesia," ujar dia.

Untuk rekomendasi saham, William merekomendasikan hold saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan target harga saham Rp 12.000 untuk 12 bulan. Sedangkan Aditya merekomendasikan netral untuk saham PT Semen Indonesia. "Price book value (PBV) Semen Indonesia cukup tinggi sekitar 2 kali dibandingkan industri 1,6 kali. Sedangkan PE nya memang baru 13 kali," tutur Aditya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya