Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau disebut Telkom merilis kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2018. Hasilnya pun bervariasi.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/10/2018), perseroan membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 20,58 persen dari Rp 17,92 triliun pada sembilan bulan pertama 2017 menjadi Rp 14,23 triliun hingga kuartal III 2018.
Hal itu ditopang dari pendapatan perseroan naik tipis 2,26 persen menjadi Rp 99,20 triliun hingga akhir September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 97 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Perseroan membukukan sejumlah kenaikan beban antara lain beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi naik menjadi Rp 33,43 triliun hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 27,11 triliun.
Beban penyusutan dan amortisasi naik dari Rp 14,68 triliun hingga September 2017 menjadi Rp 15,87 triliun hingga September 2018.
Beban karyawan turun 3,4 persen menjadi Rp 10,29 triliun. Beban interkoneksi naik 43,31 persen menjadi Rp 3,07 triliun.
Selain itu, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 4,50 triliun hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,70 triliun.Beban pemasaran turun 12,31 persen menjadi Rp 2,98 triliun hingga September 2018.
Perseroan menekan rugi selisih kurs dari rugi Rp 66 miliar menjadi untung Rp 76 miliar hingga September 2018.
Penghasilan pendanaan turun menjadi Rp 804 miliar hingga akhir September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,09 triliun. Bagian laba bersih entitas asosiasi turun menjadi Rp 45 miliar hingga akhir September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 59 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba bersih per saham merosot menjadi 143,67 hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya 180,92.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom membukukan total liabilitas naik menjadi Rp 98,60 triliun pada 30 September 2018 dari posisi 31 Desember 2017 sebesar Rp 86,35 triliun. Ekuitas perseroan turun menjadi Rp 106,28 triliun hingga 30 September 2018. Perseroan kantongi kas sebesar Rp 13,66 triliun pada 30 September 2018.
Â
Kontribusi Kinerja
Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen menyampaikan, kinerja kuartal III jauh lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.Â
"Peningkatan ini merupakan hasil dari upaya Perseroan dalam memperkuat kinerja segmen bisnis mobile, disamping terus menumbuhkan segmen bisnis fixed line dan melakukan pengelolaan biaya secara efektif," ujar Harry dalam keterangan tertulis, Senin (29/10/2018).
Di kuartal III 2018, segmen bisnis mobile Telkomsel berhasil meraih pendapatan Rp 23 triliun atau tumbuh 10,1 persen dibandingkan kuartal II 2018.
Salah satu pendorong utama pencapaian ini adalah strategi yang tepat di segmen Digital Business Telkomsel yang tumbuh cukup tinggi. Segmen bisnis digital, khususnya layanan Data, masih menjadi mesin pertumbuhan Telkomsel dan mengkontribusi 54,2 perse dari total pendapatan Telkomsel di kuartal III 2018.Â
Telkomsel juga berhasil melakukan pengendalian biaya dengan baik meskipun terus gencar menggelar BTS 4G di seluruh Indonesia.
Biaya operasional Telkomsel mengalami sedikit penurunan sebesar 0,1 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan memberikan dampak terhadap kenaikan EBITDA sebesar 20,7 persen menjadi Rp12,4 triliun dan laba bersih sebesar 24,0 persen menjadi Rp6,6 triliun.Â
Untuk meningkatkan kualitas jaringan dan menciptakan excellent customer experience untuk mendukung penggunaan data traffic yang tinggi, selama 2018 Telkomsel telah membangun 22.578 BTS yang semuanya merupakan BTS 4G. Dengan penambahan tersebut, secara total, hingga akhir September 2018 Telkomsel telah membangun 50.755 BTS 4G. Sehingga, total BTS on-air Telkomsel mencapai 183.283 unit, dengan 72,5 persen di antaranya merupakan BTS 3G/4G.Â
Pengembangan jaringan ini mendukung layanan prima kepada para pelanggan Telkomsel. Pada kuartal III 2018, jumlah pelanggan Telkomsel mencapai 167,8 juta di seluruh Indonesia, yang 112,6 juta di antaranya merupakan pengguna layanan data. Â
Sementara itu, bisnis Digital Telkom semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan di sembilan bulan pertama tahun ini dengan capaian pertumbuhan sebesar 21,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan mencatatkan kontribusi dominan sebesar 51,88 persen dari total pendapatan perseroan. Â
Kinerja segmen bisnis Fixed Line Telkom juga terus mengalami penguatan. Pada sembilan bulan pertama 2018, pendapatan dari layanan IndiHome tercatat sebanyak Rp9,0 triliun atau meningkat 57,7 persen dari tahun lalu. Kontribusi ini diraih berkat peningkatan produktivitas tenaga sales dan teknisi, diversifikasi produk yang menarik dan konten-konten berkualitas, serta sistem IT yang semakin andal. ARPU IndiHome juga meningkat dari Rp251 ribu pada kuartal II 2018 menjadi Rp 258 ribu pada kuartal III 2018.
Selama sembilan bulan pertama 2018, pelanggan IndiHome bertambah 1,7 juta, sehingga total pelanggan hingga akhir September 2018 mencapai 4,7 juta atau meningkat 101,2 persen dibandingkan tahun lalu, dengan 52 persen di antaranya merupakan pelanggan layanan Triple Play.
Sementara itu, untuk segmen bisnis Enterprise, dalam sembilan bulan pertama ini terdapat peningkatan pendapatan sebesar 18,9 persrn YoY. Pertumbuhan di segmen ini diproyeksikan terus menguat seiring dengan tren digitalisasi bisnis di berbagai perusahaan-perusahaan di Indonesia.Â
"Telkom berada di posisi yang strategis dalam mendukung tren digitalisasi tersebut, karena kami memiliki jaringan konektivitas, data centers, hingga menyediakan beragam platform dan solusi berbasis teknologi digital yang terintegrasi," ujar Harry.
Di sisi lain, segmen bisnis Wholesale and International juga mengalami peningkatan 32,6 persen dari periode yang sama pada 2017. Segmen ini ditargetkan terus tumbuh hingga akhir tahun 2018, didukung oleh infrastuktur terutama backbone, baik domestik dan internasional.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement