Liputan6.com, Jakarta - PT Merck Tbk (MERK) mencatatkan laba Rp 1,17 triliun pada 2018. Laba tersebut melonjak 649 persen dari tahun lalu sebesar Rp 156 miliar. Ini didorong laba divestasi segmen usaha consumer health sebesar Rp 1,36 triliun.
"Tahun 2018, perseroan membukukan peningkatan laba karena adanya divestasi consumer health," ujar Presiden Direktur PT Merck Tbk, Martin Feulner, seperti dikutip dari laman Antara, yang ditulis Jumat (3/5/2019).
Ia menuturkan, peningkatan laba itu terlihat dari laba per saham yang tercatat menjadi Rp 2.597 pada 2018, naik hingga 704 persen dari Rp 323 pada 2017.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengatakan, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,15 triliun, turun kurang dari satu persen dari Rp 1,16 triliun pada 2018.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh pengalihan penjualan pada Desember 2018 dari operasi yang dihentikan yakni segmen usaha consumer health.
Sejalan dengan keputusan grup Merck untuk fokus strategi pada bisnis yang didorong oleh inovasi dan bertransformasi menjadi perusahaan sains dan teknologi terdepan, bisnis consumer health resmi dialihkan kepada P&G pada 1 Desember 2018.
Semua proses transisi telah berjalan lancar sesuai dengan aturan berlaku. Akan tetapi, berdasarkan pencapaian operasional yang dilanjutkan yakni segmen usaha obat resep dan bahan baku obat, pendapatan meningkat dari Rp 582 miliar pada 2017 menjadi Rp 612 miliar pada 2018.
Laba usaha meningkat dari Rp 42 miliar menjadi Rp 47 miliar apda 2018. Sementara laba sebelum pajak penghasilan meningkat dari Rp 42 miliar menjadi Rp 50 miliar pada 2018.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
Feulner menuturkan, perseroan terus berkomitmen menjalankan bisnis perawatan kesehatan untuk memberikan pelayanan prima kepada pelanggan melalui peningkatan kapasitas, produk, dan layanan inovatif, serta memberikan kontribusi sosial.
Hal ini terlihat dari pencapaian sepanjang 2018. Perseroan telah memulai mengimplementasikan fokus barunya untuk siap menghadapi masa depan sebagai perusahaan sains dan teknologi terdepan.
Selain itu, perseroan menavigasi fokus pada hal penting seperti divestasi bisnis obat bebas, meningkatkan pencapaian operasional yang dilanjutkan yakni bisnis obat resep dan BBO, serta memaksimalkan kinerja pabrik dengan mengembangkan potensi ekspor.
Segmen usaha Biopharma berkontribusi terhadap 45 persen total penjualan perseroan dengan pertumbuhan mencapai 27 persen pada 2018.
Perseroan juga untuk pertama kalinya menggabungkan pelaporan tahunan dan laporan berkelanjutan.
Advertisement