Menunggu Neraca Dagang, IHSG Diperkirakan Terkoreksi

IHSG akan melemah di level support 6.354 dan resistance 6.409.

oleh Bawono Yadika diperbarui 15 Jul 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2019, 06:30 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan ditutup ke zona merah dengan diperdagangkan pada kisaran 6.343-6.420.

Sejumlah analis sepakat pergerakan indeks akan terkoreksi disebabkan sentimen internal. Selain itu, secara teknikal, IHSG juga terindikasikan adanya pelemahan lanjutan dari perdagangan Jumat (12/7/2019).

Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan menilai, IHSG akan tertekan dipengaruhi oleh rilisnya data GDP China. Menurutnya, IHSG akan melemah di level support 6.354 dan resistance 6.409.

"Selain itu, indeks berpotensi tertekan menunggu hasil neraca perdagangan Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini," tutur dia dalam risetnya di Jakarta, Senin (15/7/2019).

Di sisi lain, Head of Research PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah menjelaskan, IHSG berpeluang terkoreksi menguji moving average 20 hari. Indeks diramalkan akan melemah pada rentang 6.343-6.420.

"Untuk sentimen pekan depan, ada data GDP dari beberapa negara ekonomi terbesar di dunia dan kebijakan moneter dari bank sentralnya yang akan menjadi fokus investor," terang Lanjar.

Untuk saham rekomendasi, sejumlah saham moncer menurutnya ialah saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Sementara itu, Dennies mempertimbangkan saham yang laik bagi investor antara lain saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), serta saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Saksikan video pilihan berikut ini:

Terjun Bebas, IHSG Ditutup Turun ke 6.373,34

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, sempat menguat di awal perdagangan, IHSG pada akhir pekan kemarin ditutup di zona merah. Sebagian besar sektor saham melemah. Hanya sektor keuangan dan perdagangan yang menguat tipis.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat 12 Juli 2019, IHSG ditutup ke posisi 6.373,34. Indeks saham LQ45 juga melemah 0,87 persen ke posisi 1.017,35.

Sebanyak 268 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Selain itu 151 saham masih menguat dan 126 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 498.966 kali dengan volume perdagangan 17,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8 triliun. 

Investor asing beli saham Rp 168 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.007.

Sebanya delapan sektor saham melemah, dengan pelemahan tertinggi untuk sektor infrastruktur yang mencapai 1,67 persen. Disusul sektor barang konsumsi 1,57 persen dan pertambangan 1,34 persen.

Sektor masih ke zina hijau adalah perdagangan sebesar 0,33 persen dan sektor keuangan yang stabil.

Sementara saham-saham yang menyeret IHSG terjun bebas paling besar adalah INCF yang melemah 34,9 persen, POSA melemah 24,5 persen dan OCAP turun sebesar 23,3 persen.

Sedangkan saham-saham yang menguat antara lain HDIT naik 49,5 persen, TRIO kembali menguat 24,8 persen, ARKA menguat 24,43 persen dan beberapa saham lainnya. Penguatan ini yang pada perdagangan akhir pekan ini menahan pelemahan IHSG.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya