Liputan6.com, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) bakal melakukan refinancing pinjaman modal kerja dari perbankan senilai USD 100 juta. Perseroan diketahui telah mendapatkan fasilitas pembiayaan dari induk usahanya PT Inalum atau MIND ID melalui skema shareholder loan (SHL).
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk (TINS) Wibisono mengatakan, saat ini fasilitas pembiayaan tersebut masih dalam proses.
Baca Juga
Melihat laporan keuangan tahunan TINS, pada 2020 perseroan tercatat masih memiliki liabilitas jangka pendek senilai Rp 5,86 triliun, dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 3,71 triliun.
Advertisement
“Berkaitan dengan SHL, saat ini SHL memang dalam proses. Tapi perseroan mempunyai komitmen dan rencana untuk tetap mengurangi outstanding pinjaman. Dan di tahun 2020 perseroan telah menurunkan cukup signifikan jumlah outstanding pinjaman tersebut,” ujar Wibisono.
Adapun total liabilitas perseroan pada 2020 sebesar Rp 9,57 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan total liabilitas pada 2019 sebesar Rp 15,10 triliun.
Pada 2021, Wibisono mengatakan, PT Timah Tbktetap berkomitmen untuk menurunkan jumlah outstanding tersebut untuk mengurangi tekanan biaya dari bunga pinjaman itu sendiri.
“Jadi berkaitan dengan SHL masih berproses. Tapi sambil terproses perseroan tetap akan mengurangi beban pinjaman dari cash internal perseroan,” pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tak Bagi Dividen
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Timah Tbk (TINS) sepakat tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2020. Adapun pembahasan dividen tersebut masuk dalam mata acara ketiga RUPST yang digelar Selasa, 6 April 2021.
Hal ini disampaikan Direktur Utama Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani dalam keterangannya usai RUPST yang digelar hari ini.
"Untuk agenda ketiga yakni penggunaan laba bersih perusahaan, tidak ada pembagian laba,” ujar Direktur Utama Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani dalam keterangannya usai RUPST, Selasa, 6 April 2021.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah Wibisono menuturkan, TINS dalam pembagian dividen tahun ini lantaran perseroan masih mencatatkan kinerja yang negatif di 2020.
“Berkaitan dengan dividen tahun ini karena perseroan masih membukukan posisi yang negatif,” ujar Wibisono.
Namun demikian, Wibisono mengatakan perseroan telah mengalami perbaikan secara fundamental. Baik dari sisi neraca, arus kas, serta jumlah kerugian yang kian mengecil.
"Ini adalah sinyal bahwa perseroan sudah on track di dalam perbaikan. Semoga tahun 2021 ini perseroan menjadi lebih baik dibandingkan tahun 2020,” pungkas dia.
Advertisement