Mulia Boga Raya Fokus Optimalkan Potensi Pasar Domestik, Ini Alasannya

PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) mengaku masih akan fokus untuk memaksimalkan potensi pangsa pasar industri keju di dalam negeri.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Jun 2021, 14:55 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2021, 14:50 WIB
keju sehat
ilustrasi keju/Photo by Aliona Gumeniuk on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU), Bobby K Gandasaputra mengatakan, pertumbuhan industri keju diproyeksi masih meningkat hingga 2025.

Berdasarkan data Nielsen per kuartal pertama 2020, proyeksi pertumbuhan dan profil segmentasi industri keju dapat mencapai Compound Annual Growth Rate (CAGR) hingga 9,9 persen atau Rp 4,701 triliun.

Hal itu mendasari optimisme Perseroan untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik ke depan. Di Indonesia, PT Mulia Boga Raya dengan produknya Prochiz menjadi pemain terbesar kedua.

Melihat kondisi itu, Perseroan mengaku masih akan fokus untuk memaksimalkan potensi pangsa pasar di dalam negeri dan negara tujuan ekspor utama saat ini, yaitu Thailand, Filipina, dan Malaysia.

"Industri ini masih diproyeksikan tumbuh 9,9 persen dari 2021-2025. Pangsa pasar kami, bahwa menurut Nielsen masih mempunyai kesempatan naik lebih banyak lagi,” ujar Bobby.

Sepanjang 2020 Perseroan mencatatkan total penjualan senilai Rp 900,9 miliar. Dari angka ini diperoleh laba bersih yang tumbuh 23,4 persen atau sebesar Rp 121 miliar dibanding tahun sebelumnya. Serta laba komprehensif tahun berjalan juga ikut tumbuh sebesar 30,2 persen.

Jika dilihat dari sisi kategori produk Perseroan, pada 2020 untuk kategori produk Keju Blok memberikan kontribusi penjualan sebesar 86,5 persen atau Rp 780,4 miliar. Selebihnya berasal dari kategori keju lembaran sebesar Rp 106,2 miliar. 

Penjualan ekspor Perseroan juga meningkat signifikan pada 2020 menjadi sebesar 41,7 persen atau Rp 31,4 miliar dibanding tahun sebelumnya. 

"Ekspor kami masih akan fokus ke tiga negara, Thailand, Filipina, dan Malaysia. Karena di tiga negara itu pangsa pasar kami masih bisa naik lebih banyak lagi. Untuk negara lain bukan  berarti kami tidak mengenali, tapi fokus kami lebih ke peluang tadi,” ujar Bobby.

Fokus Perseroan pada pangsa pasar eksisting ini, kata Bobby, karena Perseroan ingin mengoptimalkan dari sisi produknya. Produk yang dijual baik di lokal maupun ekspor memiliki kualitas yang sama.

Strategi pada 2021, Perseroan akan fokus dalam melahirkan produk-produk baru yang inovatif dan dapat diterima oleh konsumen pasar baik domestik maupun internasional. 

Selain itu, PT Mulia Boga Raya Tbk juga akan memperluas jaringan distribusi produk dengan sinergi bersama PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk melalui pendekatan partnership sehingga memudahkan konsumen dalam membeli produk Perseroan baik secara offline (dengan fokus pada pengembangan channel di general trade) maupun online.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Belanja Modal 2021

RUPST PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) pada Jumat, 11 Juni 2021. (Dok: Istimewa)
RUPST PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) pada Jumat, 11 Juni 2021. (Dok: Istimewa)

Sepanjang kuartal pertama 2021, PT Mulia Boga Raya (KEJU) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar 10 persen.

Pada 2021, Perseroan menyiapkan belanja modal sebesar Rp 50 miliar. Dengan begitu, Perseroan telah merealisasikan belanja modal sekitar Rp 5 miliar.

"Belanja modal yang dicanangkan untuk tahun ini sampai dengan Rp 50 miliar. Penyerapannya di kuartal I kurang lebih 10 persen,” kata Direktur Utama Perseroan, Bobby K Gandasaputra dalam paparan publik, Jumat, 11 Juni 2021.

Bobby menuturkan, penyerapan belanja modal itu untuk pengembanagn teknologi informasi dan pengembangan infrastruktur logistik Perseroan.

"Tahun 2021 ini kami akan fokus dalam menghasilkan produk baru serta memperluas jaringan distribusi produk kami di offline maupun online,” kata Bobby. 

Adapun kinerja kuartal I-2021, penjualan Perseroan naik 8,5 persen sebesar Rp 249,6 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan kontribusi terbesar dari kategori produk Keju Blok. 

Sejalan dengan itu, laba per lembar saham juga ikut naik 41,4 persen menjadi Rp 24,5. Sedangkan laba bersih bertumbuh 41,5 persen sebesar Rp 36,7 miliar. 

"Pencapaian Perseroan ini turut berkontribusi dalam meningkatkan penjualan pada laporan keuangan konsolidasian PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk selaku induk usaha Perseroan,” jelas Bobby.

Untuk strategi pada 2021, Perseroan akan fokus dalam melahirkan produk-produk baru yang inovatif dan dapat diterima oleh konsumen pasar baik domestik maupun internasional. 

Selain itu, Perseroan juga akan memperluas jaringan distribusi produk dengan sinergi bersama PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk melalui pendekatan partnership sehingga memudahkan konsumen dalam membeli produk Perseroan baik secara offline (dengan fokus pada pengembangan channel di general trade) maupun online.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya