Hari Pertama Penutupan Kode Broker, BEI Sebut Perdagangan Berjalan Lancar

Selain penutupan kode broker, BEI juga melakukan penyesuaian pre opening dan pre closing.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Des 2021, 14:47 WIB
Diterbitkan 06 Des 2021, 14:47 WIB
Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai penerapan penutupan kode broker selama jam perdagangan mulai Senin, 6 Desember 2021. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo mengatakan, kebijakan tersebut tak banyak berpengaruh pada perdagangan awal pekan ini.

Selain penutupan kode broker, Bursa juga melakukan penyesuaian pre opening dan pre closing. Pre opening dan pre closing ini dilakukan dengan penambahan fitur informasi Indicative Equilibrium Price (IEP) serta Indicative Equilibrium Volume (IEV).

Investor dapat menggunakan indikator ini untuk mengetahui perkiraan harga pembukaan dan penutupan berdasarkan harga dengan volume terbanyak yang dapat dipertemukan. Pada sesi pre closing, terdapat fitur tambahan, yaitu Random Closing dengan waktu penutupan di hari perdagangan Bursa akan dilakukan secara acak.

"Proses ini sudah berjalan cukup lama dan sudah direncanakan lebih dari setahun yang lalu dan akhirnya pada hari ini adalah hari pertama kita melakukan implementasi kedua hal tersebut dan dalam prosesnya sampai sekarang sepertinya kondisi berjalan dengan lancar,” ujar Laksono dalam konferensi pers, Senin (6/12/2021).

Ia mengatakan, perdagangan baik dari segi transaksi maupun keaktifan dari para pemodal juga berjalan dengan baik.

Di sisi lain, momentum tersebut bertepatan dengan pencatatan empat emiten baru sekaligus. Sayangnya, tiga dari empat emiten yang debut hari ini terpantau amblas. Namun, saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk yang sempat melemah kembali berbalik arah menghijau. Terkait hal itu, Laksono menekankan penyebabnya lebih pada mekanisme pasar.

“Kita enggak tahu itu investor behaviour yang sulit ditebak. Tapi kalau kita lihat dari transaksi sampai dengan saat ini dari data yang ada di depan saya ada Rp 7 triliun dengan frekuensi hampir 800 ribu. Jadi meurut saya ini asih dalam batas wajar,” ujar dia.

"Jadi kami tidak terlalu melihat ini sebagai dampak dari penutupan kode broker,” imbuh Laksono.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Informasi Seluruh Transaksi Dapat Diakses pada Akhir Perdagangan

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meskipun AB tidak lagi mendapatkan akses informasi kode broker secara real time selama sesi perdagangan berlangsung, Bursa tetap memberikan informasi seluruh transaksi, termasuk kode broker setelah sesi perdagangan berakhir yang dapat diakses oleh semua AB.

Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh AB untuk mengolah informasi kode broker yang selanjutnya dapat didistribusikan ke investor.

Informasi kode broker atas setiap transaksi dan ringkasan transaksi AB dapat diperoleh setelah sesi perdagangan berakhir dalam bentuk file Data Transaksi Bursa, data olahan perusahaan sekuritas, informasi di Website BEI www.idx.co.id > Data Pasar > Ringkasan Perdagangan > Ringkasan Broker, Ringkasan Saham, Daily Trading Information, serta Laporan Statistik.

Selain penutupan kode broker dan penyesuaian mekanisme pre opening dan pre closing, Bursa juga melakukan penambahan fitur Market Order guna memudahkan investor dalam menyampaikan pesanan pada harga pasar.

Market Order merupakan tipe pesanan agar investor cukup input volume tanpa input harga. Sistem Bursa akan mempertemukan Market Order dengan harga terbaik yang ada pada Pasar.

Tipe pesanan ini bermanfaat ketika pergerakan harga bergerak cepat, sehingga dapat meningkatkan kesempatan investor untuk memperoleh efek yang diminati. Market Order ini juga dapat meningkatkan potensi terjadinya transaksi sehingga mendorong terciptanya peningkatan likuiditas pasar.

Serta perpanjangan waktu perdagangan di Pasar Negosiasi ditujukan untuk mengakomodasi masukan serta kebutuhan dari pelaku pasar, seperti perusahaan efek dan nasabah kelembagaan yang membutuhkan waktu tambahan dalam melakukan transaksi di akhir hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya