Top 3: Adaro Energy Perpanjang Buyback Saham Sita Perhatian

Berikut tiga artikel terpopuler di kanal saham yang dirangkum pada Minggu, 18 September 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 18 Sep 2022, 06:51 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2022, 06:51 WIB
(Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)
Ilustrasi PT Adaro Energy Tbk (Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana memperpanjang periode pembelian kembali (buyback) saham perseroan. Kali ini, perseroan memperpanjang periode buyback mulai 16 Juni 2022 sampai 16 Desember 2022.

Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy indonesia Tbk, Mahardika Putranto menerangkan, pembelian kembali saham perseroan pada periode perpanjangan kembali hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan setelah keterbukaan informasi yang disampaikan pada 16 September 2021.

“Tanggal keterbukaan informasi yakni pada 16 September 2022. Sehingga periode perpanjangan kembali yakni mulai 16 September 2022 sampai 16 Desember 2022,” tulis Mahardika, dikutip Sabtu, 17 September 2022.

Artikel Adaro Energy perpanjang buyback saham hingga 16 Desember 2022 menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu (18/9/2022):

1.Adaro Energy Perpanjang Buyback Saham hingga 16 Desember 2022

 PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana memperpanjang periode pembelian kembali (buyback) saham perseroan. Kali ini, perseroan memperpanjang periode buyback mulai 16 Juni 2022 sampai 16 Desember 2022.

Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy indonesia Tbk, Mahardika Putranto menerangkan, pembelian kembali saham perseroan pada periode perpanjangan kembali hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan setelah keterbukaan informasi yang disampaikan pada 16 September 2021.

“Tanggal keterbukaan informasi yakni pada 16 September 2022. Sehingga periode perpanjangan kembali yakni mulai 16 September 2022 sampai 16 Desember 2022,” tulis Mahardika, dikutip Sabtu, 17 September 2022.

Berita selengkapnya baca di sini

2.Ada Permintaan dari Eropa, ITMG Fokus Pelanggan di Asia pada 2022

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Manajemen PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menyatakan ada permintaan batu bara dari Eropa, tetapi saat ini perseroan prioritaskan pelanggan yang sudah ada.

Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Jusnan Ruslan menuturkan, pihaknya fokus kepada pelanggan yang sudah ada di Asia pada 2022. Ia mengakui, beberapa permintaan dari Eropa sudah datang. Namun, produksi perseroan saat ini untuk pelanggan yang sudah ada.

"Beberapa permintaan dari Eropa sudah datang ke kami, dengan produksi saat ini prioritas customer yang maintain bertahun-tahun," ujar dia saat public expose live 2022, Kamis, 15 September 2022.

Namun, perseroan menuturkan tidak melepas kesempatan jika permintaan dan harga membaik. "Eropa permintaan membaik dari sisi harga, kita tidak akan lepas," kata dia.

Berita selengkapnya baca di sini

3.Berburu Saham Properti di Tengah Kenaikan Harga Komoditas dan Suku Bunga

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saham emiten properti disebut masih menarik untuk dicermati, kendati saat ini terjadi kenaikan suku bunga dan harga komoditas.

Analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin Fielim mencermati, marketing sales atau prapenjualan emiten properti masih cukup kuat hingga paruh pertama tahun ini.

Sebagai perbandingan, Kharel menyebut kinerja pra penjualan empat emiten properti, antara lain PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) masih dalam tren tumbuh, meski belum mencapai angka prapenjualan tertinggi pada tahun sebelumnya.

“Pra penjualan BSDE, CTRA, SMRA, dan PWON dari Januari sampai Juni 2022 masih menunjukkan pertumbuhan. Padahal tahun kemarin itu pencapaian tinggi sekali. Investor mengira para developer properti ini bisa mencapai pra penjualan yang solid juga seperti tahun kemarin atau bahkan tumbuh,” kata dia dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu, 17 September 2022.

Berita selengkapnya baca di sini

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya