Liputan6.com, Jakarta PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) mengumumkan kinerja periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pertumbuhan positif dari sisi pendapatan. Alhasil, perseroan berhasil membalikkan kondisi menjadi untung dibanding periode yang sama tahun lalu di mana perseroan membukukan rugi.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (27/11/2024), perseroan membukukan pendapatan Rp 2,33 triliun. Pendapatan hingga September 2024 naik 28,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,81 triliun.
Baca Juga
Bersamaan dengan itu, beban langsung naik menjadi Rp 1,66 triliun dibanding Rp 1,29 triliun pada September 2023. Meski begitu, perseroan laba kotor perseroan hingga kuartal III 2024 masih naik yakni menjadi Rp 673,47 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 523,83 miliar.
Advertisement
Hingga kuartal III 2024, perseroan membukukan beban penjualan sebesar Rp 30,08 miliar serta beban umum dan administrasi sebesar Rp 501,36 miliar. Penghasilan bunga hingga kuartal IIi 2024 tercatat sebesar Rp 10,65 miliar, beban keuangan Rp 129,91 miliar, dan penghasilan lain-lain Rp 1,05 miliar.
Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 8,24 miliar per September 2024. Raihan itu berbalik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan membukukan rugi Rp 39,62 miliar.
Aset perseroan sampai dengan 30 September 2024 naik menjadi Rp 5,65 triliun dari Rp 5,61 triliun pada Desember 2023. Liabilitas sampai dengan September 2024 naik menjadi Rp 7,78 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 3,75 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan akhir September 2024 naik menjadi Rp 1,86 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 1,85 triliun.
Investor Asing Kabur dari Indonesia di Akhir Tahun, Ada Apa?
Sebeluimnya, investor asing tercatat masih melakukan net sell jual. Merujuk data RTI, asing tercatat membukukan net sell Rp 573,05 miliar di seluruh pasar per 25 November 2024.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora menjelaskan, salah satu penyebab kaburnya dana sing dari pasar RI lantaran terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Mempertimbangkan sejumlah kebijakan ekonomi Trump, pasar AS dinilai lebih menarik sehingga capital outflow membanjiri negeri Paman Sam.
"Donald Trump menjadi presiden Amerika, sehingga adanya capital outflow karena investasi di Amerika lebih menarik. Selain itu, di dalam negeri ada sentimen PPN yang naik 12% pada tahun 2025 semnetara rupiah melemah," jelas Andhika kepada Liputan6.com, Selasa (26/11/2024).
Pada sisa tahun ini, Andhika mencermati sektor perbankan menarik untuk dicermati. Hal itu memperhitungkan kinerja bank-bank besar hingga kuartal III 2024 yang masih tumbuh positif sementara harga sahamnya terkoreksi.
"Sektor perbankan khususnya big bank menarik karena kinerja sampai kuartal III 2024 masih bertumbuh dan juga harga sudah turun dalam. Selain itu biasanya bigbank menjadi incaran para big fund pada saat window dressing," ulas Andhika.
Senada, Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus mencatat investor asing tercatat melakukan penjualan Rp 3,6 triliun selama pekan lalu saja. Menurut Angga, hal itu disinyalir karena pelemahan USD-IDR kembali mendekati level Rp 16.000 per USD
"Perkembangan pergerakan investor asing menarik untuk dilihat karena mendekati akhir bulan November yaitu 25 November ada rebalancing MSCI dan Desember merupakan bulan yang secara probabilitas tinggi untuk mengalami inflow dan bullish," kata Angga dalam risetnya.
Advertisement
Rekomendasi Saham
Mempertimbangkan kondisi tersebut, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham yang menarik dicermati pada pekan ini sebagai berikut:
1. Buy JPFA
Entry: 1.760,Target Price: 1.850Stop Loss: < 1.710Risk to Reward Ratio= 1:1,8PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), salah satu emiten perunggasan serius mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah dengan tujuan meningkatkan konsumsi protein untuk masyarakat. Secara teknikal emiten ini juga mempertahankan trend di atas MA5, 10, dan 20.
2. Buy BMRI
Entry: 6.250Target Price: 6.500Stop Loss: < 6.125Risk to Reward Ratio = 1:2,0).BMRI terlihat mulai mengalami rebound dari sisi teknikal dengan membentuk pattern bullish engulfing. Selain itu BMRI berpotensi melanjutkan kenaikan untuk re-test MA20 di level 6.500.
3. Buy GOTO
Entry: 78Target Price: 86Stop Loss: < 74Risk to Reward Ratio = 1:2,0GOTO berhasil breakout dari level resistance 74-75 dan bertahan maka dapat melakukan pembelian dengan resistance sebelumnya menjadi resistance.'] Pemerintah memastikan bahwa uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan di seluruh Indonesia pada Desember 2024 dan GOTO merupakan salah satu pendukung dari sisi logistik distribusi MBG.