Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana memperpanjang periode pembelian kembali (buyback) saham perseroan. Kali ini, perseroan memperpanjang periode buyback mulai 16 Juni 2022 sampai 16 Desember 2022.
Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy indonesia Tbk, Mahardika Putranto menerangkan, pembelian kembali saham perseroan pada periode perpanjangan kembali hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan setelah keterbukaan informasi yang disampaikan pada 16 September 2021.
Baca Juga
“Tanggal keterbukaan informasi yakni pada 16 September 2022. Sehingga periode perpanjangan kembali yakni mulai 16 September 2022 sampai 16 Desember 2022,” tulis Mahardika, dikutip Sabtu (17/9/2022).
Advertisement
Perpanjangan periode pembelian kembali saham ini merupakan yang keempat kalinya dilakukan perseroan. Sebelumnya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membeli kembali saham yang dilakukan bertahap mulai 27 September-26 Desember 2021.
Perpanjangan pertama dilakukan pada 24 Desember 2021 sampai dengan 23 Maret 2022. Kedua, perpanjangan dilakukan sejak 22 Maret 2022 hingga 21 Juni 2022. Perseroan kembali memperpanjang periode pembelian kembali saham hingga 19 September, sebelum akhirnya kini diperpanjang hingga 16 Desember 2022.
“Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan pada periode perpanjangan kembali tidak akan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja dan pendapatan perseroan. Itu karena saldo laba dan arus kas perseroan yang tersedia saat ini sangat mencukupi untuk kebutuhan dana pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan pada periode perpanjangan kembali,” jelas Mahardika.
Pembelian kembali saham perseroan pada periode perpanjangan kembali akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
PT Adaro Energy Tbk berencana buyback saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp 4 triliun. Sesuai POJK Nomor 2/2013 dan SEOJK Nomor 3/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor perseroan.
Serap Belanja Modal Rp 2,3 Triliun pada Semester I 2022
Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 157 juta atau sekitar Rp 2,33 triliun (kurs Rp 14.847,90 per USD) hingga semester I 2022.
Chief Financial Official Adaro Energy Indonesia (ADRO) Lie Lukman mengatakan, sebagian besar belanja modal dialokasikan untuk peremajaan alat produksi.
“Realisasi sampai semester I 2022 itu USD 157 juta. Di mana rinciannya kebanyakan digunakan untuk peremajaan alat produksi dan penambahan alat produksi yang baru,” kata dia dalam konferensi pers usai Public Expose Live 2022, Senin (12/9/2022).
Dalam perhitungannya, peremajaan dan pengadaan alat baru tidak bisa dilakukan serta merta. Sehingga tahun depan perseroan juga akan mengalokasikan sebagian besar belanja modal untuk kebutuhan tersebut. Sayangnya, Lukman tak menyebutkan berapa total belanja modal yang disiapkan untuk tahun depan.
Sementara untuk tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar USD 300 juta—450 juta. Angka itu naik sekitar dua kali lipat dibandingkan realisasi belanja modal pada 2021 sebesar USD 193 juta. Selain untuk peremajaan alat produksi, belanja modal juga dialokasikan untuk ekspansi ke bisnis energi terbarukan.
“Untuk bertransformasi ke energi terbarukan, di mana kita juga mau masuk ke mineral, tentu kita membutuhkan capex yang cukup besar. Namun kami masih menghitung berapa dana capex yang diperlukan,” ungkap Lukman.
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, Adaro Energy Indonesiaberhasil mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,21 miliar atau sekitar Rp 18,05 triliun (kurs Rp 14.902 per USD).
Raihan laba itu naik 613,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 169,96 juta. Kenaikan laba bersih pada semester I sejalan dengan pendapatan perseroan yang tumbuh 126,61 persen menjadi USD 3,54 miliar atau sekitar Rp 52,69 triliun dari USD 1,56 miliar pada semester I 2021.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan tercatat sebesar USD 1,52 miliar, naik dibanding semester I 2021 sebesar USD 1,06 miliar. Meski begitu, laba bruto perseroan mengalami kenaikan signifikan dari USD 499,22 juta pada semester I 2021 menjadi USD 2,03 miliar pada semester I 2022.
Perseroan mencatatkan pendapatan lain-lain senilai USD 9,19 juta dan beban usaha USD 143,1 juta. Pada saat bersamaan, perseroan mencatatkan biaya keuangan sebesar USD 38,72 juta, penghasilan keuangan USD 11,56 juta, bagian atas keuntungan ventura bersama sebesar USD 177,25 juta, dan lainnya USD 150,09 juta.
Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar USD 1,35 miliar atau naik 610,74 persen dibanding semester I 2021 sebesar USD 189,3 juta.
Aset
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar USD 8,79 miliar, naik dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 7,59 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai USD 3,6 miliar dan aset tidak lancar USD 5,19 miliar.
Liabilitas sampai dengan 30 Juni 2022 naik tipis menjadi USD 3,28 dari posisi akhir tahun lalu senilai USD 3,13 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar USD 1,58 miliar dan liabilitas jangka panjang USD 1,7 miliar. Sementara akuitas hingga akhir Juni 2022 tercatat sebesar USD 5,51 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 4,46 miliar.
Pada perdagangan Selasa, 30 Agustus 2022 pukul 10.21 WIB, saham ADRO melonjak 4,05 persen ke posisi Rp 3.600.
Saham ADRO dibuka naik 200 poin ke posisi Rp 3.660 per saham. Saham ADRO berada di level tertinggi Rp 3.700 dan terendah Rp 3.590 per saham. Total frekuensi perdagangan 13.249 kali dengan volume perdagangan 953.042 saham. Nilai transaksi Rp 347,1 miliar.
Advertisement