Laba Bersih Astragraphia Tumbuh 73,77 Persen hingga Kuartal III 2022

PT Astra Graphia Tbk (ASGR) mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga September 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Okt 2022, 07:17 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2022, 07:17 WIB
Sinergi Astragraphia dan Menara Astra untuk Pelanggan
Petugas menunjukkan hasil print di OFiSKITA Jakarta, (3/9/2019). PT Menara Astra bekerja sama dengan PT Astragraphia Tbk untuk memberikan kemudahan aktivitas bisnis para tenant di Menara Astra melalui OFiSKITA. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra Graphia Tbk (ASGR) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022.  Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 64,28 miliar.

Laba tersebut naik 73,77 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 36,99 miliar.  Presiden Direktur PT Astra Graphia Tbk menjelaskan, kenaikan laba bersih perusahaan berasal dari meningkatnya pendapatan pada unit usaha Solusi Dokumen sebesar 10 persen sebagai hasil dari tumbuhnya permintaan akan layanan penyewaan serta pembelian mesin.

"Pendapatan pada unit usaha Solusi Teknologi Informasi juga naik sebesar 19 persen akibat meningkatnya kebutuhan pasar dalam penyediaan IT services, software, dan hardware. Kemampuan perusahaan dalam mengelola arus kas serta siklus operasional yang lebih baik turut berkontribusi terhadap peningkatan laba bersih Astragraphia pada kuartal III 2022,” ujar dia dalam keterangan resmi, Sabtu, 29 Oktober 2022.

Secara keseluruhan perseroan mencatatkan total pendapatan bersih sebesar Rp 2,05 triliun, naik 2,32 persen dibandingkan September 2021 sebesar Rp 1,99 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik tipis menjadi Rp 1,64 triliun dari RP 1,63 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, perseroan masih mencatatkan kenaikan laba kotor sebesar 9,9 persen menjadi Rp 410,41 miliar per September 2022 dari Rp 373,45 miliar pada September 2021.

 

Aset Perseroan

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 2,43 triliun, turun tipis dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 2,66 triliun. terdiri dari aset lancar senilai Rp 2,-4 triliun dan aset tidak lancar Rp386,02 miliar.

Liabilitas sampai dengan September 2022 turun menjadi Rp 762,12 miliar dari Rp 1,03 triliun pada Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 679,63 milia dan liabilitas jangka panjang Rp 82,49 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 1,67 triliun dari Rp 1,63 triliun pada Desember 2021.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 28 Oktober 2022, saham ASGR melemah 1,12 persen ke posisi Rp 885 per saham. Saham ASGR dibuka stagnan di posisi Rp 895 per saham. Saham ASGR berada di level tertinggi Rp 895 dan terendah Rp 870 per saham. Total frekuensi perdagangan 141 kali dengan volume perdagangan saham 5.315 saham. Nilai transaksi Rp 465,8 juta.

Mengintip Rencana Ekspansi Data Center Astragraphia

PT Astra Graphia Tbk
Astragraphia dan Fuji Xerox Tawarkan Solusi Printing Kreatif. Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza

Sebelumnya, PT Astragraphia Tbk (ASGR) berencana melanjutkan pengembangan bisnis pusat datanya tahun ini. Meski begitu, Presiden Direktur Astragraphia Hendrix Pramana mengatakan, perseroan tetap memperhatikan kondisi terkini untuk meninjau peluang ada.

"Ekspansi data center ini akan kami tinjau, tapi dengan terus memegang prinsip kehati-hatian," kata dia dalam Workshop Wartawan Pasar Modal 2022, Jumat (5/8/2022).

Saat ini, Hendrix mengatakan perseroan telah memiliki data center yang dikelola sendiri. Data center tersebut utamanya difungsikan untuk melayani pelanggan melalui entitas anak, PT Astra Graphia Information Technology (AGIT).

"Data center ini kami posisikan sebagai bagian dari total solution yang diberikan anak usaha kami, AGIT, kepada customernya untuk memberikan solusi di area cloud," kata Hendrix.

Pada semester I 2022, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 31 miliar, naik 74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Raihan itu sejalan dengan laba bruto perseroan pada semester I 2022 yang naik menjadi Rp 261,63 miliar pada dari Rp 248,19 miliar pada semester I 2021. 

Meningkatnya laba kotor pada unit usaha Solusi Dokumen sebagai hasil dari bertumbuhnya permintaan akan layanan penyewaan serta pembelian mesin di segmen perkantoran dan graphic art berkontribusi pada kenaikan laba bersih konsolidasian.

Pendapatan pada unit usaha Solusi Teknologi Informasi juga naik akibat meningkatnya kebutuhan pasar terkait penyediaan IT services, software dan hardware, serta kemampuan perusahaan dalam mengelola arus kas dan siklus operasional yang lebih baik juga turut berkontribusi terhadap peningkatan laba bersih Astragraphia pada Semester 1 2022.

Sementara dari sisi pendapatan mengalami penurunan tipis menjadi Rp 1,23 triliun pada semester I 2022 dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,26 triliun.

Belanja Modal 2022

Sinergi Astragraphia dan Menara Astra untuk Pelanggan
Petugas menunjukkan cara kerja print di OFiSKITA Jakarta, (3/9/2019). OFiSKITA memberikan layanan one stop office solution (solusi perkantoran satu atap) mulai dari solusi dokumen end-to-end, IT / Digital Services, online printing hingga event. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) atau Astragraphia menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 250 miliar pada 2022.

Direktur Astragraphia, Halim Wahjana mengatakan, prioritas belanja modal tahun ini untuk menopang bisnis.

"Tahun ini sekitar Rp 200-250 miliar. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu mungkin tumbuh sekitar 100 persen. Jadi ada beberapa hal yang kami perkuat untuk menunjang  performance di 2022," kata Halim, Rabu (13/4/2022).

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Astra Graphia, Hendrix Pramana menjabarkan sejumlah strategi yang akan ditempuh perseroan pada 2022.

Strategi itu dimaksudkan untuk menggenjot pertumbuhan laba perseroan pada 2022. “Kita akan fokus untuk optimalkan penguatan fundamental business. Khususnya di di bisnis-bisnis inti. Yaitu solusi dokumen, solusi teknologi informasi maupun di solusi perkantoran,” kata Hendrix.

Kemudian memperkuat kualitas layanan dan daya saing di area printing & digital untuk menjadi mitra pilihan. Mendorong pertumbuhan inisiatif baru melalui produk serta layanan printing & digital.

Tak kalah penting, memperkuat kompetensi sumber daya manusia melalui peningkatan kemampuan atau upskilling dan pelatihan kemampuan baru atau reskilling untuk memenuhi kebutuhan bisnis baru.

 

Bagi DIviden

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Perseroan juga berupaya memperkuat kontribusi sosial untuk pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada empat pilar utama yaitu kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan.

"Di tahun ini, kami juga optimistis untuk senantiasa melakukan inovasi solusi produk dan layanan, penguatan kompetensi sumber daya manusia, serta peningkatan manfaat dan nilai tambah dalam pelaksanaan kontribusi sosial melalui pilar kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk (ASGR) menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 26 per lembar saham.

Presiden Direktur Astra Graphia Tbk, Hendrix Pramana mengatakan, jumlah itu setara 40 persen dari laba perseroan 2021.

“Kami membagikan dividen sekitar 40 persen dari laba bersih, atau sekitar Rp 26 per lembar saham yang dibagikan sebagai dividen tunai,” kata Hendrix dalam paparan publik perseroan,Rabu, 13 April 2022.

Besaran itu termasuk dividen interim perseroan yang telah dibagikan pada 22 Oktober 2021 lalu sebesar Rp 7 per lembar saham. Sehingga sisanya Rp 19 per lembar akan dibagikan selambat-lambatnya 13 Mei 2022.

"Sepanjang tahun 2021, Astragraphia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 87 miliar atau tumbuh 83 persen dibandingkan 2020, dengan pendapatan bersih sebesar Rp 3,29 triliun,” ungkap Hendrix.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya