Liputan6.com, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengumumkan kinerja perusahaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode ini, PT Energi Mega Persada Tbk mencatatkan penjualan sebesar USD 344,01 juta atau sekitar Rp 5,37 triliun (kurs Rp 15.619 per USD).
Penjualan Energi Mega Persada naik 16,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 295,59 juta. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi USD 200,19 juta dari USD 175,17 juta pada September 2021.
Baca Juga
Meski begitu ,perseroan masih mengantongi laba bruto USD 143,81 juta, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 120,17 juta, Mengutip laporan keuangan perseroan, pada periode ini perseroan mencatatkan beban usaha sebesar USD 11,88 juta, naik dari USD 19,64 juta pada September 2021. Sehingga perseroan mencatatkan laba usaha sebesar USD 131,93 juta, naik 20,18 persen dibandingkan September 2021 sebesar USD 109,78 juta.
Advertisement
Setelah dikurangi beban lain-lain dan beban pajak penghasilan, perseroan mampu mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 44,14 juta atau sekitar Rp 689,48 miliar. Laba ini naik 138,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 18,52 juta.
"Kami mencatatkan kenaikan penjualan dan laba bersih yang signifikan dari periode yang sama di tahun lalu. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi dan harga jual minyak dan gas kami,” kata Direktur dan CFO PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto dalam keterangan resmi, Selasa (1/11/2022).
Kinerja Operasional hingga September 2022
Sementara itu, produksi gas perseroan mencapai 204,5 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD), tumbuh 18,41 persen dibandingkan periode sembilan bulan pada tahun lalu sebesar 172,7 MMSCFD. Rata-rata harga gas uakni USD 6,16 per mcf, naik dari USD 5,47 per mcf pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja Operasional
Sementara produksi minyak tumbuh 9,65 persen menjadi 5.148 barrel per hari dari 4.695 barel per hari pada September 2021. Dengan rata-rata harga minyak mencapai USD 86,46 per barel dari USD 65,85 per barrel pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama sekaligus CEO PT Energi Mega Persada Tbk, Syailendra Bakrie menambahkan, perseroan berkomitmen untuk menambah nilai bagi para pemegang saham dan berencana untuk memproduksikan aset-aset migas yang baru diakuisisi dalam jangka waktu pendek dan menengah ke depannya.
"Kami juga akan terus mengembangkan bisnis Perseroan melalui peningkatan produksi dari aset-aset yang sudah ada dan akuisisi atas aset-aset baru di masa mendatang,” kata dia.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar USD 1,23 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 1,06 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai USD 208,76 juta dan aset tidak lancar USD 1,02 miliar.
Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar USD 735,34 juta, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar USD 614,61 juta. Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 377,15 juta dan liabilitas jangka panjang USD 358,19 juta. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi USD 1,23 miliar dari USD 1,06 miliar pada Desember 2021.
Advertisement
Target Ekspansi 2022
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menargetkan produksi tumbuh 15-20 persen. Hal ini seiring pengembangan blok perseroan ke depan.Manajemen PT Energi Mega Persada Tbk menyatakan dalam dua tahun terakhir cukup aktif akuisisi aset baru untuk menambah cadangan dan produksi ke depan.
"Target ke depan pertumbuhan produksi 15 sampai 20 persen," ujar CFO PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto dalam acara Indonesia Invesment Education secara virtual ditulis Minggu (17/7/2022).
Perseroan berencana mengembangkan sejumlah proyek antara lain Malacca Straits, Bentu dan wilayah kerja B yang berada di Aceh. Selain itu mengembangkan aktivitas pengeboran di Tonga dan South CPP PSC di Sumatera. Perseroan akan menyelesiakan seismic tiga dimensi di PSC.
"Untuk rencana pengembangan ke depannya, tentu kami akan mengembangkan Malacca Straits, Bentu dan wilayah kerja B yang berada di Aceh, Sumatera," ujar Edoardus.
Selain itu, perseroan juga mengembangkan Kangean PSC yang sedang dalam proses perpanjangan dari kontraknya dari pemerintah. "Akan diumumkan kalau sudah ada," kata dia.
Selain itu, perseroan terus mengembangkan Sengkang PSC di Sulawesi. Adapun pada kuartal I 2022, kenaikan produksi gas tumbuh 23 persen. Sebelumnya produksi gas sentuh 172 juta menjadi 212 juta kaki kubik gas per hari.
"Jadi untuk produksi kita sampaikan di kuartal I 2022 telah terdapat kenaikan produksi gas sebesar 23 persen dari sebelumnya 172 menjadi 212 juta kaki kubik gas per hari," tutur dia
Energi Mega Persada Pasok Gas untuk Pabrik Pupuk Iskandar Muda
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) atau EMP menyampaikan anak usahanya, EMP Gebang Limited menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
Energi Mega Persadasepakat untuk memenuhi pasokan gas yang diperlukan untuk kebutuhan bahan baku dari pabrik pupuk urea yang dioperasikan oleh PIM.
Pada saat bersamaan, Energi Mega Persada juga telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan PIM dan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) untuk kerja sama bisnis di Iskandar Muda Industrial Area (IMIA) di Arun, Lhokseumawe, Aceh.
Dalam Nota Kesepahaman tersebut, PIM akan menyediakan lahan di IMIA untuk pengembangan bisnis pada masa mendatang oleh EMP dan BNBR.
”Kami menargetkan untuk menyuplai sekitar 40 juta kaki kubik gas per harinya dari Gebang PSC Block di Sumatera Utara ke pabrik-pabrik yang dioperasikan oleh PIM di masa mendatang. Kami berharap untuk dapat merealisasikan Kerjasama yang baik dengan PIM dan PI di IMIA, Arun, Aceh dalam waktu dekat ini,” ujar Direktur Utama EMP, Syailendra S. Bakrie dalam keterangan resmi. Kamis (31/3/2022).
Penandatanganan MoU ini merupakan langkah strategis dalam proyek hilirisasi gas bumi seperti blue ammonia, metanol dan optimalisasi penggunaan gas serta potensi pengembangan lainnya di KEK Arun. Sekaligus sebagai bagian dari upaya percepatan pencapaian net zero emission 2060.
Acara penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut dihadiri oleh Direktur Utama PIM, Budi Santoso Syarif, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, dan Deputi Keuangan & Monetisasi SKK Migas, Arief S. Handoko.
Advertisement