Mandiri Sekuritas Bidik Pertumbuhan Dana Kelolaan Reksa Dana Lebih dari Rp 1 Triliun pada 2023

PT Mandiri Sekuritas membidik pertumbuhan dana kelolaan reksa mencapai 40 persen pada 2023. Adapun produk dana kelolaan yang diminati terutama GenZ yaitu reksa dana pasar uang.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Mar 2023, 22:45 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2023, 22:45 WIB
Target Dana Kelolaan Reksa Dana Mandiri Sekuritas
Mandiri Sekuritas incar pertumbuhan dana kelolaan reksa dana di atas Rp 1 triliun pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mandiri Sekuritas membidik pertumbuhan dana kelolaan reksa dana (Asset under management/AUM) di atas Rp 1 triliun pada 2023. Lantaran, Mandiri Sekuritas melihat prospek reksa dana masih cerah ke depan.

Direktur Retail Mandiri Sekuritas Theodora Manik menuturkan, pihaknya melihat peluang reksa dana tumbuh masih besar. Dengan demikian, Mandiri Sekuritas menargetkan dana kelolaan reksa dana lebih dari Rp 1 triliun pada 2023.

"Untuk AUM reksa dana kami targetkan ada peningkatan 40 persen di tahun ini. Posisi AUM Reksa dana sekarang sekitar Rp 600 miliar, kita target sampai akhir tahun lebih dari Rp 1 triliun. Dari acara ini saja target AUM (dana kelolaan-red) Rp 100 miliar," kata Theodora saat ditemui di Mandiri Tower, Rabu (8/3/2023).

Dia bilang, saat ini produk reksa dana yang paling diminati adalah reksa dana pasar uang, terutama Generasi Z. Selain itu, produk reksa dana berbasis syariah juga banyak diminati oleh para investor.

"Produk yang paling diminati adalah pasar uang terutama GenZ. Kemudian produk lainnya yang juga diminati adalah yang berbasis syariah," kata dia.

Dengan demikian, Mandiri Sekuritas pun mulai menggenjot mitra manajer investasi untuk membuat produk-produk berbasis syariah.

"Variasi produk syariah di MOST masih di bawah 10 dari total 71 produk reksa dana. Untuk itu kita dorong mitra MI kami membuat produk syariah, karena bulan depan promo kita bertemakan syariah," ujar dia.

Di sisi lain, Mandiri Sekuritas juga membidik pertumbuhan investor ritel sebanyak 200 ribu investor. Hingga saat ini, tercatat 280 ribu investor ritel yang aktif.

"Kami akan kerja sama dengan Mandiri Manajemen Investasi dan ekosistem Mandiri untuk meningkatkan investor ritel. Target pertumbuhan 30 persen itu sekitar 200 ribu investor tahun ini, saat ini jumlah investor mencapai 280 ribu," kata dia.

Tak hanya itu, saat ini Mandiri Sekuritas mengincar investor ritel dari kalangan milenial.  "Kita 65 persen milenial sisanya ke atas gen x baby boomer. Yang diincar milenial," imbuhnya.

 

 

Dana Kelolaan Reksa Dana Bakal Tumbuh hingga Rp 1.000 Triliun

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Sebelumnya, industri reksa dana di pasar modal diprediksi akan tumbuh pesat. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis dana kelolaan industri reksa dana dapat tumbuh hingga Rp 1.000 triliun dalam tiga tahun mendatang.

Head of Wealth Management Mirae Asset, M. Arief Maulana mengatakan, ada dua faktor utama pendorong pertumbuhan industri reksa dana. Pertama adalah inovasi teknologi informasi (information technology/IT) dari pelaku pasar modal dengan bertumbuhnya industri fintech dan kedua kondisi masyarakat yang semakin melek teknologi selepas pandemi. 

Dengan inovasi IT, Arief meyakini target industri reksa dana Rp 1.000 triliun pada 2027 akan mudah tercapai, bahkan bisa lebih cepat lagi. 

"Pertumbuhan reksa dana Indonesia tertinggal, dana kelolaan belum tumbuh Rp 600 triliun," kata Arief dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas, Kamis (9/2/2023).

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan dana kelolaan industri reksa dana Rp 504 triliun tahun lalu, berasal dari 2.120 produk reksa dana yang dikelola 96 manajer investasi sejak reksa dana pertama di Indonesia terbit pada 1995. OJK menargetkan dana kelolaan itu tumbuh menjadi Rp 1.000 triliun pada 2027. 

Salah satu pendukung pertumbuhan industri reksa dana adalah agen penjual, di mana Mirae Asset adalah salah satu Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) berlisensi OJK yang memasarkan reksa dana terpilih dari sekitar 30 manajer investasi rekanan. 

 

NAB Reksa Dana Sentuh Rp 505,69 Triliun, Merosot 12,58 Persen pada 2022

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana mencapai Rp 505,69 triliun per 28 Desember 2022.

Total dana kelolaan tersebut turun 12,58 persen dari periode 2021 sebesar Rp 578,44 triliun. NAB reksa dana turun juga diikuti produk reksa dana susut 2,5 persen menjadi 2.143 produk hingga 28 Desember 2022 dari periode 2021 yang mencapai 2.198 produk.

“Kinerja reksa dana masih mengalami tekanan yang disebabkan beberapa faktor antara lain terkait kebijakan shifting unit link ke instrument keuangan lain di luar reksa dana,” demikian mengutip dari laman OJK, Minggu (1/1/2023).

Adapun per 29 Desember 2022, IHSG telah berada di posisi 6.860,08 poin atau berhasil tumbuh sebesar 4,23 persen secara year-to-date. Seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 15,18 persen secara year-to-date yaitu sebesar Rp9.509 triliun.

IHSG juga menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.318,01 poin, tepatnya pada 13 September 2022. Demikian halnya dengan kapitalisasi pasar yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada tanggal 27 Desember 2022 sebesar Rp9.600 triliun.

Seiring dengan telah pulihnya kembali aktivitas perekonomian domestik, aktivitas penghimpunan dana melalui pasar modal terus meningkat.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya