Bank Jago Angkat Arief Harris Jadi Direktur Utama, Ini Susunan Direksi Terbarunya

Arief Harris Tandjung mendapatkan mandat RUPS menjadi Direktur Utama PT Bank Jago Tbk (ARTO), melanjutkan tugas Kharim Siregar yang telah selesai masa jabatannya.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Jun 2023, 11:17 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2023, 15:40 WIB
Bank Jago dikembangkan sebagai bank berbasis teknologi untuk nasabah segmen pasar Ritel, Usaha Kecil dan Menengah,  serta Mass Market. (Dok Bank Jago)
Bank Jago dikembangkan sebagai bank berbasis teknologi untuk nasabah segmen pasar Ritel, Usaha Kecil dan Menengah, serta Mass Market. (Dok Bank Jago)

Liputan6.com, Jakarta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Jago Tbk (ARTO) mengesahkan perubahan struktur kepemimpinan, pada hari ini Kamis (25/5/2023). Arief Harris Tandjung mendapatkan mandat RUPS menjadi Direktur Utama, melanjutkan tugas Kharim Siregar yang telah selesai masa jabatannya.

RUPS menyatakan Arief Harris akan menjabat sebagai Direktur Utama Bank Jago, efektif terhitung sejak RUPS dan setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Arief merupakan bankir senior yang belasan tahun bekerja bersama dengan Kharim Siregar. Seluk beluk Bank Jago telah Arief ketahui secara mendalam, karena merupakan salah satu jajaran pendiri. Ia selama ini juga terkenal sebagai “juru bicara” bank Jago ke para investor dan pelaku pasar lainnya. 

Sebelum membangun Bank Jago, Arief Harris Tandjung ikut membesarkan PT Bank BTPN Tbk. Total aset BTPN melesat 10 kali lipat hanya dalam periode 10 tahun. Pada 2008 lalu, BTPN hanyalah sebuah bank kecil dengan aset sekitar Rp10,6 triliun namun menjadi bank beraset Rp101,9 triliun pada 2018.

Sebelum di BTPN, Arief tercatat sebagai Vice President Corporate Performance Management di Bank Permata. Arief juga sempat berlabuh di Standard Chartered Bank sebagai Senior Manager dan Head of Consumer Banking Business, juga di  Bank Danamon sebagai Executive Vice President dan Head of SME Banking Business.

Arief adalah lulusan Universitas Indonesia, meraih gelar Sarjana Teknik Elektro pada 1991. Ia pernah mengikuti CFO Strategic Financial Leadership Program yang digelar oleh Stanford Business School Executive Education pada 2013.

Kharim Siregar pun merasa yakin Bank Jago akan bertambah baik di bawah kepemimpinan Arief. "Pak Arief yang sudah berkecimpung di perbankan sekitar 30 tahun. Kita tidak perlu meragukan kemampuan Pak Arief," ujar Kharim dalam media briefing beberapa waktu lalu.

Bangun Ekosistem

(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago
(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago

Berbeda dengan Kharim yang terkenal sebagai bankir spesialis IT, Arief justru lebih banyak menghabiskan perjalanan karirnya di bidang finance. Kharim sudah membangun fondasi Bank Jago yang sangat kokoh, berfundamental baik, dan memiliki posisi tersendiri di industri bank digital yang mampu tertanam dalam ekosistem. 

Kharim berhasil mengintegrasikan Bank Jago dengan ekosistem raksasa GoTo, yang memiliki tiga bisnis utama yakni Gojek, GoPay, dan Tokopedia. Seperti diketahui, ketiganya merupakan entitas bisnis terbesar di e-commerce Indonesia. Bank Jago juga terintegrasi dengan ekosistem bidang investasi, yakni dengan perusahaan sekuritas Stockbit dan Aplikasi Reksadana Online Bibit.id. 

Di samping membangun ekosistem, Bank Jago juga berkolaborasi dengan sejumlah institusi otomotif, yakni BFI Finance dan PT Carsome Indonesia. Tercatat hingga akhir 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan puluhan institusi yang berasal dari startup digital, multifinance, hingga institusi keuangan digital lainnya. 

"Sehingga tugas saya adalah merawat dan meneruskan legacy beliau serta membawa bank ini ke level yang lebih tinggi lagi,” kata Arief Harris belum lama ini.

Susunan Direksi

Dengan perubahan pada pucuk pimpinan berikut ini struktur Direksi Bank Jago.

  • Direktur Utama: Arief Harris Tandjung
  • Direktur Kepatuhan: Tjit Siat Fun
  • Direktur: Peter van Nieuwenhuizen
  • Direktur: Sonny Christian Joseph
  • Direktur: Umakanth Rama Pai

Kinerja Bank Jago: Nasabah Tembus 7,5 Juta, Penyaluran Kredit Melonjak 76 Persen Jadi Rp 10,84 Triliun

Bank Jago.
Kartu visa Jago.

PT Bank Jago Tbk mencatatkan kinerja yang mulus mengawali 2023. Dengan melanjutkan pertumbuhan secara sehat, baik dari sisi pinjaman, dana pihak ketiga (DPK), dan jumlah nasabah.

Sampai kuartal I 2023, Bank Jago berhasil melayani 7,5 juta nasabah, termasuk lebih dari 5,8 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago per kuartal I-2023.

 Jumlah nasabah bank berbasis teknologi (tech-based bank) ini naik lebih dari dua kali lipat dibanding 3,5 juta nasabah per kuartal I-2022, termasuk 2,3 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago.

Pertumbuhan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan DPK sebesar 120 persen atau menjadi sebesar Rp 9,28 triliun per Maret 2023 dari Rp 4,21 triliun per Maret 2022.

“Dengan komitmen untuk terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem yang baru, kami berhasil menjangkau lebih banyak nasabah untuk menggunakan Aplikasi Jago,” kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar, Jumat (28/4/2023).

Peningkatan DPK didorong pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 158 persen dari Rp 2,29 triliun pada kuartal I-2022 menjadi Rp 5,92 triliun pada kuartal I-2023. Pertumbuhan yang signifikan tersebut mendorong porsi CASA terhadap DPK mencapai 64% per akhir Maret lalu.

Sampai kuartal I-2023, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago mencapai Rp 10,84 triliun atau bertumbuh 76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,15 triliun.

Pertumbuhan ini tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.

Aset

Genap Berusia Satu Tahun di 2022, Aplikasi Jago Sukses Bantu Nasabah Wujudkan Mimpinya
Credit: Bank Jago

Dalam penyaluran kredit, Bank Jago melakukannya secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada.

Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,5 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan.

“Kami percaya kolaborasi adalah cara yang paling efektif untuk memberikan pembiayaan kepada lebih banyak nasabah tetapi dengan tetap memperhatikan risiko kredit agar Bank Jago dapat tumbuh secara berkelanjutan,” lanjut Kharim.

Pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah mendorong aset Bank Jago mencapai Rp 18,02 triliun dan laba sebelum pajak mencapai Rp 22 miliar per akhir Maret 2023.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya