Trimegah Bangun Persada Kantongi Pendapatan Rp 10,24 Triliun, Laba Rp 2,74 Triliun

Laba bersih Trimegah Bangun Persadapada semester I 2023 menyusut 14,65 persen sebesar Rp 2,74 triliun.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Agu 2023, 06:01 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 05:58 WIB
Pabrik nickel sulfate (Foto: PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
Pabrik nickel sulfate (Foto: PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Liputan6.com, Jakarta PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) telah mengumumkan kinerja perseroan hingga semester I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan peningkatan dari sisi pendapatan dan penurunan laba bersih.

Melansir laporan keuangan Trimegah Bangun Persada dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (2/8/2023), pendapatan dari kontrak dengan pelanggan pada semester I 2023 naik 88,74 persen menjadi Rp 10,24 triliun dari Rp 5,42 triliun pada semester I 2022.

Sementara, beban pokok penjualan NCKL pada periode yang sama naik 177,41 persen menjadi Rp 6,74 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 2,43 triliun.

Dengan demikian, laba bruto meningkat 16,79 persen menjadi Rp 3,49 triliun hingga akhir Juni 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar Rp 2,99 triliun.

Sepanjang semester I 2023, perseroan membukukan laba usaha Rp 3,07 triliun naik 13,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,70 triliun.

Laba bersih pada semester I 2023 menyusut 14,65 persen sebesar Rp 2,74 triliun dari Rp 3,21 triliun pada periode yang sama 2022. Sehingga laba per saham turun menjadi 46,84 dari 58,38.

Aset perseroan sampai dengan Juni 2023 naik menjadi Rp 42,32 triliun dari Rp 34,60 triliun pada Desember 2022. Liabilitas menyusut menjadi Rp 17,73 triliun pada kuartal II 2023 dari tahun sebelumnya Rp 20,37 triliun.

Sementara ekuitas hingga Juni 2023 naik menjadi Rp 24,58 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 14,22 triliun.

Prospek Investasi di Saham Trimegah Bangun Persada

Ekspor Nikel Sulfat
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) melalui PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL), resmi mengekspor perdana nikel sulfat ke China pada hari ini, 16 Juni 2023.

Sejumlah risiko masih membayangi perusahaan produsen nikel pada 2023. Namun, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) dinilai masih jadi peluang investasi didukung kinerja keuangan dan ekspansi yang dilakukan perseroan.

Dalam riset PT BCA Sekuritas pada 20 Juli 2023,dikutip Jumat, (21/7/2023), PT Trimegah Bangun Persada Tbk menjadi salah satu perusahaan nikel terbesar di Indonesia dengan posisi sangat baik untuk untuk hasilkan pertumbuhan pertumbuhan pendapatan signiifikan.

Hal tersebut didukung volume produksi yang tinggi. Dengan demikian berdampak terhadap perluasan kapasitas, dan perusahaan juga memiliki kemitraan strategis yang kuat sehingga memastikan investasi akan berjalan lancar.

Trimegah Bangun Persada juga bertekat untuk awasi biaya operasional sebagai faktor penting mempertahankan marjin yang baik,” demikian mengutip laporan riset yang disusun Analis Muhammad Fariz.

BCA Sekuritas prediksi Trimegah Bangun Persada akan mampu bawa pertumbuhan pendapatan masing-masing Rp 26,73 triliun dan Rp 30 triliun pada 2023 dan 2024. Masing-masing tumbuh sekitar 179 dan 12 persen.

“EBITDA NCKL dan laba menawarkan prospek pertumbuhan yang menarik karena kami memproyeksikan EBITDA dan pertumbuhan laba 48 persen dan 63 persen CAGR dari 2022-2025,” demikian mengutip dari laporan riset itu.

EBITDA diprediksi mencapai Rp 5,38 triliun dan Rp 14,43 triliun masing-masing pada 2023 dan 2024. Sedangkan laba bersih bakal mencapai Rp 6,32 triliun pada 2023 dan Rp 14,3 triliun pada 2024.

“Selain itu perseroan menjanjikan dividend yield tumbuh dari 2 persen pada 2023 menjadi 7 persen pada 2025 menjadikannya peluang menarik untuk investasi,” demikian mengutip dari laporan itu.

IPO Jumbo Bakal Dukung Proyek Perseroan ke Depan

Nikel sulfat (Foto:PT Trimegah Bangun Persada Tbk/NCKL)
Nikel sulfat (Foto:PT Trimegah Bangun Persada Tbk/NCKL)

Dana IPO Besar Dukung Proyek ke Depan

Meski prospek industri nikel kurang menggembirakan, BCA Sekuritas melihat Trimegah Bangun Persada akan navigasi situasi dengan berhasil.Hal ini seiring perseroan memegang posisi kas bersih. Perseroan meraup dana Rp 9,99 triliun dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Sebelumnya perseroan melepas 7,99 miliar saham ke public dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Sedangkan harga IPO yang dipatok Rp 1.250 per saham.

“Arus kas yang kuat akan menjadi berdampak ke depan seiring memungkinkan perseroan untuk investasi proyek nikel jangka panjang dan terus meningkatkan skala bisnis,”

BCA Sekuritas berharap arus kas bebas perseroan hasilkan 9 persen compounded annual growth rate (CAGR) pada 2022-2025.

Kelebihan Pasokan Bakal Ganggu Nikel Sedangkan Nickel Pig Iron (NPI) dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) Meningkat

Dalam laporan riset BCA Sekuritas menyebutkan pasar nikel primer global saat ini hadapi kelebihan pasokan, didorong produksi dan pasokan melebihi permintaan.

“Harga NPI diperkirakan akan tetap menantang, dengan industri yang terganggu kelebihan pasokan selama beberapa tahun. Namun demikian, pasokan NPI Indonesia terus meningkat sehingga menimbulkan ancaman terhadap produksi NPI China,”

Selain itu, pasar nikel dan kobalt sulfat juga tertekan karena kelebihan pasokan didorong oleh persaingan ketat di pasar kendaraan listrik. Munculnya MHP dan MSP di produksi baterai menawarkan peluang yang menjanjikan terutama dalam investasi high pressure acid leaching (HPAL) atau proses pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar dengan teknologi HPAL di Indonesia. “Meskipun momok kelebihan pasokan, prospek HPAL di pasar sulfat tetap positif,”

Rekomendasi Saham

BCA Sekuritas merekomendasikan beli atau buy saham NCKL dengan target harga Rp 1.690 per saham berdasarkan metode price earning (PE).

“Kami mematok EPS 2024 Rp 228 dan target PE kami ditetapkan di 7,4 kali. Kami memasang PE ini mendekati perusahaan nikel dan logam dunia pada 2024, seperti yang diperkirakan pada sektor akan terus alami penurunan akibat kelebihan pasokan,”

Adapun sebagian besar keuntungan di sektor ini karena pertumbuhan volume dan manajemen biaya. Adapun risiko utama sektor ini antara lain:

1.Turunnya harga nikel di NPI, MHP, sulfate

2.Nilai kobalt yang rendah pada biaya HPAL sebagai akibat dari volatilitas harga kobalt.

3.Risiko regulasi dan pajak

4.Risiko operasional dan variabilitas kadar bijih nikel

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 20 Juli 2023, saham NCKL melonjak 3,43 persen ke posisi Rp 905 per saham. Saham NCKL dibuka stagnan Rp 875 per saham. Saham NCKL berada di level tertinggi Rp 915 dan terendah Rp 875 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.142 kali dengan volume perdagangan 281.835 lot saham. Nilai transaksi Rp 25,3 miliar.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya