Menelisik Prospek Emiten Otomotif di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menyampaikan, kinerja emiten otomotif cenderung meningkat usai pandemi Covid-19.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 15 Agu 2023, 11:39 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2023, 07:00 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Sektor otomotif mendapatkan angin segar dari pulihnya kegiatan masyarakat usai pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sektor otomotif mendapatkan angin segar dari pulihnya kegiatan masyarakat usai pandemi Covid-19. Alhasil, kinerja emiten otomotif cenderung meningkat.

Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menuturkan, kinerja emiten otomotif cenderung meningkat usai pandemi Covid-19. Bahkan, kinerja emiten otomotif seperti PT Astra International Tbk (ASII) sampai kuartal II 2023 masih menunjukkan perkembangan positif. Menurut ia, prospek sampai akhir 2023 masih berpotensi positif.

"Emiten otomotif sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat perekonomian, karena sifatnya yang cenderung siklikal. Sementara ini masih sejalan dengan perkembangan ekonomi yang mulai menggeliat lagi," kata Desmond kepada Liputan6.com, Selasa (15/8/2023).

Di sisi lain, ia menyebut, iisu polusi yang sedang mencuat di publik tidak begitu berpengaruh terhadap emiten otomotif. Akan tetapi, isu polusi kemungkinan akan digunakan untuk lebih meningkatkan popularitas kendaraan listrik. Meskipun sebenarnya sumber polusi lebih banyak berasal dari sektor industri. 

"Walaupun begitu kemungkinan belum banyak pengaruh dari kendaraan listrik ke kinerja keuangannya. Masih terlalu kecil skalanya. Mungkin dampaknya baru berasa 5 tahun ke depan," kata dia.

Untuk pilihan sahamnya, Desmond lebih menyarankan untuk memilih saham second liner di sektor otomotif, karena secara valuasi masih terlihat murah. Misalnya, IMAS dan MPMX.

"Strateginya disarankan buy on weakness. Saat ini harganya sudah banyak yang naik tinggi. Disarankan beli saat ada koreksi," ujarnya.

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai emiten sektor otomotif masih memiliki prospek yang menjanjikan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya konsumsi masyarakat.


Faktor Pendukung Kinerja

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Emiten berbasis otomotif menurut saya dilihat dari tingkat penjualan komponen otomotif di Tanah Air. Otomotif bisa dari penjualan motor atau mobil, di sisi lain kalau kita lihat dari potensi mobilitas penduduk ke depannya memang semestinya bisa meningkat," kata Nafan.

Dengan demikian, hal tersebut tentu akan memberikan kontribusi terhadap penjualan sektor otomotif maupun suku cadang ke depannya.

 "Biasanya kalau ada pertumbuhan ekonomi, ada kenaikan konsumsi yang identik dengan adanya pertumbuhan penjualan otomotif," kata dia.

Selain itu, terkait dengan status pandemi menjadi endemi bisa memberikan dampak positif terhadap meningkatnya mobilitas. Sehingga, masyarakat yang menggunakan otomotif turut meningkat.

Dia juga bilang, aktivitas pemilihan umum (pemilu) juga menjadi angin segar bagi sektor otomotif. Lantaran, mobilitas pun menjadi meningkat.

Bagi para investor, Nafan merekomendasikan hold untuk saham ASII. Sebab, pergerakan harga saham ASII mulai berada dalam fase konsolidasi dengan range 6625 hingga 6900. 

"Hal tersebut didukung indikator yang mixed, dimana RSI menunjukkan sinyal positif, sementara Stochastics K_D menunjukkan sinyal negatif," ujar dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Penutupan IHSG pada 14 Agustus 2023

Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau bahkan tembus level 6.900 pada perdagangan saham Senin, 14 Agustus 2023.

Dikutip dari data RTI, IHSG ditutup menguat 0,44 persen ke posisi 6.910,17. Indeks LQ45 bertambah 0,45 persen ke posisi 968,68. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.910,17. IHSG sempat melemah pada awal sesi perdagangan sehingga sentuh posisi  terendah 6.823,75. Sebanyak 283 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 254 saham menguat dan 207 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 1.087.936 kali dengan volume perdagangan 16,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.318.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham Rp 539,99 miliar. Sepanjang 2023, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 6,49 triliun.

Mayoritas sektor saham menghijau pada awal pekan. Sektor saham bahan dasar pimpin penguatan dengan naik 1,69 persen. Sektor saham energi menanjak 1,32 persen, sektor saham industri bertambah 0,35 persen, sektor saham nonsiklikal menguat 0,50 persen.

Selain itu, sektor saham kesehatan naik 0,06 persen, sektor saham keuangan melesat 0,36 persen, sektor saham properti mendaki 0,15 persen, sektor saham teknologi menguat 0,41 persen dan sektor saham infrastruktur melesat 0,03 persen.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya