Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pengembangan properti terkemuka China, Sunac telah mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS). Hal ini tak lama setelah mendapat persetujuan dari kreditor untuk restrukturisai utang hampir USD 10 miliar.
Dikutip dari CNN Money, ditulis Rabu (20/9/2023), Sunac mengajukan petisi perlindungan Bab 15 ke Pengadilan AS untuk distrik Selatan New York pada Selasa, 19 September 2023.
Sunac menjadi pengembang China kedua yang mengalami kesulitan dalam beberapa minggu terakhir yang mencari perlindungan. Evergrande mengajukan pengajuan Bab 15 di Amerika Serikat bulan lalu, setelah membukukan kerugian USD 81 miliar dalam dua tahun terakhir.
Advertisement
Proses ini memungkinkan pengadilan untuk turun tangan saat kasus kebangkrutan melibatkan negara lain. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mendorong kerja sama antara pengadilan Amerika Serikat, debitur dan yurisdiksi lain yang terlibat dalam proses kebangkrutan lintas batas.
Dikutip dari CNN, memasuki proses ini dapat membantu Sunac China bernegosiasi dengan pemberi pinjaman luar negeri untuk merombak utangnya.
Dalam pengajuan ke bursa saham Hong Kong pada Senin, 19 September 2023, perusahaan menyebutkan mendapatkan persetujuan lebih dari 2.000 kreditor untuk merestrukturisasi utang dan pembayaran bunga USD 9,9 miliar kepada investor di luar China.
Sunac merupakan pengembang properti terbesar ke-10 di China pada Agustus berdasarkan kontrak penjualan, menurut CreditSights. Namun, sebelum gagal bayar pada 2022, ini merupakan terbesar ketiga.
Keberhasilannya dalam mendapatkan kesepakatan dengan kreditor luar negeri dapat memberikan peta jalan bagi pengembang lain yang mengalami kesulitan untuk kembali bangkit.
Perusahaan Properti China Pertama yang Raih Persetujuan
Co-head of Asia Pacific Research CreditSights, Sandra Chow menuturkan, Sunac menjadi pengembang properti besar China pertama yang memenangkan persetujuan itu. “Kesepakatan serupa sebelumnya telah dicapai oleh pengembang yang lebih kecil dengan jumlah uang lebih sedikit,” ujar dia kepada CNN.
Evergrande yang pernah menjadi pengembang besar China yang gagal bayar pada akhir 2021, juga berupaya merestrukturisasi utang luar negerinya meski kurang beruntung memenangkan hati kreditor luar negeri karena persyaratan yang kurang menguntungkan.
“Sementara Evergrande masih berjuang untuk mendapatkan kreditor luar negeri, Sunac benar-benar telah melampauinya,” ujar dia.
Saham Sunac ditutup melemah 4,3 persen di bursa Hong Kong pada Selasa, 19 September 2023 seiring kabar pengajutan kebangkrutan di AS.
Advertisement
Hadapi Krisis Utang
Seperti pengembang properti China sebelumnya, Sunac hadapi krisis uang tunai yang semakin memburuk dengan penurunan penjualan di seluruh industri yang membuat banyak pengembang tidak mampu membayar utang.
Tercatat total kewajiban Sunac mencapai 1 triliun yuan atau USD 137,6 miliar pada akhir tahun lalu, seiring dengan penurunan penjualan 50 persen pada 2022 dibandingkan sebelumnya, menurut laporan tahunan terbarunya.
Chow menuturkan, restrukturisasi terbarunya akan membantu memberi perusahaan sedikit lebih banyak ruang untuk bernafas.
“Namun, masalah utamanya, bisnis utamanya memerlukan bantuan,masih tetap ada,” kata dia.
Dalam beberapa bulan terakhir, pengambil kebijakan di China telah mengumumkan serangkaian langkah untuk mendukung industri yang sedang lesu, termasuk menurunkan syarat bagi pembeli rumah.
“Namun, yang penting saat ini adalah bagaimana dukungan kebijakan dapat membantu membalikkan penjualan dan bisnis sebenarnya. Itu akan menjadi inti masalahnya,” kata dia.
Meski ada banyak upaya yang dilakukan dalam beberapa minggu terakhir untuk menstimulasi industri yang terdampak krisis ini, kekhawatiran masih tetap ada. Country Garden beberapa bulan lalu terus berada di ambang gagal bayar.