Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada awal pekan ini, Senin, (9/10/2023) seiring pasar China kembali buka usai libur Golden Week.
Dikutip dari CNBC, investor akan mengamati pembacaan inflasi dan data perdagangan dari China dan India pada akhir pekan ini. Selain itu, keputusan kebijakan moneter dari bank sentral Singapura.
Baca Juga
Sementara itu, bursa saham Jepang dan Korea Selatan libur pada Senin, 9 Oktober 2023. Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,41 persen pada awal perdagangan. Hal ini terjadi setelah indeks saham mencatat penurunan lima hari berturut-turut dan anjlok di bawah posisi 7.000 untuk pertama kali sejak Maret.
Advertisement
Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.724 menunjukkan pembukaan lebih kuat dibandingkan penutupan perdagangan terakhir di 17.485,98.
Namun, perdagangan di bursa saham Hong Kong dibatalkan setelah kota tersebut menaikkan peringatan topan ke sinyal 8 untuk topan Koinu. Pedoman bursa menyatakan sesi pagi akan dibatalkan jika level atau sinyal 8 tidak diangkat sebelum jam 9 pagi waktu setempat.
Observatorium Hong Kong mengatakan dengan angin yang bertiup, pihaknya akan menurunkan peringkat peringatan signal 8 pada pukul 11.40. Sementara itu, bursa saham China dengan indeks acuan CSI 300 turun 1 persen setelah libur Golden Week.
Di Amerika Serikat (AS), wall street menguat setelah data tenaga kerja AS lebih kuat dan kenaikan imbal obligasi. Indeks Dow Jones bertambah 0,87 persen. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 1,18 persen. Indeks Nasdaq mendaki 1,6 persen. Pelaku pasar akan mencermati pasar setelah Hamas menyerang Israel pada akhir pekan lalu.
Penutupan Wall Street pada 6 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada Jumat, 6 Oktober 2023. Wall street melejit bahkan setelah rilis data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan dan kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (7/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 288,01 poin atau 0,87 persen ke posisi 33.407,58. Indeks S&P 500 menguat 1,18 persen ke posisi 4.308,50. Indeks Nasdaq bertambah 1,6 persen ke posisi 13.431,34.
Ekonomi AS menambah 336.000 pekerjaan pada September, demikian disampaikan Departemen Tenaga Kerja. Ekonom yang disurvei Dow Jones prediksi ada 170.000 pekerjaan. Yang pasti, kenaikan upah kurang dari perkiraan bulan lalu.
Saham berbalik arah menjelang akhir pekan ini. Awal sesi perdagangan, wall street sempat anjlok karena laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan. Pada sesi terendahnya, indeks Dow Jones anjlok 272 poin. Indeks Dow Jones melambung lebih dari 400 poin. Indeks Nasdaq dan S&P 500 turun 0,9 persen pada titik terendahnya.
Pelaku pasar tidak mengetahui alasan pembalikan intraday tersebut. Sejumlah pihak menilai, upah yang lebih lemah dalam laporan tenaga kerja yang membuat investor kembali memikirkan aksi sebelumnya. Selain itu, imbal hasil obligasi yang melemah juga dinilai memberikan sumbangan terhadap tekanan wall street.
Bagian dari reli tersebut mungkin disebabkan oleh pasar yang telah menjadi sangat oversold atau jenuh jual dengan indeks S&P 500 turun lebih dari 8 persen dari level tertingginya pada awal tahun ini.
Imbal hasil obligasi awalnya melonjak setelah laporan itu. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mendekati level tertinggi dalam 16 tahun. Suku bunga acuan kemudian merosot dari level itu, tetapi naik sekitar 6 basis poin menjadi 4,78 persen.
Advertisement
Menanti Kabar Baik dari The Fed
“Kami melihat sedikit penurunan imbal hasil dibandingkan saat berada di kisaran 4,8 persen. (Dengan-red) mundur sedikit, saya pikir itu membantu pasar saham. Kami mengalami sedikit pelemahan di pasar dalam beberapa minggu terakhir, dan beberapa kondisi oversold,” ujar Chief Investment Officer Verdence Capital Advisors Megan Horneman.
“Kemungkinan ada cukup banyak kabar baik dari pertumbuhan upah dan tingkat pengangguran yang dapat menghalangi the Federal Reserve (the Fed) untuk kembali menaikkan suku bunga,” ujar Ekonom Moody’s Analytics, Dante DeAntonio.
Ia menambahkan, meski ada harapan pasar terhadap apa yang akan dilakukan FOMC telah sedikit bergeser setelah mencerna laporan pada Jumat pagi ini. “Masih ada ekspektasi kuat suku bunga akan tetap tidak berubah pada November,” ujar dia.
Di sisi lain, saham-saham teknologi memimpin kenaikan sektor saham di indeks S&P 500 jelang akhir. Saham Monolithic Power Systems, Adanced Micro Devices, dan Palo Alto Networks melompat lebih dari 4 persen.
Saham Ford naik 0,84 persen, GM bertambah 1,95 persen. Pergerakan saham ini terjadi setelah serikat pekerja United Auto Workers mengatakan, tidak aka nada lagi pemogokan pada pekan ini karena ada kemajuan dalam pembicaraan dengan produsen mobil.
Indeks S&P 500 naik 0,48 persen, dan mematahkan rekor melemah dalam empat minggu berturut-turut. Indeks Nasdaq naik 1,6 persen. Sedangkan indeks Dow Jones melemah 0,30 persen dalam sepekan.