Investor Asing Jual Saham Rp 6,18 Triliun Sepanjang 2023

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat aksi jual saham Rp 6,18 triliun pada 2023. Sedangkan selama 2022, investor asing beli saham sekitar Rp 60,58 triliun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Des 2023, 11:07 WIB
Diterbitkan 31 Des 2023, 11:06 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Investor asing melakukan aksi jual saham sepanjang 2023. Kondisi ini berbeda dari 2022 dengan aksi beli saham investor asing cukup signifikan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Investor asing melakukan aksi jual saham sepanjang 2023. Kondisi ini berbeda dari 2022 dengan aksi beli saham investor asing cukup signifikan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat aksi jual saham Rp 6,18 triliun pada 2023. Sedangkan selama 2022, investor asing beli saham sekitar Rp 60,58 triliun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, investor asing melakukan aksi jual saham seiring ketidakpastian global. Dari dalam negeri,  Indonesia menyambut tahun politik sehingga pengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sedangkan dari sentimen global, Herditya menuturkan, ada konflik di Timur Tengah dan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang sempat masih cenderung higher for longer. Seiring sentimen itu membuat investor mencari investasi relatif aman.

“Investor cenderung memindahkan asetnya ke yang lebih minim risiko. Aset minim risiko seperti obligasi dan emas,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Herditya prediksi, investor asing berpeluang kembali masuk ke saham pada 2024. Hal ini dengan catatan iklim investasi sudah mulai membaik terlebih Indonesia sedang berada pada tahun politik. Herditya menuturkan, ke depan bagaimana melihat kebijakan yang akan di bawa oleh pemerintah.

Adapun berdasarkan data RTI, berikut 10 saham yang dijual investor asing secara year to date (ytd) di pasar regular:

1.PT United Tractors Tbk (UNTR) senilai Rp 1,3 triliun.

2.PT Vale Indonesia Tbk (UNVR) senilai Rp 1,2 triliun.

3.PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) senilai Rp 1,1 triliun.

4.PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) senilai Rp 1 triliun.

5.PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) senilai Rp 922,3 miliar

6.PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp 867,6 miliar

7.PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) senilai Rp 861,8 miliar

8.PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai Rp 851 miliar

9.PT Gudang Garam Tbk (GGRM) senilai Rp 762,5 miliar

10.PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) senilai Rp 668,1 miliar

 

Pembelian Saham oleh Investor Asing

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, pada 2023, berikut sejumlah saham yang dibeli investor asing di pasar regular:

1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 5,7 triliun

2.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 3,5 triliun

3.PT Amman Mineral Indonesia Tbk (AMMN) senilai Rp 2,4 triliun

4.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) senilai Rp 2,1 triliun

5.PT MD Pictures Tbk (FILM) senilai Rp 1,5 triliun

6.PT Bumi Resources Tbk (BUMI) senilai Rp 1,2 triliun

7.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) senilai Rp 1,1 triliun

8.PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) senilai Rp 795,1 miliar

9.PT Astra International Tbk (ASII) senilai Rp 736,3 miliar

10.PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) senilai Rp 701 miliar

IHSG Tumbuh 6,1% pada 2023, Catat Posisi 2 di ASEAN

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencatat pertumbuhan positif sepanjang 2023. Hal itu di tengah sentimen global yang menciptakan ketidakpastian.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (30/12/2023), IHSG melonjak 6,1 persen ke posisi 7.272,8 secara year to date (Ytd). Kinerja positif tersebut membawa IHSG berada di peringkat dua di ASEAN. Sedangkan di Asia Pasifik, pertumbuhan IHSG berada di peringkat ke-7. Di dunia, pertumbuhan IHSG berada di posisi ke-24.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi sejumlah hal antara lain menyambut tahun politik. Kemudian ada konflik di Timur Tengah. "Selanjutnya kebijakan the Fed yang pada saat itu masih cenderung higher for longer,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Sepanjang 2023, sektor saham infrastruktur catat penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur melambung 80,75 persen. Disusul sektor saham basic materials atau bahan baku naik 7,51 persen, dan sektor saham keuangan melesat 3,07 persen. Selain itu, sektor saham konsumer nonsiklikal bertambah 0,82 persen dan sektor saham properti menguat 0,41 persen.

 

Sektor Saham

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara itu, sektor saham teknologi terpangkas 14,07 persen dan catat koreksi terbesar. Disusul sektor saham perawatan kesehatan turun 12,07 persen, sektor saham energi melemah 7,84 persen, sektor saham industri tergelincir 6,86 persen. Selanjutnya sektor saham transportasi dan logistic susut 3,64 persen, sektor saham konsumer siklikal melemah 3,46 persen.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali.

Terdapat rekor baru dari sisi kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai angka Rp11.762 triliun pada 28 Desember 2023. Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.

Dari sisi pertumbuhan investor, jumlah investor pasar modal pada 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,95% dari 10,31 juta pada 2022 menjadi 12,16 juta per 27 Desember 2023.

Jumlah tersebut terdiri dari jumlah investor saham dan surat berharga lainnya (5,25 juta), reksa dana (11,40 juta), surat berharga negara atau SBN (1 juta). Sedangkan dari data demografi per 27 Desember 2023, investor pasar modal masih didominasi oleh 62,03% laki-laki, 56,41% usia di bawah 30 tahun, 31,77% pegawai (negeri, swasta dan guru), 64,19% lulusan SMA, 45,80% berpenghasilan 10-100 juta/bulan dan 67,68% berdomisili di pulau Jawa.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya