IHSG Cetak Rekor Baru di Tengah Lesunya Transaksi Harian, Ada Apa?

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, ada sentimen yang akan pengaruhi IHSG ke depan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 03 Jan 2024, 18:06 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2024, 18:04 WIB
IHSG Cetak Rekor Baru di Tengah Lesunya Transaksi Harian, Ada Apa?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor, tetapi jumlah transaksi harian masih lesu. Lantas, apa penyebab terjadinya hal tersebut? (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor, tetapi jumlah transaksi harian masih lesu. Lantas, apa penyebab terjadinya hal tersebut? 

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, transaksi harian rendah di pasar saham kemungkinan karena posisi wait and see pada level IHSG di titik tertinggi. Namun, masih ada sentimen yang membayangi IHSG ke depan, yakni sentimen pemilihan umum (pemilu) dan penurunan suku bunga.

Dengan demikian, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan IHSG bisa menembus angka 8.100 pada akhir 2024.

"Prospek IHSG sendiri Mirae Asset memprediksi untuk tahun ini 8.100 setara dengan sekitar PE 15x dengan pertumbuhan EPS 5-6%," kata Roger kepada Liputan6.com, Rabu (3/1/2024). 

Di samping itu, ia menjelaskan, di Amerika Serikat juga Dow melaju ke titik tertinggi karena adanya kemungkinan suku bunga akan turun pada tahun ini. Sedangkan, di Indonesia sendiri beberapa data ekonomi juga mendukung sentimen positif untuk IHSG seperti data manufaktur dan inflasi. 

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, untuk pergerakan IHSG nampaknya belum mencetak rekor baru, karena level tertinggi di 7.377 pada 15 September 2022 belum tertembus. 

"Kalau perihal IHSG menguat namun transaksi tidak begitu besar, kami perkirakan nampaknya dipengaruhi dengan minggu ini yang masih dalam masa libur, kemudian secara teknikal pun pergerakan IHSG kami perkirakan sedang berada di akhir penguatannya," kata dia. 

Untuk proyeksi IHSG hingga 2024, secara teknikal MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG akan menguji ke rentang 7.600- 7.800.

Kemudian, Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi mengatakan, awal tahun IHSG berhasil cetak rekor baru, akan tetapi dengan volume perdagangan yang relatif sepi dikarenakan yang mendorong penguatan adalah salah satu saham yang memang menjadi yang paling dibicarakan yakni TPIA milik Barito Group.

Selain itu, tahun ini dipenuhi oleh sejumlah sentimen positif. Misalnya, tahun pemilu yang biasanya dianggap sebagai booster pertumbuhan sektor konsumer yang pada akhirnya menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi nasional. 

 

 

Sentimen Positif

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, tahun di mana era suku bunga yang lebih rendah secara global. The Fed yang mulai bersikap dovish dan DOT PLOT menunjukan anggota the Fed yang percaya akan adanya pemangkasan suku bunga hingga 75 bps tentu menjadi katalisator yang positif untuk keberlangsungan bisnis secara global.

"Tahun ekspansi usaha kembali tinggi, biaya pinjaman yang dispekulasi lebih rendah akan memacu pelaku bisnis melakukan ekspansi usaha lebih agresif," kata Lanjar. 

Ia melanjutkan, sentimen positif juga datang dari tahun pemulihan ekonomi China dan pulihnya permintaan bahan baku serta komoditas energi. Stimulus yang telah dilakukan oleh pemerintah Tiongkok dan PBOC akan mulai terasa dampaknya pada 2024.

Lalu, harga komoditas energi terutama batubara yang lebih murah. Hal ini membuka ruang penguatan harga batu bara mengiringi pemulihan permintaan di Tiongkok. 

"Merujuk pada ekspektasi pertumbuhan EPS pada 2024 sebesar 10-12% pada Bloomberg dan berbagai institusi keuangan melihat 5 hal tersebut. Maka target IHSG akan berada di kisaran 7.900-8.200 pada 2024," ujar dia. 

Penutupan IHSG pada 2 Januari 2024

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Senin (2/1/2024). Bahkan IHSG menyentuh rekor tertinggi pada hari perdagangan perdana 2024.

Dikutip dari RTI, IHSG melonjak 0,70 persen ke posisi 7.323,58. Indeks LQ45 bertambah 0,91 persen ke posisi 979,43. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.323,58 dan terendah 7.245,56. IHSG kembali menyentuh level psikologis di 7.300. IHSG menyentuh rekor di 7.323 pada awal 2024. Sebelumnya, IHSG sempat sentuh level tertinggi sepanjang masa pada 13 September 2022 di 7.318.

Sebanyak 320 saham menguat sehingga angkat IHSG. 240 saham melemah. 212 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 932.960 kali dan volume perdagangan 14 miliar saham. Nilai transaksi Rp 6,8 triliun.Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham transportasi memimpin penguatan dengan melonjak 3,34 persen. Sektor saham energi menguat 2 persen, sektor saham basic mendkai 1,89 persen, dan sektor saham industri naik 1,07 persen.

Selain itu, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,28 persen, sektor saham siklikal mendaki 0,44 persen, dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,40 persen.

Sementara itu, sektor saham kesehatan turun 1,64 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti sektor saham keuangan susut 0,43 persen, sektor saham properti tergelincir 0,50 persen dan sektor saham teknologi terpangkas 0,40 persen.

Pada awal pekan ini, saham GOTO ditutup naik 1,16 persen ke posisi Rp 87 per saham. Saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 86 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 87 dan terendah Rp 84 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.120 kali dengan volume perdagangan 11.098.715 saham. Nilai transaksi Rp 89,1 miliar.

 

Bursa Saham Asia Pasifik pada 2 Januari 2024

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan pertama 2024, tepatnya Selasa (2/1/2024). Bursa saham di China melemah, sedangkan di Australia hampir mencapai penutupan tertinggi sepanjang masa.

Dikutip dari CNBC, data resmi menunjukkan PMI manufaktur China alami kontraksi lebih lanjut pada Desember 2023 yang merupakan tanda lebih banyak dukungan kebijakan mungkin diperlukan untuk kembali hidupkan perekonomiannya.

Namun, survei Caixin menunjukkan aktivitas manufaktur di China meningkat pada Desember 2023. PMI manufaktur berada pada angka 50,8 pada Desember, naik dari 50,7 pada November 2023.

Indeks CSI 300 melemah 1,3 persen ke posisi 3.386,35. Indeks Hang Seng Hong Kong susut 1,62 persen. Dua indeks saham itu termasuk mencatat kinerja terburuk pada 2023.

Indeks ASX Australia naik 0,49 persen ditutup ke posisi 7.627,8, hanya sekitar 1 poin dari level tertinggi sepanjang masa di 7.628,8 yang akan dicapai pada 13 Agustus 2021.

Jepang sedang prediksi kerusakan akibat gempa bumi dahsyat yang melanda wilayah tengah pada tahun baru. Sekitar delapan orang meninggal karena gempa berkekuatan 7,6 magnitudo. Bursa saham di Jepang tutup hingga 4 Januari 2024. Adapun, indeks Nikkei 225 ditutup naik lebih dari 28 persen pada 2023 dan mencatatkan pasar dengan kinerja terbaik di Asia.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,55 persen ke posisi 2.669,81, menandai kenaikan hari keempat berturut-turut. Sedangkan indeks saham Kosdaq bertambah 1,43 persen dan berakhir ke level tertinggi hampir 4 bulan di 878,93.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya