Liputan6.com, Jakarta - Praktik keberlanjutan di pasar modal Indonesia menunjukkan kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tercermin dari berbagai indikator utama, seperti pengajuan laporan keberlanjutan, peningkatan dana berbasis ESG, hingga penerbitan obligasi hijau.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 Bursa Efek Indonesia (BEI), Ignatius Denny Wicaksono mengungkapkan, jumlah laporan keberlanjutan yang diajukan oleh perusahaan terus bertambah setiap tahun.
Baca Juga
Pada 2023, sebanyak 882 laporan diajukan, mencakup 94% perusahaan tercatat di Bursa. Angka ini meningkat dari 842 laporan (90%) pada 2022 dan 661 laporan (80%) pada 2021. Tren ini menunjukkan komitmen yang lebih besar dari emiten untuk menerapkan prinsip keberlanjutan.
Advertisement
"Rating ESG perusahaan yang tergabung dalam indeks IDX80 juga menunjukkan perbaikan. Risiko ESG rata-rata turun dari 33,05 pada 2020 menjadi 20,50 pada 2024, menandakan langkah maju dalam pengelolaan isu lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan," papar Denny dalam Peluncuran ESG Reporting, Rabu (22/1/2025).
Dana pasif berbasis ESG terus berkembang dengan jumlah produk meningkat dari 7 pada 2020 menjadi 20 pada 2024. Aset yang dikelola (AUM) pun mencapai Rp 24 triliun. Sementara itu, penerbitan obligasi dan sukuk hijau mencapai 22 penerbitan pada 2024 dengan nilai total Rp 23.778 triliun.
Komitmen Internasional Melalui PRI
Indonesia juga semakin aktif dalam komitmen global terhadap investasi berkelanjutan. Pada 2024, terdapat 1 pemilik aset dan 4 manajer investasi yang menandatangani Prinsip Investasi Bertanggung Jawab (PRI).
Bursa Efek Indonesia sendiri telah menyediakan 5 indeks ESG, termasuk IDX ESG Leaders dan SRI-KEHATI, untuk mendorong transparansi dan keberlanjutan di pasar modal. Perkembangan ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia semakin memprioritaskan keberlanjutan sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang. Dukungan regulasi dan kesadaran investor terhadap ESG menjadi pendorong utama kemajuan ini.
Investor di pasar modal mulai melihat aspek keberlanjutan dan ESG dari perusahaan tercatat sebelum menentukan keputusan investasinya. Dengan adanya ESG Reporting, diharapkan ke depannya dapat mendorong jumlah, kualitas informasi, dan transparansi perusahaan tercatat dalam penyampaian data terkait ESG serta keberlanjutan. Pada akhirnya, ESG Reporting dapat membantu investor dalam melakukan keputusan investasi yang mengedepankan aspek keberlanjutan secara komprehensif.
Advertisement
Manfaat ESG Reporting
ESG Reporting juga membantu perusahaan tercatat dalam mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengelola aspek ESG mereka. Dengan demikian, perusahaan tercatat dapat menyampaikan informasi terkait kinerja ESG mereka kepada stakeholders perusahaan dan menciptakan nilai jangka panjang bagi Perusahaan sekaligus stakeholders serta masyarakat secara luas.
""adi sarana ini kita sediakan sebagai media komunikasi kepada investor sehingga investor memudahkan mereka mencerna informasi yang ada dan mempercepat pengambilan keputusan," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.
Dengan peluncuran ESG Reporting, diharapkan dapat mendukung kemajuan pasar modal Indonesia yang mengedepankan aspek berkelanjutan, mendorong integrasi ASEAN Exchanges Common ESG Metrics yang lebih baik di ekosistem pasar modal ASEAN dalam rangka meningkatkan visibilitas ASEAN sebagai asset class secara kolektif, serta memperkuat ASEAN sebagai tujuan investasi yang menarik bagi investor ASEAN dan global. “ESG Reporting: Boosting Transparency, Unlocking Sustainability”.