Presiden Komisaris AKR Corporindo Beli 13,66 Juta Saham AKRA

Presiden Komisaris AKR Corporindo (AKRA) Soegiarto Adikoesoemo membeli 13.661.500 saham AKRA pada 7, 10, dan 11 Februari 2025.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 06:00 WIB
Presiden Komisaris AKR Corporindo Beli 13,66 Juta Saham AKRA
Presiden Komisaris PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), Soegiarto Adikoesoemo membeli saham AKRA pada Februari 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Komisaris PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), Soegiarto Adikoesoemo membeli saham AKRA pada Februari 2025.

Mengutip keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (13/2/2025), Presiden Komisaris AKR Corporindo Soegiarto Adikoesoemo membeli 13.661.500 saham pada 7, 10, dan 11 Februari 2025. Harga rata-rata pembelian saham AKRA di kisaran Rp 1.104,64-Rp1.124,01 per saham. Jumlah saham yang ditransaksikan itu setara 0,068 persen.

Ia membeli 2 juta saham AKRA pada 7 Februari 2025 dengan harga Rp 1.124,01 per saham. Aksi beli saham AKRA itu berlanjut pada 10 Februari 2025. Soegiarto membeli saham 6,21 juta saham dengan harga Rp 1.105 per saham.

Selanjutnya ia membeli saham AKRA sebanyak 5,45 juta saham dengan harga Rp 1.104,64 pada 11 Februari 2025. Total nilai pembelian saham sekitar Rp 15,1 miliar.

"Tujuan transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis manajemen AKR Corporindo.

Setelah transaksi pembelian saham AKRA, Soegiarto genggam 115.266.300 saham AKRA atau setara 0,57 persen.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan Rabu, 12 Februari 2025, harga saham AKRA stagnan di posisi Rp 1.105 per saham. Harga saham AKRA berada di level tertinggi Rp 1.110 dan level terendah Rp 1.095 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.698 kali dengan volume perdagangan 203.989 saham dengan nilai transaksi Rp 22,5 miliar.

Adapun pemegang saham AKR Corporindo berdasarkan data BEI antara lain PT Arthakencana Rayatama sebesar 63,64 persen, Soegiarto Adikoesomo sebesar 0,51 persen, Haryanto Adikoesoemo sebesar 1,02 persen,  Lalu Jimmy Tandyo sebesar 0,19 persen, Bambang Soetiono sebesar 0,024 persen, Mery Sofi sebesar 0,01 persen.

Kemudian Suresh Vembu memiliki 2.303.000 saham atau setara 0,019 persen, Nery Polim memiliki 0,005 persen. Selanjutnya Termurti Tiban memiliki 0,002 persen, saham treasury sebesar 1,6 persen dan masyarakat non warkat sebesar 32,93 persen.

Kembangkan Ekonomi Daerah, BP-AKR Ekspansi Bandung

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya,  Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) melakukan ekspansi bisnis di akhir 2024 dengan membuka jaringan SPBU bp pertama di kota Bandung, Jawa Barat. SPBU bp ini berada di Buahbatu yang terletak di Jl. Soekarno Hatta No.519, Cijagra, Kec. Lengkong, kota Bandung. Ini merupakan SPBU bp ke-58 yang ada di Indonesia.

Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengatakan pembukaan SPBU bp yang pertama di kota Bandung ini menjadi langkah strategis kami dalam memperluas ekspansi jaringan SPBU bp khususnya di wilayah Jawa Barat.

Sebagai salah satu provinsi dengan potensi ekonomi dan populasi terbanyak di Indonesia, Jawa Barat memegang peranan penting dalam mewujudkan visi kami untuk berkontribusi pada penyediaan solusi energi berkualitas, guna menjangkau lebih banyak pengendara dan mendukung mobilitas masyarakat.

"Langkah ekspansi bisnis ini juga menjadi bagian dalam upaya BP-AKR berkontribusi dalam pengembangan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan khususnya di wilayah dimana kami beroperasi," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (23/12/2024).

BP-AKR memilih wilayah Buahbatu sebagai lokasi pertama hadirnya jaringan SPBU bp di kota Bandung dikarenakan lokasi yang strategis. Wilayah Buahbatu merupakan jalan masuk ke kota Bandung dari arah Selatan dan dalam beberapa tahun terakhir juga tumbuh cepat sebagai kawasan komersial dan bisnis. Kehadiran SPBU bp diwilayah tersebut diharapkan dapat mendukung mobilitas dan perekonomian,khususnya masyarakat sekitar.

 

Kinerja Kuartal III 2024

PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) meresmikan jaringan SPBU bp pertama di kota Bandung, Jawa Barat. (Dok  BP-AKR)
PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) meresmikan jaringan SPBU bp pertama di kota Bandung, Jawa Barat. (Dok  BP-AKR)... Selengkapnya

Sebelumnya, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengumumkan kinerja keuangan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 28,61 triliun. Pendapatan itu turun 4,55 persen dibandingkan pendapatan pada September 2023 yang tercatat sebesar Rp 29,98 triliun.

Seiring turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan hingga September 2024 turun menjadi Rp 26,26 triliun dari Rp 27,11 triliun pada September 2024. Sehingga, perseroan membukukan laba kotor Rp 2,35 triliun sampai dengan 30 September 2024.

Pada periode sembilan bulan tahun ini, perseroan membukukan beban umum dan administrasi senilai Rp 623,5 miliar dan beban penjualan Rp 62,14 miliar. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan laba atas penjualan atau pengalihan aset tetap sebesar Rp 1,61 miliar, laba selisih kurs Rp 7,15 miliar, pendapatan usaha lainnya Rp 32,16 miliar, dan beban usaha lainnya Rp 16 miliar.

Perseroan juga membukukan penghasilan keuangan sebesar Rp 205,08 miliar. Bersamaan dengan itu, pajak final terkait penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 40,73 miliar, beban keuangan Rp 49,15 miliar, dan bagian atas laba entitas asosiasi sebesar Rp 37,98 miliar.

Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk periode sembilan bulan pada 2024 sebesar Rp 1,47 triliun. Laba itu turun 14,08 persen dari laba periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,71 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (25/10/2024), aset perseroan sampai dengan September 2024 turun menjadi Rp 29,78 triliun dibandingkan Rp 30,25 triliun yang tercatat pada akhir tahun lalu.

Liabilitas sampai dengan September 2024 turun menjadi Rp 16,16 triliun dari Rp 16,21 triliun pada Desember 2023. Sementara ekuitas sampai dengan September 2024 turun menjadi Rp 13,62 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 14,04 triliun.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya