Manajemen PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) akan merevisi target pra penjualan (marketing sales) menjadi Rp 3,7 triliun pada 2013 dari target awal Rp 4,5 triliun.
Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk, Johanes Mardjuki menuturkan, ada proyek Kelapa Gading yang belum dapat dilaksanakan pada 2013. Oleh karena itu, perseroan merevisi target marketing sales menjadi Rp 3,7 triliun pada 2013 dari target awal perseroan Rp 4,5 triliun.
" Target marketing sales Rp 4,5 triliun pada 2013. Akan tetapi dapat direvisi terutama proyek di Kelapa Gading yang akan di carry over pada tahun depan. Marketing sales direvisi menjadi Rp 3,7 triliun," ujar Johanes, saat dihubungi Liputan6, Jumat (4/10/2013).
Hingga September 2013, perseroan mencetak marketing sales sekitar Rp 3 triliun. Johanes mengatakan, marketing sales berasal dari proyek Summarecon Serpong Rp 1,5 triliun, proyek Summarecon Bekasi senilai Rp 1 triliun, dan Summarecon Kelapa Gading Rp 500 miliar. "Penjualan didominasi dari perumahan dan ruko," ujar Johanes.
Selain itu, perseroan juga telah merealisasikan belanja modal sekitar Rp 1 triliun dari anggaran yang direncanakan Rp 1,5 triliun. "Belanja modal telah digunakan untuk pembangunan hotel Harris di Bekasi, Kelapa Gading, dan Jimbaran, dan pembangunan proyek lainnya. Pembangunan hotel itu ada yang selesai pada semester kedua 2014 dan 2015," kata Johanes.
Saat ditanya mengenai ketentuan Loan to Value/Ltv atau rasio nilai kredit terhadap nilai agunan, Johanes mengatakan, pihaknya menyambut positif ketentuan baru itu. Menurut Johanes, ketentuan tersebut memang untuk melindungi konsumen dan meredam kenaikan harga properti. Akan tetapi sisi lain, ketentuan LTV itu akan memperlambat laju permintaan properti. "Semester kedua akan terasa dampak aturan itu, dan apalagi nanti 2014 memasuki musim pemilu," tutur Johanes. (Amh/Igw)
Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk, Johanes Mardjuki menuturkan, ada proyek Kelapa Gading yang belum dapat dilaksanakan pada 2013. Oleh karena itu, perseroan merevisi target marketing sales menjadi Rp 3,7 triliun pada 2013 dari target awal perseroan Rp 4,5 triliun.
" Target marketing sales Rp 4,5 triliun pada 2013. Akan tetapi dapat direvisi terutama proyek di Kelapa Gading yang akan di carry over pada tahun depan. Marketing sales direvisi menjadi Rp 3,7 triliun," ujar Johanes, saat dihubungi Liputan6, Jumat (4/10/2013).
Hingga September 2013, perseroan mencetak marketing sales sekitar Rp 3 triliun. Johanes mengatakan, marketing sales berasal dari proyek Summarecon Serpong Rp 1,5 triliun, proyek Summarecon Bekasi senilai Rp 1 triliun, dan Summarecon Kelapa Gading Rp 500 miliar. "Penjualan didominasi dari perumahan dan ruko," ujar Johanes.
Selain itu, perseroan juga telah merealisasikan belanja modal sekitar Rp 1 triliun dari anggaran yang direncanakan Rp 1,5 triliun. "Belanja modal telah digunakan untuk pembangunan hotel Harris di Bekasi, Kelapa Gading, dan Jimbaran, dan pembangunan proyek lainnya. Pembangunan hotel itu ada yang selesai pada semester kedua 2014 dan 2015," kata Johanes.
Saat ditanya mengenai ketentuan Loan to Value/Ltv atau rasio nilai kredit terhadap nilai agunan, Johanes mengatakan, pihaknya menyambut positif ketentuan baru itu. Menurut Johanes, ketentuan tersebut memang untuk melindungi konsumen dan meredam kenaikan harga properti. Akan tetapi sisi lain, ketentuan LTV itu akan memperlambat laju permintaan properti. "Semester kedua akan terasa dampak aturan itu, dan apalagi nanti 2014 memasuki musim pemilu," tutur Johanes. (Amh/Igw)