Waskita Karya Harap Raih Kontrak Rp 15 Triliun pada 2013

PT Waskita Karya Tbk mengharapkan dapat meraih kontrak baru mencapai Rp 15 triliun pada 2013.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Nov 2013, 15:59 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2013, 15:59 WIB
waskita-131028-b.jpg

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengharapkan dapat meraih kontrak baru mencapai Rp 15 triliun pada akhir tahun 2013. Hingga Oktober 2013, perseroan telah memperoleh kontrak baru senilai Rp 10 triliun.

Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, Muhamad Choliq mengatakan, kontribusi proyek perseroan sebagian besar masih didominasi proyek pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Mencapai 75%-80%, dan sisanya swasta.

Perseroan telah memperoleh kontrak baru mencapai Rp 10,4 triliun hingga Oktober 2013. Perseroan menargetkan kontrak baru sekitar Rp 14 triliun pada 2013.

Saat ini, perseroan sudah mengikuti tender dengan nominasi pemenang sekitar Rp 7,6 triliun. Apabila, tender itu sudah ditandatangani mencapai 60% pada akhir tahun 2013, kemungkinan perseroan mendapatkan kontrak baru mencapai Rp 15 triliun-Rp 16 triliun pada 2013.

“Sudah tender nominasi pemenang Rp 7,6 triliun. Tentu diharapkan sebelum akhir tahun dapat ditandatangani kontraknya. Biasanya akhir tahun mencapai 60 persen, dan bisa dapat kontrak Rp 5 triliun yang bisa ditanda tangani,” kata Choliq saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (22/11/2013).

Adapun proyek yang baru saja didapatkan perseroan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  yaitu proyek upgrading of exisiting bandara Suai di Timor Leste senilai US$ 67,69 juta. Beberapa proyek besar yang diperoleh yaitu proyek pekerjaan terminal 3 Bandara Soekarno Hatta senilai Rp 1,6 triliun, PLTU Amurang di Sulawesi senilai Rp 550 miliar, dan pekerjaan apartemen Gianetti sebesar Rp 210 miliar di Jakarta.

Target 2014

Choliq menambahkan, perseroan mengharapkan kontrak baru dapat mencapai Rp 18 triliun-Rp 20 triliun pada 2014. “Target kontrak baru itu juga bergantung dari tender senilai Rp 7,6 triliun pada akhir tahun 2013,” kata Choliq.

Saat ditanya mengenai dampak kenaikan suku bunga acuan terhadap konstruksi, Choliq mengatakan, kenaikan BI Rate memang akan berdampak terhadap sektor konstruksi karena permintaan berkurang. Meski demikian, ia tetap optimistis sektor konstruksi masih dapat tumbuh pada 2014.

“Pertumbuhan konstruksi dapat mencapai 15% pada 2014. Menjelang pemilu biasanya proyek banyak yang dikerjakan mulai dari proyek MP3EI,” tutur Choliq.

Choliq mengatakan, pihaknya juga masih menghitung besaran belanja modal pada 2014 terkait kenaikan suku bunga pada 2014. “Belanja modal relatif kecil. Kita masih melihat dampat dari kenaikan suku bunga ini,” ujar Choliq. (Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya