Bakrie and Brothers Incar Proyek Infrastruktur

PT Bakrie and Brothers Tbk ingin membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Cirebon pada pertengahan 2014.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 23 Nov 2013, 11:02 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2013, 11:02 WIB
infrastruktur130308c.jpg

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati di Cirebon pada pertengahan tahun 2014. PLTU memiliki kapasitas 2x660 mega watt (MW) dengan nilai investasi yang mencapai US$ 2 miliar.

Presiden Direktur PT Bakrie and Brothers Tbk, Bobby Gafur mengatakan, proyek ini akan dijalankan oleh kedua anak usaha BNBR yaitu PT Bakrie Power (BP) dan PT Bakrie Indo Infrastructure (BII).

"Proyeknya mencapai US$ 2 miliar dengan kapasitas 2 x 660 MW. Sekarang sedang lagi melakukan negosiasi PPA bersama PLN," ujar Bobby seperti ditulis, Sabtu (23/11/2013).

Menurut Bobby, saat ini perseroan sedang mencari pendanaan kepada perbankan asing, karena perbankan di Indonesia sangat sulit ada pembiayaan lebih dari 10 tahun.

Adapun keperluan teknologi PLTU sebesar 70% masih didapatkan dari impor. Oleh karena itu perseroan coba mendapatkan perolehan kredit ekspor dari perbankan yang ada di Eropa, Jepang dan Korea Selatan.

"Perbankan disini sangat sulit mencari pembiayaan lebih dari 10 tahun, karena itu kami cari dananya dari perbankan asing, untuk keperluan teknologi PLTU juga masih dominan dari impor," tutur Bobby.

Selain itu, ia mengungkapkan, perseroan juga berencana menjalankan proyek pembangkit listrik geothermal Ngebel dan Sokoria. Proyek yang sudah ada di pipeline perseroan lainnya seperti jalan tol Cimanggis-Cibitung yang memiliki panjang jalan mencapai 25,4 kilometer (km).

"Kami juga memiliki rencana untuk mengerjakan proyek pipa gas di Kalimantan-Jawa, proyek ini merupakan tahap pertama dengan panjangnya mencapai 207 km,” kata Bobby.


Proyeksi Kinerja 2014

Perseroan juga memprediksi peningkatan pendapatan 15% -20% di tahun 2014. Peningkatan pendapatan akan didukung dari proyek yang dikerjakan perseroan.

"Terjadi peningkatan pendapatan dari 15%-20% di tahun depan, karena banyaknya proyek yang dijalankan pada tahun 2014. Sehingga membantu kinerja perseroan," tutur Bobby.

Adapun kinerja perseroan yang ingin ditingkatkan adalah earning before interest, taxes, depreciation and amortization (Ebitda). Perseroan memprediksi kenaikan ebitda bisa mencapai 13% di tahun 2014, ada kenaikan jika dibandingkan perolehan Ebitda pada tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp 750,28 miliar hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 untung Rp 36,09 miliar.

Pendapatan bersih perseroan anjlok menjadi Rp 2,93 triliun hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 13,85 triliun. (Dis/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya