Liputan6.com, Jakarta “Hai, namaku Dory. Aku menderita hilang ingatan jangka pendek.”
Ikan kecil lucu berwarna biru itu mengucapkan sebaris kalimat ini dengan caranya yang menggemaskan. Siapa dia? Ya, gampang ditebak bahwa ia adalah Dory (Ellen DeGeneres), ikan pikun kesayangan para penggemar animasi Pixar, khususnya film Finding Nemo.
Setelah 13 tahun berselang dari film ini, Dory akhirnya kembali berenang di layar lebar lewat Finding Dory. Tetap cerewet, ceroboh, dan yang pasti pelupa. Kecuali, kali ini ia mengingat sepotong memori tentang keluarganya.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Lantas, apa yang dilakukan Dory? Mencari orangtuanya, tentu saja. Meski ia sendiri tak tahu di mana ia harus memulai pencariannya.
Marlin (Albert Brooks) dan Nemo (Hayden Rolence), dua sahabatnya selama setahun terakhir, jelas tak tinggal diam melihat tingkah Dory. Apalagi, Marlin tak bisa mengelak saat Dory menyebut ia sangat merindukan keluarganya. Marlin teringat petualangannya satu tahun sebelumnya bersama Dory untuk mencari Nemo.
Dari sini, lembar pertama dari jilid kedua petualangan ikan-ikan ini pun dimulai. Pertanyaannya, apa Finding Dory ini mampu menandingi, atau setidaknya menyamai kesuksesan Finding Nemo?
Sebelum menjawab pertanyaan tadi, ada baiknya kita mendaftar alasan mengapa Finding Dory menjadi film yang sayang untuk dilewatkan.
Yang pertama, tentu nostalgia bersama para makhluk laut kesayangan dari tahun 2003. Tak banyak memang, karakter dari film lama yang hadir di sini. Selain trio Dory-Marlin-Nemo, hanya ada keluarga Crush (Andrew Stanton) yang kembali ke sekuel ini.
Namun bukan berarti Finding Dory menjadi sepi. Justru banyak karakter baru yang menarik, meramaikan sepanjang perjalanan Dory.
Dan yang terpenting, mereka hadir dengan karakter yang kuat. Ada hiu paus bermata rabun bernama Destiny (Kaitlin Olson); Bailey (Ty Burrell), seekor beluga yang merasa gelombang sonarnya rusak; juga Hank (Ed O'Neill), gurita penggerutu yang menolong Dory sambil berharap pamrih.
Tak cuma tokoh penting, karakter yang tampil selewatan saja dengan mudah menempel di ingatan. Becky si burung laut yang sedikit gila, misalnya.
Dan, yang jadi kejutan, adalah si Dory kecil, yang disuarakan oleh pendatang baru Sloane Murray. Tak cuma bersuara imut, aktris muda ini mampu menghadirkan nuansa yang pas dalam setiap dialog yang ia ucapkan.
Satu hal yang bakal menyenangkan buat para penggemar Finding Nemo, sekuel film ini akan menjelaskan banyak hal tentang Dory. Tak hanya tentang masa lalu dan keluarganya, tetapi juga sejumlah perilaku aneh yang ia lakukan. Termasuk lagu ikonis dari film perdana yang kerap ia nyanyikan, “just keep swimming, just keep swimming, swimming, swimming….”
Hal lain yang menarik dari Finding Dory, film ini bisa dikatakan sebagai film pacifist alias cinta damai. Tak ada karakter antagonis yang harus dikalahkan di film ini. Finding Dory lebih mengutamakan bagaimana Dory menerima kekurangannya dan memanfaatkan kelebihan yang ia miliki untuk meraih tujuannya, yakni bertemu keluarganya.
Ini membuat Finding Dory menjadi film yang sempurna untuk ditonton bersama keluarga. Apalagi, film ini juga menyelipkan sejumlah sisi edukatif tentang kehidupan satwa laut dan upaya menjaga kelestariannya.
Hanya saja, film yang kembali disutradarai dan ditulis oleh Andrew Stanton ini mungkin tak akan meninggalkan kesan sedalam film perdananya. Film ini memang memiliki momen manis, hangat, sekaligus kocak. Namun kadarnya terasa tak sekental film-film Pixar yang lain.
Apalagi kondisi penonton saat ini sudah jauh berbeda dengan 13 tahun lalu. Kala itu, visual Finding Nemo dalam menggambarkan kehidupan laut dan percikan air yang begitu hidup, membuat penonton begitu terpesona. Dengan visual yang terlihat jauh lebih maju dibanding film sejenis dan cerita yang kuat, tak heran penggemar terus mengenang Finding Nemo hingga sekarang.
Di lain pihak, Finding Dory sebenarnya juga menghadirkan pengalaman visual yang sangat memesona. Namun, banyak studio animasi lain yang mulai mengejar kemampuan para animator Pixar. Hasilnya, penonton yang sudah dimanja dengan halusnya animasi komputer, mungkin akan menganggap bahwa visual cantik dalam film ini memang sudah seharusnya dan tidak istimewa.
Kesimpulannya, tetap saja Finding Dory adalah sebuah film yang menyenangkan untuk dinikmati. Hanya saja, mungkin Finding Dory tak akan masuk dalam daftar karya klasik Pixar, seperti film perdananya. Setuju? Ah, silahkan nonton saja.