The BFG, Film tentang Raksasa yang Menyegarkan Pikiran

Film tentang The BFG berpusat pada persahabatan sesosok raksasa dengan anak perempuan.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 14 Sep 2016, 09:20 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2016, 09:20 WIB
The BFG
Film tentang The BFG berpusat pada persahabatan sesosok raksasa dengan anak perempuan.

Liputan6.com, Jakarta - Mengamati perkembangan film-film Hollywood, belakangan ini banyak yang ceritanya diadaptasi dari sebuah novel. Bahkan untuk studio film sekelas Disney, mereka merekrut sutradara sekaliber Steven Spielberg untuk menuangkan novel The BGF ke layar lebar.

The BFG menyorot kisah persahabatan antara anak perempuan bernama Sophie dengan raksasa yang dipanggilnya sebagai BFG, singkatan dari "Big Friendly Giant" yang disebutkan oleh sang raksasa. Keduanya bertemu ketika Sophie membuka beranda kamar asramanya panti asuhan tempat dia dibesarkan.

The BFG. (Disney)

Setelah mereka bertemu untuk pertama kali, Sophie lalu dibawa ke kediaman BFG yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggal Sophie, sampai-sampai tak terlihat di dalam peta. Sophie lalu menyadari bahwa BFG adalah raksasa baik hati yang selalu ditindas oleh raksasa lainnya karena ia tak mau memakan manusia, dan malah membantunya.

The BFG. (Disney)

Maka ketika Sophie menyadari profesi yang sedang dikerjakan oleh BFG, ia memiliki ide cemerlang untuk mengusir raksasa jahat dari negeri tempat tinggal BFG. Mereka langsung menjalankan rencana ini, setelah para raksasa jahat menculik manusia dalam jumlah banyak untuk dimakan.

The BFG sekilas mengingatkan kita pada film animasi The Iron Giant yang mengetengahkan pertemuan antara robot baik hati dan seorang anak laki-laki. Bedanya—selain wujud sang robot dan raksasa tentunya—dalam The BFG sang raksasa memiliki nasib yang lebih beruntung.

The BFG. (Disney)

Adegan lucu dalam film ini tak terlalu banyak diperlihatkan di awal film. Justru kelucuan muncul ketika BFG bertemu dengan umat manusia yang ia takuti. Di situ kita bisa melihat satu suasana yang tak pernah kita bayangkan dengan melibatkan orang-orang dalam kerajaan Inggris, termasuk ratu dan para jenderal.

Melihat alur ceritanya, penggambaran keakraban Sophie dan BFG dengan gaya Steven Spielberg kali ini malah membuat film The BFG bukan karya terbaiknya. Namun setidaknya, penulis naskah film ini masih memiliki hati ketimbang harus memperlihatkan adegan kehancuran kota maupun pertempuran besar-besaran yang super megah.

Poster The BFG (IMDB)

Sayang memang, hingga ulasan ini ditulis, The BFG tak mampu bersinar di box office dunia. Padahal, cerita film ini sangat cocok ditonton oleh anak-anak. Meskipun memang, ada beberapa adegan tak masuk akal yang memperlihatkan Sophie masih sehat-sehat saja ketika ia seharusnya mengalami luka parah.

Bahkan, kebodohan para raksasa jahat, watak BFG yang terlalu polos, hingga tidak adanya manusia yang berhati jahat, membuat film ini kurang menantang bagi para penonton dewasa. Namun begitu, The BFG bisa menjadi hiburan tersendiri untuk melepas penat kita dari pikiran-pikiran negatif. Meskipun sudah hampir seminggu tayang di bioskop Indonesia, rasanya tak terlambat kalau kita memilih The BFG sebagai tontonan yang layak disaksikan di akhir pekan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya