Liputan6.com, Yerusalem - Marisa Papen belakangan ini menjadi perbincangan publik. Pasalnya, model Belgia ini berpose bugil di situs suci untuk kaum Yahudi, Tembok Ratapan, di Yerusalem.
Tindakannya ini menimbulkan protes dari sebagian masyarakat. Namun ternyata Marisa Papen sudah siap menerima konsekuensi dari foto-fotonya ini.
Ia bahkan sudah memperkirakan bahwa unggahan di situs pribadinya ini akan memancing kemarahan banyak orang. Namun ia tak peduli.
Advertisement
Hal ini Marisa Papen tuangkan dalam tulisan bertajuk "The Wall of Shame" atau "Tembok Memalukan" yang ia unggah pada 23 Juni 2018 lalu, bersama foto-foto bugil miliknya yang diambil di Israel.
Baca Juga
Tak Peduli
Pertama-tama, tulisan ini ia beri judul "The Wall of Shame" karena ia meramalkan akan ada banyak orang yang akan menyebut bahwa apa yang ia lakukan adalah hal tak terhormat.
"Aku tahu mailbox-ku akan penuh dengan kemarahan dan ancaman lagi-dan untuk orang-orang yang sedang menuliskan kemarahan mereka sekarang, simpan energimu. Aku tak membuka (email-email) itu," tulisnya.
Advertisement
Alasan Marisa Papen
Tak hanya itu, Marisa Papen juga menyebutkan alasan foto bugilnya ini adalah untuk mendobrak batasan yang mengungkung agama dan politik.
"Meruntuhkan tembok yang telah dibangun yang mengekang agar jiwa pengelana kita di dunia ini tetap bisa dikontrol. Dengan kata lain, memperlihatkan agama pribadiku di mana kebebasan menjadi sebuah hal yang begitu mewah," tulisnya.
Momen Penting
Kebetulan, kedatangan Marisa Papen ke Israel ini bersamaan dengan momen besar yang berlangsung di negara tersebut.
"Tepat saat kami tiba, Kedutaan Amerika Serikat dibuka dan saat kami tiba di Yerusalem, Israel merayakan peringatan kemerdekaan mereka yang ke-70."
Terakhir, dalam unggahannya ini Marisa menyebut bahwa foto-foto yang ia ambil di Israel akan dipamerkan di seluruh galeri di Belgia, hingga September mendatang.
Advertisement