Pasha Ungu Beri Penyuluhan Korban Trauma Bencana di Anyer

Tak hanya memberikan penyuluhan, Pasha Ungu juga tampil menghibur masyarakat.

oleh Surya Hadiansyah diperbarui 26 Sep 2019, 14:20 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 14:20 WIB
Pasha Ungu
Pasha Ungu berikan penyuluhan soal tanggap bencana.

Liputan6.com, Jakarta - Tsunami di Anyer pada tahun lalu masih menimbulkan trauma yang mendalam bagi para korban. Untuk itu, Pasha Ungu selaku Wakil Wali Kota Palu, yang juga sempat diterjang bencana serupa, diminta untuk memberikan penyuluhan terkait kebencanaan kepada warga di Anyer.

Acara penyuluhan yang diberikan Pasha Ungu itu digelar di Marbella Hotel, Anyer, pada Rabu (25/9/2019). Tak hanya memberikan penyuluhan, Pasha Ungu juga tampil menghibur masyarakat yang hadir dalam penyuluhan tersebut lewat lagu-lagunya.

"Ya, Alhamdulillah saya melalui kepala stasiun RRI Palu, Pak Zarau mengundang saya untuk hadir di Anyer, kegiatan tentang Launching Kelentongan ya, untuk Radio Tanggap Bencana," kata Pasha Ungu ditemui usai memberikan penyuluhan.

"Saya sempat tanya kemarin, saya ngapain ya? Oh sebagai narasumber gitu kan, untuk berikan beberapa statement sekaitan tentang pola penanganan kebencanaan di kota Palu kemarin," lanjut Pasha Ungu.

 

Dampak Psikologi

Pasha Ungu
Tak hanya memberikan penyuluhan, Pasha Ungu juga tampil menghibur masyarakat yang hadir dalam penyuluhan tersebut lewat lagu-lagunya.

Pasha Ungu mengatakan bahwa hingga saat ini, berbagai pihak masih terus melakukan upaya-upaya untuk membantu para korban tsunami yang masih terus dibayang-bayangi oleh dampak traumatis gempa dan tsunami. Mereka terus berusaha untuk membangun kembali psikologi masyarakat yang terdampak bencana.

"Ya, sampai hari ini sebenarnya rekan-rekan psikolog, rekan-rekan psikolog juga tetap turun di titik-titik hunian sementara kita, tempat di mana masyarakat kita yang sendang mengungsi yang rumahnya memang masuk dalam kategori rusak berat," katanya lagi.

"Tetap terus kita sampaikan agar kita belajar untuk sadar akan bencana, kita belajar untuk bagaimana ya mengembalikan psikologi yang hidup di kawasan rawan bencana, itu tetap kita bangun. Tentunya dengan bahasa-bahasa yang ya paling tidak, mudah dipahami dan khususnya bagi anak- anak kita gitu," tutup Pasha Ungu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya