Mahfud MD Kenang Djaduk Ferianto di Pembukaan Ngayogjazz 2019

Mahfud MD mengenal baik mendiang Djaduk Ferianto.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2019, 18:40 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2019, 18:40 WIB
Gerakan Suluh Kebangsaan Soal Papua
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD memberikan keterangan terkait kerusuhan Papua dalam acara di Jakarta, Jumat (23/8/2019). Gerakan Suluh Kebangsaan mengimbau seluruh elemen masyarakat menahan diri dan berpartisipasi aktif dalam menciptakan suasana kondusif di Papua. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Yogyakarta Menkopolhukam Mahfud MD membuka pergelaran musik jazz tahunan, Ngayogjazz 2019, di Dusun Kwagon, Desa Sidorejo, Kecamatan Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogykarta, Sabtu (16/11/2019). Dia mengungkapkan kesan terhadap sosok mendiang Djaduk Ferianto di Panggung Gendeng. 

"Saya banyak kenangan dengan Djaduk, orangnya ramah, sopan, dan substantif, dialognya kocak tetapi isinya dalam," ujar Mahfud MD di lokasi acara.

Mahfud MD juga mendapat cerita, sebelum Djaduk meninggal, seniman asal Yogyakarta itu membahas rencana kedatangan dirinya dalam rapat Ngayogjazz 2019. Saat wafat, Djaduk juga tidak merepotkan orang lain.

 

Tidak Merepotkan

Mahfud MD
Mahfud MD saat pembukaan Ngayogjazz 2019 (Switzy Sabandar)

Mahfud MD melanjutkan, kondisi meninggal dunia dengan tidak merepotkan orang lain itu tidak mudah. 

"Dalam pandangan agama, ini tergantung dari amalnya, dan Djaduk suka menyenangkan banyak orang," ucapnya.

 

Apresiasi

Mahfud MD
Mahfud MD saat pembukaan Ngayogjazz 2019 (Switzy Sabandar)

Ia mengapresiasi karya-karya Djaduk. Melalui lagu-lagunya yang sarat nilai dan pesan, Djaduk akan tetap dikenang dan hidup bagi semua orang. 

Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X, menuturkan, pergelaran musik seperti Ngayogjazz menjadi upaya promosi pariwisata.

"Tidak penting masyarakat tahu apa itu musik jazz, yang terpenting perjumpaan dan berbagi kebahagiaan," ujarnya saat membacakan sambutan Gubernur DIY.

 

Ngayogjazz

Ia mengapresiasi keberadaan musik jazz yang menyentuh masyarakat desa, sebab desa merupakan gambaran entitas masyarakat yang paling jazzy dan multikultur. Ngayogjazz membuat musik jazz bukan hanya musik kelas atas melainkan seluruh lapisan masyarakat. (Switzy Sabandar)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya