Liputan6.com, Jakarta Pemakaman seniman Djaduk Ferianto dilaksanakan di Padepokan Bagong Kussudiardja Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta, pada Rabu (13/11/2019) kemarin.
Sejumlah musisi menghadiri pemakaman Djaduk Ferianto. Kepada Showbiz Liputan6.com mereka berbagi kesan seputar kolabarasi dengan Djaduk Ferianto di sejumlah festival musik.
Advertisement
Baca Juga
Gitaris Gigi, Dewa Budjana, mengakui meski telah lama tidak sepanggung, ia masih sering bersinggungan dengan Djaduk Ferianto di beberapa acara. Baginya, Djaduk Ferianto sosok luar biasa.
Djaduk Ferianto mampu memberi nuansa lain, mengisi gap di antara para musisi dengan baik, dan menyumbang energi lewat setiap karyanya.
Ide Djaduk Luar Biasa
"Saya sudah lama tak sepanggung. Kira-kira tahun 2016 terakhir, namun sering bertemu, dan luar biasa sekali energinya. Tahun 2016 itu, spontan saja (kami) berkolaborasi di Jazz Gunung. Namun (performa kami) jadi luar biasa karena nuansa yang beda, ide-ide Mas Djaduk positif luar biasa," Budjana menyanjung.
"Di acara Ngayogjazz contohnya, luar biasa mendengar musik jaz di pedesaan. Beliau bisa merangkul semuanya dan pasti enak berdialog,"Â Budjana menyambung.
Advertisement
Merangkul Semua Kalangan
Sementara itu, penyanyi Syaharani yang menghadiri pemakaman mengacungi jempol untuk sejumlah acara yang diprakarsai Djaduk.
"Fusion banget, benar-benar bisa merangkul semua kalangan. Saya sering tampil di Ngayogjazz, meski tahun ini tidak, karena jadwalnya berbareng dengan acara lain. Seharusnya Ngayogjazz tetap dilaksanakan tiap tahun karena sangat positif,"Â tutur pelantun "Kemarin" dan "O La La."
Banyak Seniman Yang Dibantu
Seniman lain yang larut dalam duka saat pemakaman, Marzuki Kill the DJ. Penyanyi rap berbahasa Jawa ini tak mungkin melupakan dukungan Djaduk Ferianto di awal awal kariernya.
"Kami tak punya uang dan miskin saat itu. Tapi Mas Djaduk meminjamkan studionya pada kami untuk berkarya, hingga kami akhirnya bisa seperti ini," Marzuki mengingat.
"Banyak orang yang dia tolong. Banyak seniman yang dia bantu. Mas Djaduk orang baik," tutur Marzuki tanpa mampu menyembunyikan isak tangis.
Advertisement
Sang Anak Menghadap Pusara
Pemakaman berlangsung tertib. Djaduk Ferianto dimakamkan berdampingan dengan orang tuanya di permakaman keluarga.
Meski bersedih, keluarga Djaduk Ferianto tampak tegar dan legawa. Djaduk Ferianto berpulang meninggalkan istri, Bernadette Ratna Ika Sari atau yang biasa disapa Petra beserta 5 anak.
Salah satunya, Gusti Arirang, yang mengikuti jejak sang ayah terjun ke dunia seni. Gusti Arirang, diketahui menjadi pemain bas grup musik Tashoora. Siang itu, Gusti Arirang mengenakan kemeja putih. Ia menunduk menghadap pusara ayahnya.
Selamat jalan Mas Djaduk.
(Wisnu Wardhana)