Liputan6.com, Jakarta Ria Irawan meninggal dunia pada Senin (6/1/2020) saat subuh. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh sang suami, Mayky Wongkar ketika dihubungi awak media. Kepergian Ria Irawan kehilangan besar bagi keluarga maupun industri film Indonesia.
Seperti diketahui, Ria Irawan telah membintangi lebih dari 50 film. Film pertama Ria Irawan Fajar Menyingsing yang diproduksi tahun 1975. Sementara film terakhir Ria Irawan, Kuambil Lagi Hatiku, rilis tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Dalam film itu ia beradu akting dengan Cut Mini dan Lala Karmela. Mengenang kepergian sang aktris, Showbiz Liputan6.com memilih 6 film terbaik Ria Irawan. Simaklah.
1. Kembang Kertas (1984)
Prabowo (Zainal Abidin) dibui karena menjalankan bisnis berbahaya. Keluarganya jatuh miskin. Kondisi ini membuat kejiwaan dua putrinya, Ani (Ria Irawan) dan Rini (Dewi Yull) terguncang. Prabowo dibebaskan Wahyuni (Lenny Marlina) janda sekaligus rekan bisnis yang mencintainya.
Adegan tak terlupakan film ini saat Ani dan Rini melabrak Wahyuni sementara Prabowo tampak tak berdaya. Dramatis, emosional, dan penuh air mata. Ria dinominasikan untuk Pemeran Pendukung Wanita Terbaik FFI 1985 lewat film ini.
Advertisement
2. Bila Saatnya Tiba (1985)
Ini salah satu film tentang perjuangan melawan penyakit terbaik yang pernah dibuat sineas Indonesia. Poros film ini, adalah Mira (Christine Hakim) yang dioperasi karena tumor ganas. Suaminya, Yohanes, meninggal. Mira yang tak mau dikasihani berjuang membesarkan anak di tengah tumor yang mengganas. Ajal mengintai.
Pertautan emosi Christine dan Ria Irawan diganjar nominasi Piala Citra. Saat itulah, mata publik terbuka pada bakat besar Ria Irawan.
3. Selamat Tinggal Jeanette (1987)
Bila Saatnya Tiba bagaikan pemanasan bagi Ria Irawan sebelum ke gerakan inti di Selamat Tinggal Jeanette. Film ini mengisahkan Suryono (Mathias Muchus) priayi Solo yang menikahi perempuan Prancis, Jeanette (Meriam Bellina). Menikah tanpa restu, rumah tangga keduanya ambyar. Jeanette pulang ke Prancis.
Suryono yang tak kuat dilindas sepi menodai pembantunya, Trimah (Ria Irawan). Film ini menampilkan parade akting nomor wahid, khususnya performa Mathias Muchus, Ria Irawan, dan Nani Wijaya yang jadi ibunda Suryono. Adegan Trimah tak kuasa diperdaya majikan bikin dada penonton sesak. Ria diganjar Piala Citra.
Advertisement
4. Biola Tak Berdawai (2002)
Film puitis tentang Renjani (Ria Irawan) yang pindah dari Jakarta ke Yogyakarta untuk merawat anak-anak tunadaksa. Salah satu anak tunadaksa itu, Dewa (Dicky Lebrianto) jadi kesayangan Renjani. Ia terkejut melihat ekspresi Dewa terhadap seni. Renjani lantas membawanya ke resital biola. Di sana, Renjani mengenal Bhisma (Nicholas Saputra).
Meleset dari perhatian juri FFI 2004, akting Ria Irawan diganjar Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Asia Pasifik.
5. Berbagi Suami (2006)
Menampilkan tiga cerita poligami dari tiga keluarga. Segmen Pak Lik (Lukman Sardi) dengan dua istri, yakni Sri (Ria Irawan) dan Dwi (Rieke Dyah Pitaloka) adalah yang paling seru. Pak Lik berencana menjadikan Siti (Shanty) istri ketiga.
Akting Ria Irawan dan Shanty memimpin segmen ini. Gagal mendapat Piala Citra karena kalah dari Kinaryosih dalam Mendadak Dangdut. Ria justru menang di MTV Indonesia Movie Awards untuk Pemeran Pendukung Wanita Terfavorit.
Advertisement
6. Bulan Di Atas Kuburan (2015)
Ulang buat dari film berjudul sama karya Asrul Sani, Bulan Di Atas Kuburan versi kekinian diperkuat sejumlah bintang ternama seperti Atiqah Hasiholan, Rio Dewanto, Tyo Pakusadewo, dan Ria Irawan.
Flop dipasar, Bulan Di Atas Kuburan mendapat 3 nominasi untuk Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (Dirmawan Hatta), Penata Musik Terbaik (Vicky Sianipar), dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik (Ria Irawan). Dalam film ini, Ria memerankan Minar istri Sabar (Tyo). Sayang, Ria dikalahkan Christine Hakim lewat Pendekar Tongkat Emas.