Soal Kesehatan Mental, Larissa Chou Siap Tindak Tegas Tukang Fitnah dan Penebar Komentar Negatif

Liputan6.com, Jakarta Konflik rumah tangga Larissa Chou dan Alvin Faiz melebar ke mana-mana. Dari masalah privat menjadi konsumsi publik. Makin panas setelah ia menyebut sang suami penghancur mental.

Selain itu, aksi gugat cerai yang berujung pada paparan tujuh kesalahan putra almarhum ustaz Arifin Ilham itu menuai pro kontra. Larissa Chou kebanjiran dukungan namun tak sedikit nyinyir yang mampir.

Seorang warganet lantas mengingatkan Larissa Chou pentingnya menjaga kesehatan mental mengingat perempuan mualaf itu akan jadi orangtua tunggal bagi Muhammad Yusuf Alvin Ramadhan.

“Hi Rissa, you can turn off your comment section if you need, the situation is not condusive yet for your mental. I know you are tired reading hate comment, false information, and fitnah,” cuit @Ivn.Ins.

“I hope you are always happy without any judgements from others. Stop giving them space to comment your life (gua harap lo selalu bahagia tanpa penghakiman orang lain. Setop memberi mereka ruang untuk mengomentari hidupmu),” katanya. 

Komentar ini direspons Larissa Chou. Ia lantas membeberkan lima jenis warganet yang belakangan kerap muncul sejak gugatan cerainya jadi santapan publik.

Larissa Chou menulis, “1. Fitnah. 2. Orang sok kenal dekat. 3. Orang yang merasa tahu. 4. Komentar negatif. 5. Dan menghakimi. Sudah menjadi bagian dari sebuah kehebohan."

“Jadi aku selalu menganggap ini semua akan berlalu kok nanti. Tapi jika sudah sangat merugikan aku dan juga keterlaluan menurut aku, bisa mengambil tindakan tegas untuk orang atau akun tersebut,” imbuhnya.

Kabar terbaru menyebut, Larissa Chou sakit. Sementara isu di luar sana makin liar, dari terbentuknya Duda Muda Squad hingga unggahan jadul Alvin Faiz soal bungkus kondom berisi cincin kawin. 

Larissa Chou sendiri terakhir mengunggah di Instagram Stories, tangkapan layar status teks di akun Twitternya soal kesempatan kedua dalam hidup serta upaya jadi manusia yang lebih baik.

“Everyday is a second chance to try again to change and to be a better you (Setiap hari adalah kesempatan kedua mencoba lagi untuk berubah menjadi diri sendiri versi lebih baik),” ocehnya.