Liputan6.com, Jakarta Dua desainer lokal Tanah Air, Rinda Salmun dan Purana Indonesia yang didirikan Nonita Respati, diajak berkolaborasi dengan Donna Priadi untuk melahirkan koleksi upcycled di bawah payung Kind Denim.
Pendiri Kind Denim, Donna Priadi, menjelaskan kolaborasi ini dilatarbelakangi proses produksi bahan jin berbahan katun organik yang rawan rusak saat memasuki proses pencucian atau washing.
Kerusakan yang dimaksud yakni lubang atau cacat kain misalnya, di bagian pinggang atau tangan. Mengingat, bahan katun organik lebih rentan. Jika berlubang atau cacat, produk tak mungkin dijual kepada konsumen.
Advertisement
Baca Juga
Di sisi lain, Donna Priadi tak ingin produk reject ini jadi sampah begitu saja. Ia berdiskusi dengan Melinda Babyanna dari TBF Consultant. Hasil diskusi mengerucut pada ide kreatif yakni mengajak desainer lokal berkolaborasi.
Alasan Pertama
Berbincang dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta Selatan, baru-baru ini, Donna Priadi menyebut ada tiga alasan akhirnya meminang Rinda Salmun dan Purana. Pertama, mereka desainer lokal.
“Kami cari desainer lokal yang sejalan sama kami. Kedua, desainnya kami sukai. Kasual, semua orang bisa pakai. Semua umur bisa pakai. Timeless enggak seasonal,” kata Donna Priadi.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Cocok Dengan Keduanya
“Desainnya Rinda Salmun kebetulan habis Jakarta Fashion Week kayak cocok dengan karakter Kind Denim. Purana lebih lagi, dia ethnical. Jadi cocok dengan keduanya. Setelah mengobrol dengan desainernya, apalagi. Mereka benar-benar menyambut baik,” ia menyambung.
Kolaborasi ini menghasilkan lima look edisi terbatas yang diperkenalkan kepada publik di D’ Gallery Jakarta dan disambut hangat pencinta mode maupun jin. Donna Priadi mengaku puas seraya menyatakan bukan tidak mungkin kolaborasi ini berlanjut di masa mendatang.
5 Look
“Total lima look, dari segi atasan ada empat, bawahan satu. Dari Rinda Salmun ada tiga atasan. Dari Purana ada satu atasan dan satu bawahan yang bisa dilihat sendiri menurut saya ini masterpiece. Enggak ada di tempat-tempat lain,” ujar Donna Priadi, semringah.
Sementara itu, Melinda Babyanna, menyebut jin adalah bahan yang bisa diterima banyak orang melintasi jenis kelamin, gap usia, hingga generasi. Jin bersifat fleksibel lantaran bisa dipadupadankan dengan jenis pakaian apapun.
“Menurut saya, jin itu asyik-asyik saja. Dia bisa dicampur dengan bahan apa saja. Dia enggak kaku. Orang pakai jin, atasannya kaus pun oke. Pakai kemeja oke. Orangtua bisa pakai, anak muda juga bisa,” ia mengulas.
Advertisement