Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kemarau panjang dan kekurangan air bersih, warga Kampung Kagungan, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, kini bisa merasakan secercah harapan.
Setelah bertahun-tahun hidup dengan distribusi air yang tidak menentu, mereka kini dapat menikmati aliran air bersih dari sumur artesis yang baru dibangun. Sumur ini telah mengubah kehidupan mereka, memberikan akses air bersih yang lebih stabil dan dapat diandalkan.
Baca Juga
Sumur artesis yang dibangun di Kampung Kagungan bukanlah sumur biasa. Dengan kedalaman mencapai 100 meter, sumur ini menembus lapisan batu keras hingga mencapai akuifer, tempat air bawah tanah terkumpul dengan tekanan tinggi.
Advertisement
Berbeda dengan sumur biasa yang sering mengering saat musim kemarau, sumur artesis dapat mengalirkan air secara alami tanpa pompa. Teknologi ini sangat penting di daerah dengan kondisi geologis yang sulit, seperti Kampung Kagungan yang memiliki banyak perbukitan dan batuan keras.
“Selama ini kami hanya mendapat giliran air dua hari sekali. Kalau telat, ya harus menunggu besok lusa,” ujar Rosmiati (48), warga setempat.
Ia mengaku kadang harus menampung air hujan atau mengambil air sejauh beberapa kilometer saat distribusi air tak kunjung datang. Bahkan untuk kebutuhan mendasar seperti mandi dan bersuci, warga kerap harus berbagi air dengan tetangga.
Kondisi ini berubah pada Agustus 2024 lalu. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-54, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menghadirkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan membangun sumur artesis di wilayah tersebut.
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Kodim 0623 Cilegon melalui program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD).
Air bersih adalah kebutuhan paling mendasar. Melalui kolaborasi ini, dan manajemen Krakatau Steel berharap dapat menghadirkan solusi nyata dan berkelanjutan untuk masyarakat.
Tantangan Geologis
Kampung Kagungan memiliki topografi yang menantang, perbukitan, lapisan batu keras, serta letak perumahan warga yang terpencar. Pengeboran biasa sering kali gagal karena air tanah tidak cukup atau bor tidak mampu menembus batuan keras.
Menurut keterangan dari tim teknis TMMD, pengeboran sumur artesis di lokasi ini membutuhkan waktu hampir dua minggu, melibatkan alat berat, dan pengujian sumber air secara menyeluruh.
“Biaya pengeboran sumur seperti ini bisa mencapai ratusan juta rupiah jika dilakukan sendiri. Karenanya, bantuan dari Krakatau Steel sangat berarti bagi kami,” ungkap Ketua RW setempat, Ahmad Subkhi.
Air dari sumur artesis kini telah dialirkan melalui jaringan pipa ke beberapa titik penampungan umum. Warga bisa mengambil air setiap saat, dan bahkan telah mulai membuat sistem distribusi ke rumah-rumah dengan dana swadaya.
Advertisement
TJSL dan Komitmen Berkelanjutan
Bagi Krakatau Steel, program ini merupakan wujud dari komitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), terutama poin ke-6, akses air bersih dan sanitasi untuk semua.
Tak hanya di Cilegon, perusahaan baja milik negara ini juga merancang inisiatif serupa untuk kawasan industri di wilayah lain yang mengalami kelangkaan air.
Program sumur artesis ini juga menjadi bukti bahwa sinergi antar-BUMN dan institusi negara seperti TNI dapat menciptakan dampak sosial yang signifikan. Kolaborasi tersebut memudahkan akses logistik, perizinan, dan kepercayaan masyarakat.
Upaya perusahaan ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk tokoh nasional Irma Natalia Hutabarat, yang dikenal sebagai seorang jurnalis, presenter, dan aktivis sosial Indonesia.
“Langkah Krakatau Steel ini bukan hanya soal tanggung jawab sosial, tetapi soal kepekaan terhadap realitas rakyat. Air bersih adalah fondasi peradaban. Dengan membantu masyarakat yang selama ini termarjinalkan oleh infrastruktur, Krakatau Steel telah menunjukkan bahwa industri dan kemanusiaan bisa berjalan beriringan,” ujar Irma.
Ia menambahkan, pendekatan seperti ini patut ditiru oleh perusahaan-perusahaan besar lainnya. “TJSL itu bukan hanya soal laporan tahunan dan angka, tapi soal menyentuh kehidupan dan menciptakan perubahan nyata,” tegasnya.
Menurutnya, sumur artesis adalah sumber air bersih yang diambil dari lapisan akuifer di dalam tanah. Meski sangat membantu masyarakat di daerah kekeringan, pengambilan air dari akuifer perlu dilakukan secara bijak agar tidak merusak keseimbangan lingkungan.
Karena itu, ia tahu, Krakatau Steel berkomitmen membangun buffer zone di sekitar sumur artesis yang mereka bantu, dengan menanam pohon besar dan tanaman vetiver. Langkah ini penting untuk mencegah kontaminasi dari permukaan tanah dan menjaga kualitas air tanah.
Selain itu, perusahaan juga akan menyediakan fasilitas rain harvesting untuk membantu suplai ulang akuifer. Dengan cara ini, keberadaan sumur artesis bisa berkelanjutan dan tetap memberi manfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang.
