Profil Maharya, Band yang Bangkitkan Semangat Nasionalisme Lewat Musik

Band Maharya menciptakan lagu untuk membangkitkan rasa cinta para pemuda bangsa untuk Tanah Air Tercinta.

oleh Naia Trianisa Pangestu diperbarui 31 Okt 2024, 20:26 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2024, 08:00 WIB
Maharya
Maharya, Iram (gitar), Herman (drum), Angga (gitar/vokal), dan Ruddy (vokal). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Grup band Maharya menggunakan musik menjadi medium untuk membakar semangat para pemuda agar makin cinta dengan Tanah Air. Maharya diisi oleh seniman-seniman musik dari tahun 1990-an yang karyanya masih populer hingga saat ini. 

Maharya yang diprakarsai Satria Angga ini, berkolaborasi dengan gitaris Iram Ucamp dan Ruddy Karamoy dari grup musik hard rock Indonesia yang sudah ada sejak tahun 1986, U'Camp. Selain Iram dan Ruddy, tidak ketinggalan mantan drummer dari band Jamrud yang hits lewat lagu “Pelangi di Matamu”, Herman Husin. 

Maharya sendiri memiliki misi yang besar untuk mengajarkan sejarah, sejatinya kepada masyarakat di Indonesia dengan musik. Musik-musik ini diciptakan oleh Maharya sangat dekat dengan tokoh-tokoh ataupun peristiwa besar yang pernah ada di Indonesia. 

Tentunya bukan hanya itu, mereka pun memiliki rencana untuk menggelar acara di Bandung serta mengundang berbagai komunitas-komunitas hingga UMKM dengan karya mereka yang dapat mengharumkan nama bangsa. Yuk kita simak profil serta serba-serbi dari band satu ini.

Awal Terbentuk

Maharya perkenalkan single Jas Merah di Hari Pahlawan
Maharya perkenalkan single Jas Merah di Hari Pahlawan

Awal terbentuknya band ini dimulai dari tahun 2018 dengan rilisnya lagu “Matahari Terbit” karya W.R Supratman serta “Jas Merah”. Lagu-lagu tersebut dipilih mereka dengan latar belakang tersendiri yang intinya membuat generasi muda tidak lupa dengan sejarah yang ada.

Lagu “Matahari Terbit” sendiri mereka luncurkan kembali setelah 83 tahun lamanya karya sang maestro musik Indonesia ini meninggal dunia. Maharya ingin membangunkan jiwa-jiwa bangsa yang melupakan atau bahkan salah persepsi mengenai tokoh W.R Supratman. 

Selain itu, lagu “Jas Merah” mereka buat dalam rangka memperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia dengan tujuan membangkitkan semangat jiwa nasionalisme melalui karya musik ini.

Lagu tersebut muncul bersama dengan jargon andalan mereka, "jangan melupakan sejarah," agar selalu ingat bagaimana perjuangan para pahlawan bangsa meraih kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Mini Album 

Band Maharya
Band Maharya: Satria Angga, Herman Husin, dan Ruddy Karamoy, minus gitaris Iram di kantor Liputan6.com, Gedung KLY, Rabu (30/10/2024). (Foto: Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain kedua lagu tersebut, masih ada lagi karya yang mereka ciptakan untuk membakar semangat nasionalisme para pemuda di Indonesia. Mereka berencana akan menyatukan karya-karya tersebut ke dalam mini album mereka yang akan rilis pada 10 November 2024.

Dalam mini album tersebut, Maharya akan membawakan lagi lagu “Matahari Terbit”, “Jas Merah”, “Sang Proklamator”, “Indonesia Raja” dan lainnya.

Bukan hanya itu, mereka akan menerbitkan 2 lagu baru bertajuk “Kreator” dan “Bima Ibu Pertiwi” yang akan menggambarkan kehidupan Indonesia masa sekarang.

Ambisi Musik

Maharya sendiri lahir dari ambisi para musisi tersebut agar dapat merayakan peringatan 100 tahun Sumpah Pemuda, salah satu momen bersejarah yang terjadi dalam pembentukan Indonesia. Mereka merencanakan untuk menggelar acara bertajuk “Salam Rajut Bangsa” di Bandung Selatan pada tahun 2025 mendatang.

Dalam acara tersebut, tak hanya seniman musik yang diundang, tetapi juga berbagai komunitas dan UMKM di Indonesia akan dirangkul. Mereka berkomitmen untuk membangkitkan semangat cinta terhadap bangsa di hati para pendengar, bahkan saat kondisi Tanah Air yang masih jauh dari kata sempurna.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya