Fakta Album Is This What We Want, Protes Sunyi 1.000 Lebih Musisi Inggris soal Bayang-Bayang Ancaman AI

Album Is This What We Want menghadirkan 12 lagu berisi keheningan dalam studio dan gedung pertunjukan.

oleh Ratnaning Asih Diperbarui 27 Feb 2025, 12:30 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2025, 12:30 WIB
Album Is This What We Want. (Tangkapan layar Spotify)
Album Is This What We Want. (Tangkapan layar Spotify)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sebuah protes dengan cara unik baru-baru ini disampaikan oleh para musisi Inggris: dengan membuat album. Namun ini album yang berbeda dari yang biasa. Album bertajuk Is This What We Want ini memuat 12 track, yang tak menampilkan kesunyian. 

Dilansir  dari Rollingstones dan BBC,  Rabu (26/2/2025), ada lebih dari seribu artis Inggris yang ikut serta dalam album ini. Beberapa nama kondang yang masuk di antaranya adalah Imogen Heap, Yusuf Islam atau Cat Stevens, Tori Amos, Hans Zimmer, Kate Bush, Damon Albarn, Annie Lennox, Billy Ocean, Ed O'Brien dari Radiohead, Dan Smith dari Bastille, Jamiroquai dan masih banyak lagi.

Protes ini adalah respons terhadap rencana perubahan undang-undang hak cipta yang tengah digodok oleh pemerintah Inggris. Menurut para artis ini, UU ini nantinya akan mempermudah perusahaan AI untuk melatih model mereka dengan menggunakan karya berhak cipta tanpa lisensi.

BBC mencatat, pemerintah Inggris sedang menyaring masukan mengenai kemungkinan perusahaan AI untuk bisa menggunakan materi yang tersedia secara daring tanpa mempertimbangkan hak cipta, bila digunakan untuk pengumpulan teks atau "menambang" data. Sementara para seniman atau pencipta memiliki hak untuk memilih tidak ikut menyertakan karyanya dalam proses ini. 

Hanya saja, sejumlah pihak meragukan para seniman atau artis bisa menghubungi ribuan penyedia AI satu demi satu bila ingin melarang penggunaan karyanya--atau memonitor penggunaan hasil ciptaan mereka yang beredar di internet.

Konsultasi publik terhadap perubahan aturan ini, ditutup pada Selasa kemarin, hari yang sama dengan perilisan album tersebut

Suara Studio Kosong

Seperti diungkap di atas, album ini berisi 12 judul lagu yang tak berisi musik atau nyanyian apa pun. Judul lagu ini hanya terdiri dari satu kata. Bila dibaca ssesuai urutan, maka akan mengungkap pesan: "The British Government Must Not Legalise Music Theft to AI Companies (Pemerintah Inggris Tak Boleh Melegalkan Pencurian Musik oleh Perusahaan AI). 

Album ini sudah bisa diakses di platform streaming seperti Spotify. Seluruh keuntungan yang didapat dari album ini, akan disumbangkan ke badan amal Help Musicians.

Rollingstones mewartakan bahwa album ini berisi rekaman studio kosong maupun gedung pertunjukan yang kosong. Ini menjadi simbol bagi mereka mengenai situasi yang mungkin muncul pada masa mendatang. "Apakah dalam musik pada masa mendatang, suara kami tak akan terdengar?" kata  Kate Bush dalam pernyataannya. 

Diorganisir Komposer dan Pengembang AI

Dilansir dari Korea JoongAng Daily,  The Associated Press mewartakan bahwa album ini diorganisir oleh komposer sekaligus pengembang AI, Ed Newton-Rex

Ia menjelaskan bahwa seribu lebih artis yang bergabung dalam proyek ini ada yang sudah sangat kondang, maupun yang belum begitu dikenal. "Menurutku ini sangat penting karena masalah ini akan berdampak pada kita semua,” kata dia. 

Ia menambahkan, "Rencana pemerintah akan menyerahkan karya dalam hidup musisi di negara ini kepada perusahaan AI secara gratis, sehingga membuat perusahaan tersebut bisa mengeksploitasi karya musisi dan pada akhirnya membuat (musisi) sulit berkompetisi."

Ditolak Musisi Legendaris

Sebelumnya, sejumlah musisi legendaris sudah menyuarakan protes atas rencana perubahan undang-undang ini. Salah satunya pentolan The Beatles, Paul McCartney. 

"AI adalah hal yang sangat hebat, tapi itu seharusnya tak merampok para orang kreatif. Pastikan Anda melindungi para pemikir kreatif, seniman kreatif, bila tak mau kehilangan mereka. Sesederhana itu," kata dia pada Januari lalu dalam wawancara BBC, dilansir dari USA Today. 

Hal serupa juga diungkap Elton John.  “Roda sedang bergerak untuk memungkinkan perusahaan AI mengabaikan undang-undang hak cipta tradisional yang melindungi mata pencaharian seniman,” kata pelantun "Tiny Dancer" ini dalam wawancara dengan Sunday Times, dilansir dari NME.

Elton John melanjutkan, "Hal ini memungkinkan perusahaan teknologi besar global mendapat akses gratis dan gampang kepada karya seniman untuk melatih kecerdasan buatan mereka dan menciptakan musik. Hal ini akan semakin melemahkan dan mengancam pendapatan para seniman muda."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya