Liputan6.com, Jakarta Artis sekaligus anggota DPR RI, Surya Utama alias Uya Kuya mengkritisi fenomena dokter merangkap “jabatan” sebagai tenaga marketing obat-obatan. Ia juga menyoroti peran Ikatan Dokter Indonesia alias IDI dalam menjaga etika maupun profesionalisme dokter.
Sebuah video yang diunggah menampilkan Uya Kuya dengan raut serius mengkritisi fenomena dokter jadi tenaga pemasaran obat, malpraktek, hingga posisi IDI sebagai mitra strategis Pemerintah dalam mengawal kesehatan pasien maupun masyarakat.
Baca Juga
“Sejak tahun 2024, IDI tidak dianggap sebagai mitra strategis dari Pemerintah karena kalau yang saya lihat dari permintaan di sini bahwa ada kekecewaan bahwa tidak dianggap sebagai mitra strategis dari Pemerintah,” kata Uya Kuya.
Advertisement
Dalam video yang unggah di akun Instagram terverifikasi Uya Kuya dan Fraksi PAN DPR RI, ayah Cinta Kuya mempertanyakan peran IDI selama ini di dunia kedokteran Tanah Air.
Saya Pengin Tanya
Tak hanya itu, Uya Kuya mengingatkan kembali salah satu fungsi dasar IDI sebagai kontrol dalam menciptakan dokter-dokter profesional dalam menopang kesehatan masyarakat Tanah Air. Beberapa tahun terakhir, banyak sikap IDI yang layak disorot.
“Saya pengin tanya juga bagaimana sikap IDI tentang dokter-dokter yang juga sekarang jadi marketing obat-obatan karena yang saya dengar juga ada dokter-dokter yang bisa mau berangkat ke luar negeri nanti tinggal telepon pabrik obat difasilitasi,” ujarnya.
Advertisement
Seperti Kemarin
“Seperti kemarin juga ada saudara saya tepatnya ke dokter gigi obatnya 6. Ibunya teman saya, obatnya 11. Berobat ke Malaysia semua obat dicoret tinggal tiga,” Uya Kuya menyambung.
Karenanya, pesohor dengan 2 jutaan pengikut di Instagram ini mengimbau IDI harus menjaga wibawa dan menjalankan fungsi dengan maksimal agar bisa menjadi mitra strategis Pemerintah.
Setahun Terakhir
Uya Kuya mengaku dalam setahun terakhir kerap mendapat aduan dari sejumlah pasien yang mengaku jadi korban malpraktek. Saat mengadu ke pihak IDI, responsnya konon kurang sesuai harapan.
“Saya setahun terakhir ini mendapatkan aduan dari berbagai macam pasien yang mengaku menjadi korban malpraktek. Tapi saat mengadu ke FK atau IDI sama sekali tidak ada apa-apa tindakan apapun dari IDI untuk dokter-dokternya,” ungkap Uya Kuya.
Ia percaya, baik Pemerintah maupun IDI bisa memaksimalkan kinerja agar menjadi mitra strategis. Ini penting untuk melayani kesehatan masyarakat Indonesia di masa kini maupun masa mendatang.
Advertisement
