Aktor senior Mark Sungkar menyayangkan adanya konflik film Soekarno: Indonesia Merdeka. Mark menyarankan, pihak yang menolak film Soekarno untuk terlebih dahulu menonton film garapan sutradara Hanung Bramantyo tersebut.
Seperti diketahui, film Soekarno ditentang oleh salah seorang putri Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri. Rachmawati menolak film yang diproduseri Multivision Plus (MVP) Picture itu karena dianggapnya telah melecehkan Soekarno. Rachmawati menolak adegan Soekarno dipukul oleh tentara Jepang. Selain itu, Rachma juga menolak Ario Bayu memerankan tokoh Soekarno karena dianggapnya tak nasionalis.
"Rachmawati jangan emosional, sebaiknya dia menonton dahulu baru kemudian mengajukan tuntutan," kata Mark Sungkar saat dihubungi di Jakarta, Jumat (13/12/2013) malam.
"Saya juga merasa kalau Rachmawati tidak siap dengan fakta sejarah tentang bapaknya yang jadi tokoh setengah dewa bagi masyarakat kita," sambung Mark.
Seperti diketahui, karena tak sejalan dengan MVP Pictures, Rachmawati memutuskan mundur dari proyek yang dikerjakannya bersama Multivison Plus, lalu mengajukan gugatan ke pengadilan.
Menurut pria kelahiran Surakarta 65 tahun lalu ini, tuntutan wakil keluarga sang proklamator itu, juga tidak tepat dan mesti diperbaiki. "Karena film karya Hanung tersebut, tidak sama dengan judul yang peredarannya ingin dihentikan," kata Mark.
Orang tua pesinetron Shireen dan Zaskia Sungkar ini menilai, sepanjang fakta-fakta sejarah dalam film itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka itu sah-sah saja. "Yang penting isinya tidak mengada-ada atau bercerita yang berlebihan terhadap satu tokoh," ujar pria Mark, yang sempat membintangi film Si Pitung. (fei)
Seperti diketahui, film Soekarno ditentang oleh salah seorang putri Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri. Rachmawati menolak film yang diproduseri Multivision Plus (MVP) Picture itu karena dianggapnya telah melecehkan Soekarno. Rachmawati menolak adegan Soekarno dipukul oleh tentara Jepang. Selain itu, Rachma juga menolak Ario Bayu memerankan tokoh Soekarno karena dianggapnya tak nasionalis.
"Rachmawati jangan emosional, sebaiknya dia menonton dahulu baru kemudian mengajukan tuntutan," kata Mark Sungkar saat dihubungi di Jakarta, Jumat (13/12/2013) malam.
"Saya juga merasa kalau Rachmawati tidak siap dengan fakta sejarah tentang bapaknya yang jadi tokoh setengah dewa bagi masyarakat kita," sambung Mark.
Seperti diketahui, karena tak sejalan dengan MVP Pictures, Rachmawati memutuskan mundur dari proyek yang dikerjakannya bersama Multivison Plus, lalu mengajukan gugatan ke pengadilan.
Menurut pria kelahiran Surakarta 65 tahun lalu ini, tuntutan wakil keluarga sang proklamator itu, juga tidak tepat dan mesti diperbaiki. "Karena film karya Hanung tersebut, tidak sama dengan judul yang peredarannya ingin dihentikan," kata Mark.
Orang tua pesinetron Shireen dan Zaskia Sungkar ini menilai, sepanjang fakta-fakta sejarah dalam film itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka itu sah-sah saja. "Yang penting isinya tidak mengada-ada atau bercerita yang berlebihan terhadap satu tokoh," ujar pria Mark, yang sempat membintangi film Si Pitung. (fei)