Tiga Tempat Makan di Surabaya yang Pas Untuk Sarapan

Tempat Makan di Surabaya, Jawa Timur yang tidak pernah sepi pengunjung.

oleh Liputan Enam diperbarui 18 Jul 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2019, 05:00 WIB
Rawon
Rawon, salah satu kuliner legendaris Jawa Timur yang resepnya terjaga sejak lama.

Liputan6.com, Surabaya - Surabaya, Jawa Timur terkenal akan kulinernya yang enak-enak. Berbagai masakan dengan variasi rasanya yang dapat menggugah selera setiap orang yang melihatnya. Seperti makanan rawon, rujak cingur, lontong balap, tahu campur kalasan, dan masih banyak lagi.

Semua makanan itu mempunyai penggemarnya sendiri-sendiri. Tentu rasanya tidak perlu diragukan lagi. Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, Liputan6.com merangkum tiga tempat makan di Surabaya yang pas untuk sarapan.

Depot Nasi Campur Pojok Tambak Bayan

Alamatnya di Jalan Pasar Besar Wetan No.7, Surabaya dan buka setiap hari dari pukul 05.00-15.30. Termasuk tempat makan yang tidak pernah sepi pengunjung. Menyediakan beragam menu masakan seperti rawon, sate, dan nasi campurnya yang terkenal karena rasanya yang sangat enak. Satu porsi nasi campurnya lumayan banyak dengan harga sekitar Rp 30.000. Dan pelayanannya cepat, serta tempatnya cukup bersih.

 Madame Chang

Terletak di Jalan Raya Darmo Permai I No.15, Surabaya dan buka mulai pukul 07.00-23.00. Restoran ini menyediakan berbagai menu makanan sehat sebagai hidangannya. Menu yang disajikan diantaranya salad ayam, potato crispy, dengan porsi yang cukup banyak. Harganya mulai dari Rp 22.000. Memiliki fasilitas parkiran dan ruangan restorannya yang cukup luas, tempatnya bersih, nyaman, pelayannya ramah dan makanannya cepat disajikan.

Arumanis Restaurant

Lokasinya di Bumi Surabaya City Resort, Jalan Jenderal Basuki Rakhmat No.106, Surabaya dan buka mulai pukul 06.00-22.00 WIB. Restoran yang menyediakan beragam masakan khas tradisional Indonesia, Chinese, Japanese, Western. Harganya mulai dari Rp 30.000. Konsep tempatnya terlihat mewah dengan ornamen-ornamen Jawa yang menghiasi seluruh ruangan. Resto ini juga menyediakan menu yang all you can eat.

Surabaya memang kaya akan kulinernya. Sempatkan waktu untuk datang ke tempat makan di atas jika sedang di Surabaya.

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Dari Rawon hingga Wajik, Makanan Zaman Kerajaan yang Eksis Sampai Sekarang

Sebelumnya, tak hanya memiliki keindahan alamnya yang memesona, Indonesia masa lalu memiliki banyak kerajaan. Mulai zaman kerajaan Hindu-Budha hingga kerajaan Islam.

Setiap kerajaan tentu memiliki makanan tersendiri. Makanan hal penting bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Seperti dilansir ullensentalu.com, Kamis, 18 Oktober 2018,  berikut sejumlah makanan yang pernah ada sejak zaman kerajaan, bahkan hingga saat ini.

Rawon

Hidangan olahan irisan daging ini bercirikan genangan kuah cokelat gelap menjurus hitam. Keberadaan rawon sudah disebutkan dalam kitab Bomakawya yang berasal dari zaman Kerajaan Kediri.

Dendeng

Makanan berupa daging yang dikeringkan dan dibumbui sehingga membentuk lembaran-lembaran tipis ini turut disebutkan dalam Prasasti Taji yang berangka tahun 901 Masehi dari era Kerajaan Medang.

Tape Ketan

Ramayana versi saduran Jawa yang diperkirakan berasal dari pertengahan abad IX atau awal abad X Masehi sudah menyebutkan tentang keberadaan tape ketan.

Agar-Agar

Smaradahana, kitab sastra bergenre kakawin dari zaman Kerajaan Kediri di abad XII Masehi mencatat keberadaan penganan yang diidentifikasi sebagai agar-agar.

Dawet

Minuman segar dan manis dari hasil perpaduan air gula merah, santan kelapa, dan butiran-butiran kenyal berbahan tepung beras yang dinamakan cendol ini rupanya telah ada zaman Kerajaan Kediri, sekitar abad XII Masehi. Hal ini tercatat dalam kitab Kresnayana yang berkisah tentang percintaan Krisna dan Rukmini.

Wajik

Jajanan manis berbahan dasar ketan yang dimasak bersama cairan gula merah sehingga berwarna kecokelatan ini telah tercatat keberadaannya dalam kitab Nawa Ruci yang berasal dari zaman Kerajaan Majapahit, sekitar abad XIV Masehi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya